Ketua LPS Sebut Tren Tabungan Masyarakat Diprediksi Sulit Naik Imbas Kenaikan PPN 12 Persen

Ketua LPS Sebut Tren Tabungan Masyarakat Diprediksi Sulit Naik Imbas Kenaikan PPN 12 Persen

Ekonomi | inews | Selasa, 17 Desember 2024 - 14:44
share

JAKARTA, iNews.id - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyebut bahwa tren tabungan masyarakat, khususnya di segmen simpanan di bawah Rp100 juta, berpotensi sulit mengalami peningkatan signifikan imbas kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.

Purbaya menuturkan, dampak negatif kebijakan pajak terhadap tabungan maupun Dana Pihak Ketiga (DPK) kemungkinan tidak akan terasa dalam jangka pendek. Selama dana pemerintah dibelanjakan dengan baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Seandainya ada pun, mungkin saya bilang tadi, jangka pendek dalam setahun mungkin bisa nggak kelihatan kalau uangnya dibelanjakan dengan baik dan kita berhasil membalik arah pertumbuhan ekonomi," ucap Purbaya saat ditemui di Kantor Pusat LPS, Jakarta, Selasa (17/12/2024).

Selain itu, terdapat kecurigaan akan terjadi penurunan daya beli imbas kebijakan kenaikan PPN menjadi 12 persen.

"Tapi saya enggak tahu, mungkin memang pemerintah lagi butuh uang untuk menambal anggarannya, mungkin juga bagus kalau uangnya langsung dipakai untuk program yang berguna untuk masyarakat juga, tuturnya.

Dia menjelaskan, ketika dana masyarakat masuk ke pemerintah, dibutuhkan waktu untuk kembali ke sistem ekonomi melalui pembelanjaan. Purbaya mencontohkan, jika dana tersebut baru dibelanjakan empat bulan kemudian, dampaknya terhadap ekonomi pun akan tertunda.

"Nah, let's say 4 bulan di pemerintah sebelum dibelanjakan, dampaknya kan terlambat 4 bulan atau lebih, kan? Ya itu paling nggak dalam jangka panjang akan mempengaruhi tren tabungan. Dalam keadaan sekarang tanpa itu pun sudah cenderung menurun saya pikir, kalau lihat dari survei LPS, jadi kelihatannya akan sulit untuk naik," katanya.

Meski begitu, Purbaya menekankan tren tabungan tidak akan langsung anjlok akibat kebijakan ini. Namun, dia mengakui bahwa potensi untuk mengalami peningkatan signifikan menjadi lebih sulit.

"Belum, enggak anjlok, tapi saya melihat sulit untuk naik kencang," ucapnya.

Sementara itu, terkait DPK perbankan, Purbaya mengungkapkan prediksi pertumbuhannya masih berada di angka 6 hingga 7 persen.

Hingga saat ini, LPS belum melihat dampak signifikan dari kebijakan pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi maupun DPK.

"DPK kita prediksi kita 6-7 persen, sampai sekarang belum kita ubah. Tapi tentunya kan itu akan adaptif tergantung perkembangan dari waktu ke waktu," ujar Purbaya.

Topik Menarik