Dari Kampus ke UMKM, Perjalanan Iman Setiono Mengisi Masa Pensiun
SEMARANG, iNewsJoglosemar.id – Memasuki usia pensiun bukan berarti berhenti berkarya. Iman Setiono, seorang dosen elektro berusia 69 tahun dari Universitas Diponegoro (Undip), membuktikannya dengan merintis usaha UMKM aneka makanan ringan. Di masa pensiunnya, Iman justru menemukan semangat baru untuk belajar dan berkembang.
Tinggal di Tlogosari, Kota Semarang, Iman pensiun pada 2019. Tak ingin hanya berpangku tangan, ia mengikuti berbagai pelatihan keterampilan hingga memutuskan memulai usaha pada 2022. “Pensiun adalah kesempatan untuk belajar hal baru. Saya ingin terus berkembang,” ujarnya.
Meski latar belakangnya di bidang teknik elektro yang berkutat pada listrik tegangan tinggi, Iman tidak ragu beralih ke dunia bisnis makanan. Keputusannya ini dipicu oleh keinginannya untuk tetap produktif.
Untuk memulai langkah barunya, Iman mengikuti pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Semarang. Ia mempelajari teknik pembuatan roti, kue, dan makanan lainnya. Namun, tantangan muncul ketika ia harus menghadapi masa simpan roti yang pendek.
“Roti itu cepat kedaluwarsa, hanya bertahan 2-3 hari. Kalau tidak terjual, risikonya cukup besar,” kata Iman saat ditemui di Rumah BUMN Semarang milik Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Tak ingin menyerah, bapak dua anak ini mencari solusi. Bersama istri dan anak-anaknya, ia mulai memproduksi makanan kering seperti keripik tempe, keripik kentang, dan kacang disko.
“Kacang disko ini inovasi kami. Kacang tanah dilapisi tepung, diberi bumbu, lalu digoreng. Masa simpannya bisa sampai 3-4 bulan,” jelasnya.
Kue Kering hingga Sambal Terasi
Iman juga menambah variasi produk seperti aneka kue kering, keripik ikan, dan sambal terasi. Setiap produk dirancang agar menarik bagi berbagai kalangan. “Kami ingin memastikan bahwa makanan kami tetap enak dan terjangkau,” tambahnya.
Selain fokus pada usahanya, Iman tidak berhenti belajar. Ia kerap mengikuti pelatihan di Rumah BUMN Semarang. Baginya, belajar adalah proses tanpa akhir. “Saya senang belajar dari siapa saja. Mentor pelatihan pasti punya keahlian khusus yang bisa kita pelajari,” ungkap pria bergelar doktor ini.
Tak hanya sibuk dengan bisnis, Iman masih aktif mengajar di Undip. Dengan status Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK), ia diperbolehkan mengajar hingga usia 75 tahun. “Saya beruntung masih bisa berbagi ilmu, meski sudah pensiun,” katanya.
Bagi Iman, belajar adalah bagian dari perjalanan hidupnya. Ia berharap kisahnya dapat menginspirasi orang lain untuk tetap aktif di usia pensiun. “Pensiun bukan akhir, melainkan awal untuk hal-hal baru. Selama ada kemauan, pasti ada jalan,” tutupnya.
Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati, mengungkapkan bahwa dukungan terhadap UMKM seperti usaha Iman adalah salah satu fokus utama mereka. Lebih dari 7.000 UMKM telah bergabung dan mendapat manfaat dari pelatihan hingga akses permodalan.
“Kami membantu UMKM dalam hal packaging, pemasaran, hingga pembiayaan. Produk-produk UMKM juga dipamerkan di showcase Rumah BUMN untuk memperluas eksposur,” ujar Tia.
Iman pun merasakan manfaatnya. “Melalui pelatihan di Rumah BUMN, saya belajar banyak hal, termasuk pemasaran produk. Ini sangat membantu dalam mengembangkan usaha saya,” tuturnya.
Inspirasi di Usia Senja
Pakar ekonomi dari Universitas Diponegoro, Esther Sri Astuti, menilai langkah Iman sebagai wujud adaptasi produktif di usia lanjut. Menurutnya, usaha UMKM bisa menjadi alternatif yang menarik bagi para pensiunan yang ingin tetap aktif secara ekonomi.
“Pensiunan yang memilih UMKM sebagai aktivitas baru menunjukkan pola pikir kreatif. Selain menjaga produktivitas, ini juga mendukung perekonomian lokal,” ujar Esther.
Esther juga menyarankan agar pelaku UMKM, termasuk pensiunan, memperkuat strategi pemasaran digital. “Saat ini pemasaran digital adalah kunci. Dengan memanfaatkan media sosial, pelaku UMKM dapat menjangkau pasar yang lebih luas,” jelasnya.
Selain itu, Esther menekankan pentingnya kolaborasi antara pelaku UMKM dan institusi seperti Rumah BUMN untuk mendukung pertumbuhan bisnis. “Sinergi ini dapat memberikan akses pada pelatihan, pembiayaan, hingga jaringan pemasaran,” tambahnya.