Wamendag Tinjau Manyar Smelter Project di Jawa Timur, Begini Progresnya
IDXChannel - Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan pemerintah terus mendorong kemajuan pengembangan Manyar Smelter Project, Jawa Timur. Hal tersebut untuk mempercepat hilirisasi industri atau menciptakan nilai tambah pada produk tambang.
Dia mengungkapkan, pemasangan tiang pancang di area jantung smelter sudah selesai seluruhnya sejumlah 18 ribu.
"Hingga Desember 2022, kemajuan fisik secara kumulatif total proyek 51,7% dengan total serapan biaya berkisar Rp25 triliun," ujar Wamendag Jerry usai meninjau lokasi Manyar Smelter Project di Jawa Timur pada Kamis (2/2/2023).
Menurut Jerry, selain dapat mendongkrak nilai jual komoditas, hilirisasi membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan meningkatkan peluang usaha di dalam negeri.
Adapun tenaga kerja terserap 11 ribu pekerja yang 98% adalah tenaga kerja Indonesia, sementara separuhnya berasal dari Jawa Timur.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko) Airlangga Hartarto menuturkan kemajuan pembangunan smelter tersebut merupakan capaian luar biasa. Menurutnya, hal ini dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain.
Kemajuan pembangunan Smelter Manyar Project PTFI luar biasa. Pemerintah optimistis bahwa konstruksi akan rampung tepat waktu pada Desember 2023, tutur Menko Airlangga.
Menko Airlangga melanjutkan, smelter perlu melalui proses pre-commissioning dan commissioning sebelum dapat beroperasi penuh layaknya pabrik-pabrik lain. Kedua tahap akan ditempuh untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala dan berlangsung sekitar lima bulan sebelum beroperasi pada Mei 2024.
Selain fasilitas pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga, smelter Manyar akan dilengkapi dengan fasilitas pendukung, seperti precious metal refinery (PMR). PMR berfungsi mengolah lumpur anoda dari hasil olahan pemurnian konsentrat tembaga menjadi emas dan perak. Fasilitas tersebut diproyeksikan mampu menghasilkan rata-rata 35 ton hingga maksimal 60 ton emas/ tahun.
Sementara itu, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menguraikan, pembangunan Manyar Smelter Project hingga akhir tahun lalu telah menghabiskan biaya investasi sebesar USD1,63 miliar atau setara Rp25 triliun dari nilai total investasi USD3 miliar atau setara Rp45 triliun rupiah.
Smelter dengan desain single-line terbesar di dunia tersebut akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt). Selanjutnya, menghasilkan katoda tembaga hingga 600 ribu ton/tahun. (NIA)