Hati-hati! Penurunan Muka Tanah di Jateng Ternyata Lebih Parah dari Jakarta

Hati-hati! Penurunan Muka Tanah di Jateng Ternyata Lebih Parah dari Jakarta

Berita Utama | inews | Selasa, 24 September 2024 - 06:00
share

JAKARTA, iNews.id - Direktur Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bob Arthur Lombogia mengatakan rencana pembangunan Giant Sea Wall Jakarta - Gresik, Jawa Timur cukup realistis. Hal itu dilihat dari kondisi penurunan muka tanah.

Sebab, menurut Bob kondisi penurunan muka tanah di wilayah pesisir utara Jawa Tengah lebih parah jika dibandingkan dengan kondisi penurunan muka tanah yang ada di Jakarta. Jika penurunan muka tanah di Jakarta 10 cm per tahun, maka di Jawa Tengah bisa 14 cm per tahun.

"Kalau ide untuk ke sana (bangun Giant Sea Wall Jakarta - Gresik), itu satu hal yang rasional juga, karena disana turun juga, jadi Jakarta dan Jawa Tengah itu turunnya parah (permukaan muka tanah)," ujarnya saat dihubungi iNews.id, Senin (23/9/2024). 

Kondisi ini menurutnya akan mengancam wilayah pesisir yang terdampak banjir rob. Sebab jika terus terjadi penurunan muka tanah, maka permukaan air laut akan lebih tinggi dibandingkan dengan daratan.

"Saya kira ada pertimbangan, salah satunya itu ada penurunan muka tanah juga di Jawa Tengah, bahkan di sana lebih tinggi (dari Jakarta), ada yang sampai 14 cm per tahun, itu di daerah Semarang dan Demak," tutur Bob.

Meski begitu, Bob mengaku belum ada komunikasi yang dibangun dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk mencanangkan pembangunan Giant Sea Wall Jakarta - Gresik tersebut. Namun akan cukup baik jika dibangun untuk menahan dan mengantisipasi banjir rob yang terjadi di pesisir jawa. 

"Kalau rencana Pembangunan Giant Sea Wall Jakarta - Gresik itu belum ada (pembahasan), belum sampai saya itu (wacana pembangunan)," kata Bob.

Selain untuk penahan banjir, Bob menjelaskan manfaat pembangunan Giant Sea Wall untuk penyediaan lahan baru yang digunakan yang lainnya. Misalnya, lahan di atas laut, bisa digunakan sebagai konstruksi jalan, kemudian juga bisa menjadi pulau reklamasi untuk dimanfaatkan berbagai macam kegiatan usaha.

"Selain penguasaan jalan, daerah yang di belakang tanggul kan bisa untuk land development, bisa dimanfaatkan lainnya, permukiman, industri, dan lainnya, itu sudah ada dalam desain biasanya," ucap Bob.

Topik Menarik