Anyaman Tikar Go International: Kisah Sukses Eva Harlia Dongkrak Ekonomi di Desa Pantai Cermin Kanan

Anyaman Tikar Go International: Kisah Sukses Eva Harlia Dongkrak Ekonomi di Desa Pantai Cermin Kanan

Ekonomi | medan.inews.id | Rabu, 11 September 2024 - 15:30
share

SERGAI, iNewsMedan.id - Desa Pantai Cermin Kanan di Kecamatan Pantai Cermin, Serdang Bedagai memiliki pengrajin anyaman pandan yang semakin berkembang. Eva Harlia, seorang pengrajin anyaman generasi ketiga berhasil mewarisakan budaya yang turun-temurun ini kini telah menjelma menjadi bisnis yang menjanjikan dan mampu menembus pasar internasional.

Bagi masyarakat Melayu di Pantai Cermin Kanan, menganyam pandan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini mulai memudar dan hanya dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat.

Eva menyadari pentingnya melestarikan warisan budaya ini. Ia pun bertekad untuk mengembangkan kerajinan anyaman pandan agar tetap relevan dengan zaman modern. 

Galeri Eva bernama Menday Galeri and Souvenir berada di Desa Pantai Cermin Kanan itu mempekerjakan kaum ibu-ibu untuk menganyam pandan menjadi sebuah karya yang mempunyai nilai jual. Bahkan, di ruangan yang berukuran lebih kurang 3 kali 3 itu, para pengrajin bekerja membuat anyaman pandan, mulai dari tikar, tas hingga dompet mereka produksi dengan sentuhan tangan yang memiliki nilai jual yang ekonomis.

Seiring dengan perkembangan zaman, warga Desa Pantai Cermin Kanan ini tidak hanya menganyam tikar secara tradisional, tetapi juga telah menciptakan produk anyaman lainnya seperti tas. Perluasan produk anyaman ini bertujuan untuk menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Pengrajin anyaman di desa ini memasarkan produk-produknya melalui bazar, pameran, dan media sosial seperti Instagram dan Facebook.


Pemilik Menday Galeri, Eva Harlia. (Foto: Jafar/iNewsMedan.id)

Eva, generasi ketiga dalam keluarganya yang menekuni anyaman pandan, menceritakan bahwa awalnya kerajinan ini hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Di mana, generasi pertama itu neneknya yang menganyam tikar masih hanya untuk kebutuhan sendiri, tapi generasi kedua yaitu ibunya menganyam itu sudah mulai komersil artinya, hasil anyaman itu sudah dijual keluar daerah.

"Dan generasi nenek sama ibu saya itu, menganyam hanya sebatas buat tikar dan berkembangnya itu hanya sajadah itu pun bentuk lembaran dan itu turun temurun dilakukan masyarakat ini," kata Eva di Desa Pantai Cermin Kanan, Jumat (6/9/2024).

Namun, berkat ketekunan dan kreativitasnya, Eva berhasil mengembangkan produk anyaman menjadi berbagai macam kerajinan yang lebih modern dan diminati pasar.

"Kami, generasi ketiga ini membuat produk turunan seperti tas dan yang lainnya agar produk-produk itu dibuat untuk menjangkau pasar yang lebih luas," ujarnya.

 

Selain itu, dengan adanya dukungan dari Astra dan pemerintah, pengrajin anyaman desa ini juga mengembangkan produk souvenir dan goodie bag dari anyaman daun pandan. Namun, mereka mengakui bahwa pemasaran secara digital marketing masih belum sepenuhnya optimal karena kurangnya tenaga ahli di bidang tersebut.

Kata Eva, meskipun sudah ada pasar yang mapan di Sumatera Utara, pengrajin anyaman desa ini juga telah berhasil mengekspor produk tikar dan sandal ke luar daerah seperti Jawa, Jakarta, dan Kalimantan. Mereka juga telah berhasil mengirim sandal ke Singapura dan tikar ke Yunani serta Amerika dengan bantuan pihak ketiga.

"Kalau sandal itu secara berkala sebelum covid itu kerjasama dengan buyer di Singapura untuk sandal hotel. Kalau tikar kemarin kita baru kirim ke Yunani dan setiap bulan 200 lembar, kalau Amerika kita pakai pihak ketiga dalam bentuk lembaran tikar juga," ujar Eva.

"Dulu, anyaman hanya sebatas tikar. Tapi sekarang, kita sudah bisa membuat tas, dompet, dan berbagai produk lainnya. Bahkan, produk kita sudah sampai ke luar negeri seperti Yunani dan Singapura," sambung Eva yang juga Lokal Champions di Galeri Menday Galeri And Souvenir.


Pengrajin anyaman menjemur pandan yang telah diberi warna di Menday Galeri. (Foto: Jafar/iNewsMedan.id)

Perjalanan Eva dalam mengembangkan usaha anyaman tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, terutama program Kampung Berseri Astra (KBA). Melalui program ini, Eva dan para pengrajin lainnya mendapatkan pelatihan, pendampingan, dan akses pasar yang lebih luas.

"Astra sangat membantu kami dalam hal pemasaran. Mereka sering mengajak kami mengikuti pameran dan memberikan pelatihan digital marketing," tambah Eva.

Meskipun telah meraih banyak prestasi, Eva mengakui bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam hal pemasaran digital.

"Generasi muda kurang tertarik dengan kerajinan anyaman. Padahal, ini adalah peluang bisnis yang menjanjikan," ujarnya.

Namun, Eva tetap optimis. Ia berharap dengan dukungan dari berbagai pihak, kerajinan anyaman pandan di Pantai Cermin Kanan dapat terus berkembang dan menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi masyarakat.

"Saya berharap agar produk-produk dari desa kami ini dapat dipromosikan oleh Astra, sehingga memperoleh perhatian lebih dari masyarakat," harap Eva.

 

Sementara itu, Head of Internal Communications Astra, Wisnu Wijaya mengungkapkan harapannya agar program-program yang dijalankan Astra di Desa Pantai Cermin Kanan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain.

"Kami berharap tulisan ini dapat mengangkat aspirasi masyarakat Desa Pantai Cermin Kanan dan solusi apa yang dapat diberikan oleh program-program Astra," ujar Whisnu.

Menurutnya, desa ini memiliki potensi yang sangat besar, terutama dalam bidang kerajinan anyaman pandan. "Dengan potensi yang ada, kami yakin program-program Astra dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi desa," tambah Wisnu.

Astra, melalui program Kampung Berseri Astra (KBA), telah banyak memberikan kontribusi bagi masyarakat Desa Pantai Cermin Kanan. Program-program yang dilaksanakan fokus pada pemberdayaan masyarakat, peningkatan kualitas hidup, dan pelestarian lingkungan.

"Kami ingin memastikan bahwa program-program kami benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kami selalu melibatkan masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan program," jelas Whisnu.


Pengrajin membuat anyaman tas dan tikar dari daun pandan di Menday Galeri. (Foto: Jafar/iNewsMedan.id)

Anyaman pandan merupakan salah satu potensi unggulan Desa Pantai Cermin Kanan. Dengan dukungan Astra, kerajinan anyaman pandan diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan yang menjanjikan bagi masyarakat.

Whisnu berharap melalui program-program KBA, masyarakat Desa Pantai Cermin Kanan dapat semakin mandiri dan sejahtera. Selain itu, ia juga berharap desa ini dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan potensi lokal.

"Kami berharap kisah sukses Desa Pantai Cermin Kanan dapat menginspirasi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki," tutup Whisnu.

Desa Pantai Cermin Kanan memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan industri anyaman dan produk lokal lainnya. Pengrajin dan warga desa berharap agar dukungan dari Astra dan pemerintah dapat terus diberikan agar desa ini dapat terus bertumbuh dan berkembang.

Topik Menarik