Emisi Karbon dari 1 Persen Orang Terkaya Tingkatkan Kelaparan hingga Kematian, Ini Penjelasannya
JAKARTA, iNews.id - Organisasi nirlaba asal London, Oxfam melaporkan emisi karbon tinggi yang berasal dari 1 persen orang terkaya di dunia memperburuk angka kelaparan, kemiskinan, dan kematian.
Pasalnya, kapal pesiar mewah, jet pribadi, investasi dalam industri yang mencemari lingkungan, dan konsumsi orang-orang super kaya ini juga membuat upaya pembatasan pemanasan global hingga 1,5 Celsius semakin sulit.
Melansir The Guardian, jika setiap orang di Bumi mengeluarkan gas yang menghangatkan planet dengan laju yang sama dengan rata-rata miliarder, maka anggaran karbon yang tersisa untuk menjaga suhu tetap berada dalam kisaran 1,5 Celsius akan habis dalam waktu kurang dari dua hari, menurut analisis Oxfam.
Sebelumnya, Oxfam menyerukan pemerintah untuk mengenakan pajak kepada orang-orang super kaya guna mengurangi konsumsi berlebihan, mengalihkan pendapatannya untuk transisi ke energi bersih, serta memberi kompensasi kepada mereka yang paling terdampak oleh pemanasan global.
Penelitian Oxfam menemukan bahwa 50 orang terkaya di dunia menghasilkan emisi karbon lebih banyak dalam waktu kurang dari tiga jam daripada rata-rata orang Inggris sepanjang hidup mereka.
Rata-rata dari mereka melakukan 184 penerbangan jet pribadi dalam waktu satu tahun dan menghabiskan 425 jam di udara. Ini menghasilkan karbon sebanyak yang dihasilkan rata-rata orang di dunia dalam 300 tahun.
Sementara, Kapal pesiar mewah mereka mengeluarkan karbon sebanyak yang dihasilkan rata-rata orang dalam 860 tahun.
Oxfam mencontohkan, dua jet pribadi milik pendiri Amazon Jeff Bezos menghabiskan hampir 25 hari di udara selama periode 12 bulan dan melepaskan karbon sebanyak yang dilepaskan oleh karyawan Amazon di AS dalam 207 tahun.
Dua jet pribadi Elon Musk, orang terkaya di dunia dan CEO Tesla, bersama-sama mengeluarkan CO2 sebanyak 834 tahun emisi yang dihasilkan oleh rata-rata orang.
Sementara itu, tiga kapal pesiar milik keluarga Walton, pewaris jaringan ritel Walmart, memiliki jejak karbon gabungan dalam satu tahun sebesar 18.000 ton. Angka ini sama dengan 1.714 pekerja toko Walmart.
Para peneliti Oxfam mengembangkan metodologi untuk menghitung emisi dari kapal pesiar yang mencakup data tentang ukuran kapal, spesifikasi mesin, jenis bahan bakar, jam di laut, dan generator untuk bak air panas serta AC untuk hanggar helikopter.
“Salah satu temuan utama bagi kami adalah bahwa superyacht sejauh ini merupakan mainan paling berpolusi yang dapat dimiliki seorang miliarder, kecuali mungkin roket,” ucap salah satu penulis laporan riset Oxfam, Alex Maitland dikutip, Rabu (30/10/2024).
Adapun yang jauh lebih merusak yakni emisi gas rumah kaca dari investasi orang-orang super kaya, di mana angkanya 340 kali lebih tinggi daripada CO2 yang dihasilkan kapal pesiar dan jet pribadi mereka.
Portofolio 50 miliarder dalam penelitian tersebut hampir dua kali lebih berpolusi daripada investasi di indeks saham utama AS. Hampir 40 persen kepemilikan saham mereka berada di industri yang menghasilkan emisi tinggi seperti minyak, pertambangan, pengiriman, dan semen.
Oxfam mengatakan investasi juga merupakan area yang memiliki potensi terbesar untuk perubahan positif. Pasalnya, tidak seperti kebanyakan orang miskin dan berpenghasilan menengah, miliarder memiliki pilihan tentang cara menggunakan uang mereka.
Jika mereka mengalihkan kepemilikan mereka ke dana intensitas karbon rendah, emisi investasi mereka akan 13 kali lebih rendah.
Laporan ini juga menyebut dalam tiga dekade terakhir emisi konsumsi kelompok super kaya telah menyebabkan produksi ekonomi global turun sebesar 2,9 triliun dolar AS dan kehilangan panen yang setara dengan kebutuhan kalori 14,5 juta orang per tahun.
Laporan terbaru menekankan perlunya mengatasi krisis iklim dan kesenjangan, di samping pajak karbon pada industri dengan emisi tinggi, pajak penghasilan yang lebih tinggi terhadap orang super kaya, dan pembatasan penggunaan jet pribadi dan kapal pesiar mewah.