Inisiatif Thrift Shop Berkelanjutan untuk Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Inisiatif Thrift Shop Berkelanjutan untuk Pengentasan Kemiskinan di Indonesia

Ekonomi | tangsel.inews.id | Selasa, 17 Desember 2024 - 23:20
share

JAKARTA, iNewsTangsel.id - Dalam upaya menjawab tantangan kemiskinan yang masih dialami oleh 25,9 juta rakyat Indonesia (BPS, Juni 2024), Yayasan Penabulu memperkenalkan Penabulu Shop, sebuah inisiatif thrift shop berkelanjutan pertama di Indonesia yang menggabungkan gaya hidup ramah lingkungan dengan misi sosial pengentasan kemiskinan.

Acara soft launching Penabulu Shop digelar di Mula by Galeri Jakarta, Cilandak Town Square (CITOS). Konsep ini mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam mendukung keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan ekonomi komunitas, terinspirasi dari kesuksesan lebih dari 600 Oxfam Shop di Inggris yang telah berhasil memberdayakan komunitas lokal serta mempromosikan keadilan sosial.

Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) RI, Budiman Sudjatmiko, yang hadir sebagai keynote speaker, menyatakan apresiasinya terhadap inovasi ini. “Peluncuran Penabulu Shop sebagai platform belanja barang bekas berkelanjutan yang berfokus pada dampak sosial sangat sejalan dengan program BP Taskin, yakni Berdata, Berdana, dan Berdaya, yang bertujuan menurunkan angka kemiskinan dari 9 menjadi 5 pada 2029,” ujarnya, Selasa (17/12/2024).

Penabulu Shop dapat diakses secara online dan offline, sehingga memudahkan masyarakat luas untuk berpartisipasi. Bagi yang memiliki barang layak pakai seperti pakaian, sepatu, perhiasan, atau elektronik namun tidak lagi digunakan, dapat mendonasikannya ke Penabulu Shop. Hasil penjualan akan disalurkan untuk program pengentasan kemiskinan berbasis isu strategis, seperti lingkungan, perubahan iklim, pemberdayaan desa, kesehatan masyarakat, transformasi digital, serta kemitraan pemerintah, swasta, dan masyarakat.

“Penabulu Shop memadukan gaya hidup berkelanjutan dengan misi sosial, menciptakan dampak bermakna bagi komunitas dan lingkungan,” ujar Esti Nuringdyah, Direktur Program Yayasan Penabulu.

 

Budi Santosa, Business Advisor Yayasan Penabulu, menambahkan, “Kami membuka pintu untuk kebaikan dan keberlanjutan, dengan mengubah barang-barang kesayangan yang tidak terpakai menjadi sesuatu yang bernilai. Setiap donasi barang dan pembelian akan menjadi langkah menuju masa depan lebih cerah bagi mereka yang membutuhkan.”

Penabulu Shop juga hadir menjawab tren fashion pre-loved yang semakin digemari oleh generasi muda, khususnya Gen Z. Menurut data McKinsey & Company (Agustus 2024), tren thrifting tumbuh pesat seiring dengan kesadaran Gen Z terhadap ekonomi sirkular. Survei Scottish Sun di Inggris menyebutkan bahwa 4 dari 10 Gen Z memproyeksikan 75 pembelian mereka berasal dari barang preloved dalam tiga tahun ke depan.

Acara ini turut didukung oleh tokoh-tokoh penggiat keberlanjutan seperti Suzy Hutomo, CEO The Body Shop, musisi Mytha Lestari, aktris Indah Permata Sari, dan penulis Fira Basuki.

Indah Permata Sari menyampaikan, “Thrifting bukan hanya solusi ekonomis, tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Penabulu Shop membuat saya semakin bersemangat karena mengetahui hasil penjualannya dipakai untuk kebaikan.”

Senada dengan itu, Mytha Lestari mengatakan, “Konsep ini adalah shopping and caring. Dengan membeli barang preloved, kita ikut membantu yang membutuhkan sambil mengurangi limbah. Mari menjadi bagian dari perubahan, baik sebagai donatur maupun pembeli.”

 

Jeane Niode, Digital & Social Media Advisor Penabulu Shop, menekankan pentingnya peran digital dan media sosial dalam mendukung misi ini. “Dengan 139 juta pengguna aktif YouTube, 119,9 juta Facebook, 109,9 juta TikTok, dan 89,15 juta Instagram, Penabulu Shop berpotensi menjangkau audiens luas dan menciptakan dampak signifikan.” 

Elvera N. Makki, Pengamat Tren Komunikasi Berkelanjutan, menjelaskan bahwa tren thrifting di negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis terus meningkat sejak 2018. “Thrift shop memungkinkan cerita barang-barang yang kita miliki untuk berlanjut, bukan berakhir di tempat pembuangan akhir yang membutuhkan ratusan tahun untuk terurai.”

Budi Santosa menutup acara dengan mengajak masyarakat mendukung inisiatif ini. “Dengan gaya hidup berkelanjutan, kita bersama menciptakan perubahan nyata demi pengentasan kemiskinan dan lingkungan yang lebih baik. Mari teruskan cerita keberlanjutan ini.”

Topik Menarik