Raih ISO 27001:2022, JNE Jadi Pionir Keamanan Informasi di Industri Logistik

Raih ISO 27001:2022, JNE Jadi Pionir Keamanan Informasi di Industri Logistik

Ekonomi | medan.inews.id | Rabu, 26 Juni 2024 - 17:40
share

JAKARTA, iNewsMedan.id – JNE Express  sebagai perusahaan logistik pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikat ISO 27001:2022 untuk Sistem Manajemen Keamanan Informasi, Senin (24/06) . Sertifikat ini menunjukkan komitmen JNE dalam menjaga keamanan data pelanggan. 

Sebagai perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance (GCG), sertifikasi ini merupakan langkah nyata JNE dalam menjalankan bisnis berkelanjutan yang bermanfaat bagi seluruh stakeholder, pelanggan, dan mitra. 

Sertifikasi ini diberikan oleh PT. TSI Sertifikasi Internasional, lembaga sertifikasi nasional yang berdiri sejak tahun 2013. 

Presiden Direktur JNE, M. Feriadi Soeprapto, menyatakan, JNE berkomitmen menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Informasi untuk meyakinkan pelanggan dalam bertransaksi bersama JNE. 

"Ini akan meningkatkan kualitas pelayanan kami," ucapnya. 

Lanjut Feriadi, dengan jangkauan distribusi di lebih dari 83 ribu kota, termasuk kabupaten, desa, dan pulau terluar, JNE terus berinovasi untuk menyikapi perkembangan transformasi digital yang cepat dan dinamis. 

"JNE berkomitmen untuk terus berinovasi demi memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan,” tambahnya. 

 

Direktur Marketing PT. TSI Sertifikasi Internasional, Ir. Josef Septiardi, menyampaikan terima kasih kepada JNE Express atas kepercayaan yang diberikan. 

"Kami siap membantu penerapan ISO 27001:2022 di semua kantor cabang di seluruh Indonesia," sebut Josef. 

Andries Indrajaya, Group Head Information & Communication Technology JNE, menyampaikan, setelah mendapatkan Sertifikat ISO 27001:2022, langkah selanjutnya adalah menginternalisasi dan mengimplementasikannya kepada seluruh karyawan JNE. 

"Sertifikasi ini menandakan komitmen JNE terhadap keamanan informasi, baik data perusahaan, karyawan, maupun pelanggan. Langkah-langkah keamanan meliputi pemberdayaan sumber daya manusia, proses dan prosedur yang tajam, serta implementasi teknologi yang tepat. Kami juga mengembangkan kode etik dan standar perlindungan data pelanggan di internal perusahaan," bebernya. 

Samsul Djamaludin, Group Head Quality Assurance, Governance & Compliance, menyatakan bahwa JNE membutuhkan panduan internasional dalam pengelolaan data dan informasi karena data adalah aset tak berwujud yang sangat berharga.

Topik Menarik