Sejarah Sritex yang Kini Pailit, Berjualan Kain di Pasar Klewer hingga Pasok Seragam Pasukan NATO
JAKARTA, iNewsSemarang.id - Sejarah berdirinya PT Sri Rejeki Isman (Sritex) menarik diulas. Sritex kini telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang.
Salah satu perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara ini telah beberapa kali digugat karena dianggap tidak penuhi kewajiban pembayaran utang yang telah disepakati.
Perusahaan yang saat ini diurus Iwan Setiawan Lukminto, anak HM Lukminto yang merupakan salah satu orang terkaya di Kota Solo.
Putra tertua dari Lukminto ini pun diklaim memiliki kekayaan sekitar USD515 juta atau setara dengan Rp7,26 triliun.
HM Lukminto meninggal dunia pada 5 Februari 2014 di Singapura. Dirinya memulai usaha tekstilnya dari berjualan kain di Pasar Klewer pada 1966.
Namun, karena kegigihannya, dua tahun kemudian Lukminto membangun pabrik tekstil yang dikenal hingga sekarang, yakni Sritex.
Perusahaan satu ini pun sudah mempunyai nama di kancah internasional. Bahkan, pada 1984 Sritex mendapatkan mandat untuk mengerjakan seragam pasukan negara-negara di bawah NATO.
Pesta Properti Pakuwon City Anniversary Tawarkan Promo Spesial Mulai Free DP hingga Cicilan Ringan
Pada 2012, Sritex sendiri memperoleh laba sekitar Rp259 miliar. Tak heran, Lukminto masih menduduki orang terkaya di Solo meski telah meninggal dunia.
Di 2013, PT Sri Rejeki Isman Tbk secara resmi terdaftar sahamnya (dengan kode ticker dan SRIL) pada Bursa Efek Indonesia.
Daftar pengurus Sritex saat ini:
Direktur Utama Iwan Kurniawan Lukminto
Direktur Operasional Mira Christina Setiady
Direktur Keuangan Welly Salam
Direktur Independen Regina Lestari Busono
Direktur Umum Supartodi
Direktur Bisnis Benang Karunakaran Rama Moorthy
Direktur Bisnis Kain Sandeep Kr Gautam
Direktur Bisnis Garmen Teo Khek Thuan