Sopir Taksi Kritik Mobil Mewah yang Masih Nikmati BBM Subsidi, Minta Sadar Diri

Sopir Taksi Kritik Mobil Mewah yang Masih Nikmati BBM Subsidi, Minta Sadar Diri

Ekonomi | inews | Selasa, 1 Oktober 2024 - 14:11
share

JAKARTA, iNews.id - Pemerintah mencatat 95 persen atau lebih dari 15 juta kiloliter (KL) solar subsidi dinikmati oleh 60 persen masyarakat berpenghasilan atas. Sedangkan Pertalite dinikmati 80 persen atau lebih dari 19 juta KL digunakan oleh 60 persen kelompok berpenghasilan atas.

Angka itu terhitung sampai dengan 2022 lalu. Penyaluran BBM yang tidak tepat sasaran pun disorot pemerintah dengan merancang regulasi baru terkait pembatasan BBM bersubsidi. 

Pemerintah berharap kebijakan BBM subsidi tepat sasaran bisa menghemat anggaran negara hingga Rp45 triliun. Hal ini dikonfirmasi langsung Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan.

Menanggapi usulan tersebut, salah satu sopir taksi bernama Rusdi (50 tahun) mendukung rencana tersebut. Ia bahkan meminta para pengendara mobil mewah sadar diri.

Bagaimana tidak, bahan bakar jenis Pertalite dan Solar hanya diperuntukkan bagi kelompok masyarakat rentan dan bukan mereka yang mapan secara ekonomi alias orang kaya.

“Saran saya ya, mudah-mudahan pada sadar gitu (pengguna mobil mewah), seharusnya yang nggak bisa isi Pertalite sadar, harus ngisi ini kan, karena subsidi ini kan untuk mobil CC-nya kecil, mudah-mudahan lebih lancar,” ujar Rusdi saat berbincang dengan iNews.id di SPBU, Gandaria 2, Jakarta Selatan, Selasa (1/10/2024). 

Rusdi menilai, masih ada sejumlah mobil mewah masih antre untuk mendapatkan bahan bakar subsidi di SPBU milik PT Pertamina. Selain mengambil BBM yang bukan menjadi haknya, keberadaan pengguna mobil mewah membuat antrean menjadi lebih panjang. 

“Jadi, nggak macet lah, nggak kayak biasanya mobil mewah yang CC-nya gede kan masuk, jadi, aduh sangat antre banget,” tutur dia.

Untuk diketahui, Pertamina menunda memberlakukan pembatasan bahan bakar minyak bersubsidi di SPBU. Sebelumnya, rencananya pengetatan pembelian bahan bakar diterapkan di wilayah 1, yakni Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) pada Selasa hari ini.

Dengan batalnya pembatasan pembelian BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Solar, maka petugas SPBU masih melayani konsumen yang belum menggunakan QR Code dari Pertamina.

Topik Menarik