Industri Pengolahan Jadi Penggerak Ekonomi RI di Kuartal II 2024

Industri Pengolahan Jadi Penggerak Ekonomi RI di Kuartal II 2024

Ekonomi | inews | Senin, 12 Agustus 2024 - 20:35
share

JAKARTA, iNews.id - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, industri Tanah Air terus tumbuh pada kuartal II 2024. Pertumbuhan positif berlaku di beberapa sektor.

Agus menjelaskan, industri pengolahan konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian nasional, yang tercermin pada capaian kuartal II 2024 sebesar 18,52 persen.

Raihan ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu sekitar 18,26 persen. Industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar pada kuartal II yaitu 0,79 persen.

Untuk kuartal II 2024, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas mencapai 4,63 persen (y-on-y), sedikit turun dari pertumbuhan pada triwulan I-2024 yang sebesar 4,64 persen, ucap Agus dalam keterangannya, Senin (12/8/2024).

Dia menambahkan, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas didorong oleh permintaan domestik dan luar negeri.

Contohnya, industri makanan dan minuman yang tumbuh 5,53 persen karena didukung peningkatan permintaan domestik untuk produk makanan dan minuman seiring adanya momen Idulfitri dan Iduladha, serta panen raya padi yang mendorong dari sisi penyediaan.

Berikutnya, industri logam dasar tumbuh 18,07 persen karena didorong oleh peningkatan permintaan luar negeri, seperti produk besi dan baja serta konsumsi baja nasional.

Selain itu, industri kimia, farmasi, dan obat tradisional yang tumbuh 8,01 persen sejalan dengan peningkatan permintaan domestik dan luar negeri.

Di tengah kinerja gemilang dari sektor-sektor tersebut, industri tekstil dan pakaian jadi justru mengalami terkontraksi sebesar 0,03 persen (y-on-y). Ini diakibatkan oleh penurunan produksi tekstil seiring lonjakan produk tekstil impor yang membanjiri pasar domestik, tuturnya.

Selanjutnya, industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki juga ikut melambat, yaitu sebesar 1,93 persen (y-on-y). Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi alas kaki seiring penutupan beberapa pabrik dampak penurunan permintaan domestik dan luar negeri. Penurunan terjadi di Banten, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta.

Agus menuturkan, selama ini sektor industri manufaktur menjadi tulang punggung atau sumber pertumbuhan bagi perekonomian nasional. Performa industri juga bergantung pada upaya pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Topik Menarik