Sejarah Wings Group: Dari Bisnis Kecil Sabun Hingga Jadi Perusahaan Multinasional
JAKARTA, iNewsKendari.id - Inspiratifnya kisah sukses Bos Wings Group dapat memberikan motivasi untuk banyak orang. Harjo Sutanto dan Ferdinand Katuari, dua konglomerat Indonesia, berhasil membangun Wings Group dari bisnis kecil menjual sabun. Sejak saat itu, Wings Group telah berkembang menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia, dengan bisnis yang mencakup berbagai industri seperti makanan, minuman, dan perawatan pribadi.
PT Wings Surya atau Wings Group adalah sebuah perusahaan Indonesia yang memproduksi berbagai produk terkenal seperti Mie Sedaap, Daia, SoKlin, dan sabun Giv. Perusahaan ini memiliki fokus utama pada segmen rumah tangga, makanan, dan minuman, dan telah menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia dengan jangkauan bisnis yang luas.
Ini kisah sukses Bos Wings Group yang inspiratif dan temukan bagaimana mereka berhasil mencapai kesuksesan!
Menurut informasi dari laman resmi perusahaan, Wings Group awalnya didirikan pada tanggal 21 September 1948 dengan nama Fa Wings dan kemudian pada tahun 1991 berganti nama menjadi Wings Surya.
Pada waktu itu, Harjo Sutanto dan Ferdinand Katuari melakukan urbanisasi ke Surabaya pada tahun 1948. Harjo Sutanto berasal dari Tulungagung, sementara Ferdinand Katuari berasal dari Yogyakarta.
Harjo Sutanto dan Ferdinand Katuari sepakat untuk membangun sebuah pabrik sabun yang diberi nama Fa Thong Fat. Produk pertama yang diproduksi adalah sabun batang bernama Wings Soap dengan bantuan dari enam pekerja.
Pabrik kecil tersebut berlokasi di Jalan Kalisosok Kidul No.2 Surabaya, Jawa Timur. Saat itu, penjualan produk masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu diantar menggunakan sepeda kayuh, dan belum se-modern sekarang.
Pada awalnya, penjualan sabun batangan dilakukan secara door-to-door, yang artinya produk ini dijajakan langsung ke konsumen di pintu-pintu rumah, di toko, dan pameran. Seiring berjalannya waktu, produk-produk Wings Group semakin bertambah, bahkan mencakup sabun detergen.
Pada tahun 1971, produksi sabun colek Ekonomi menjadi populer di kalangan masyarakat. Perusahaan mulai menerapkan strategi-strategi baru seperti menambah jumlah cabang distribusi, meningkatkan efisiensi pelayanan, serta melakukan ekspansi bisnis dan pengiklanan guna memanfaatkan momentum ini.
Pada tahun 1974, Wings Group membuka kantor pemasaran resmi di Jakarta, tepatnya di Jalan Cempaka Putih. Kantor ini dipimpin oleh Teddy Jeffrey Katuari dengan tiga orang pekerja dan satu mobil distribusi. Dua tahun kemudian, perusahaan mendirikan anak usaha untuk memproduksi pasta gigi.
Pada dekade 1980-an, Wings Group mengalami pertumbuhan yang signifikan. Perusahaan mulai melakukan ekspansi produk dan meningkatkan penjualan. Selain itu, perusahaan juga mendirikan sejumlah pabrik baru dan pusat distribusi di seluruh Indonesia.
Wings Group atau PT Wings Surya telah membangun reputasi sebagai produsen dan distributor terkemuka di Indonesia untuk produk perawatan rumah, perawatan kain, perawatan pribadi, makanan, dan minuman.
Setelah pensiun, Ferdinand menyerahkan kepemimpinan Wings Group kepada putranya, Edy Katuari, yang bekerja sama dengan Harjo Sutanto untuk mengembangkan bisnis perusahaan. Ferdinand meninggal pada tahun 2010.
Pada tahun 2020, Harjo Sutanto masuk ke dalam daftar 50 Orang Terkaya Dunia versi Forbes dengan peringkat 48 dan kekayaan sebesar 530 juta dolar AS. Eddy Katuari juga menempati peringkat 49 Orang Terkaya Dunia versi Forbes pada tahun 2022 dengan kekayaan mencapai 930 juta dolar AS.
Itulah kisah sukses Wings Group yang diharapkan dapat memberi inspirasi bagi pembaca.