Jumbo! Pendapatan Pertamina Nyaris Rp1.000 Triliun per Oktober 2024

Jumbo! Pendapatan Pertamina Nyaris Rp1.000 Triliun per Oktober 2024

Ekonomi | inews | Rabu, 4 Desember 2024 - 10:57
share

JAKARTA, iNews.id - PT Pertamina (Persero) mencatat pendapatan hingga Oktober tahun ini berada di angka 62,5 miliar dolar AS. Angka ini setara dengan Rp989,56 triliun atau nyaris Rp1.000 triliun per Oktober 2024.

Menurut Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro pihaknya menargetkan pendapatan 2024 bisa menyamai 2023 yang berada di level 75,8 miliar dolar AS atau setara Rp1.156 triliun.

Sedangkan, saat ini pihaknya sudah mengantongi laba bersih 2,66 miliar dolar AS atau Rp42,1 triliun (kurs Rp15.833 per dolar AS) hingga Oktober 2024. Angka ini setara 60,45 persen dari capaian laba bersih perusahaan sepanjang 2023, yakni 4,4 miliar dolar AS atau Rp67,12 triliun.

“Dalam tiga tahun terakhir kita masih membukukan posisi yang positif. Walaupun kita tahu bisnis hidrokarbon ini sangat dipengaruhi oleh volatility, baik itu geopolitik, supply demand, maupun ada disruption dari teknologi,” ujar Wiko dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI, ditulis Rabu (4/12/2024).

“Kami optimis di akhir tahun kita bisa menyamai revenue tahun lalu,” tutur dia.

Adapun posisi Laba Sebelum Bunga, Pajak, Penyusutan, dan Amortisasi atau Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) per Oktober 2024 di angka 9,35 miliar dolar AS atau Rp148 triliun.

Wiko mengaku, 2024 merupakan tahun tantangan bagi Pertamina karena perusahaan mengalami tekanan di bisnis midstream, khususnya kilang. Namun, untuk menjaga kinerja perusahaan, Pertamina berinvestasi sebesar 4,7 miliar dolar AS untuk kegiatan hulu.

“Dan ini dibuktikan dengan hal serupa terjadi juga di banyaknya kilang-kilang di dunia yang harus struggle untuk menjalankan operasionalnya,” kata dia.

“Terbesar diutamakan untuk kegiatan hulu yang menghasilkan produksi minyak. Nanti kami ceritakan di bawah bagaimana kita mengelola di hulu,” ucap Wiko.

Selain itu, Pertamina juga melakukan efisiensi sehingga menghasilkan optimalisasi biaya hingga 780 juta dolar AS atau setara Rp12,35 triliun.

“Kita terus melakukan efisiensi di mana di tahun 2024 ini hari ini kita sudah membukukan cost optimization sebesar 780 juta dolar AS, terdiri dari kegiatan cost saving, cost avoidance, dan revenue generators,” ujar Wiko.

Topik Menarik