PLN Operasikan Kabel Bawah Laut Terpanjang di Indonesia
JAKARTA - Perseroan Terbatas Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) telah mengoperasikan kabel bawah laut sepanjang 36 kilometer line ketiga atau Sirkit III jaringan interkoneksi Sumatra ke Bangka untuk memperkuat keandalan pasokan listrik di wilayah tersebut.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto berharap pengoperasian kabel listrik bawah laut terpanjang di Indonesia tersebut tidak hanya mampu meningkatkan keandalan listrik, tetapi juga mendorong perekonomian masyarakat Bangka.
"Beroperasinya kabel listrik sepanjang 36 kilometer itu akan membawa angin segar bagi pertumbuhan ekonomi di Bangka. Potensi pertumbuhan ekonomi di sektor usaha skala kecil, menengah, hingga besar, seperti tambak udang, hotel, smelter timah, dan pengolahan sawit tidak perlu khawatir akan kebutuhan listrik yang besar untuk keberlangsungan proses produksinya," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu (14/12).
Wiluyo menjelaskan bahwa sistem interkoneksi tersebut selaras dengan rencana Pemerintah untuk menyambungkan jaringan kelistrikan di berbagai pulau.
Sebelumnya, pengoperasian line pertama kabel bawah laut Sumatra ke Bangka telah resmi beroperasi untuk melayani kebutuhan listrik masyarakat Bangka pada tanggal 16 April 2022.
Pemerintah Indonesia telah merencanakan adanya super grid , yaitu infrastruktur kelistrikan yang membentang dari timur hingga ke barat. PLN akan memperhatikan juga faktor penawaran dan permintaan dalam interkoneksi tersebut.
Wiluyo menjelaskan bahwa pemberian tegangan line ketiga interkoneksi kabel bawah laut 150 kV Sumatra-Bangka tersebut akan memberikan tambahan daya sebesar 200 megawatt ke arah Bangka dan akan dinaikkan terus secara bertahap.
"Sistem interkoneksi ini juga makin meningkatkan keandalan sistem kelistrikan dan menghindari defisit daya di Bangka saat terjadi pemeliharaan ataupun gangguan. Kondisi itu memantapkan PLN dalam mewujudkan cita-cita sebagai perusahaan penyedia layanan kelistrikan yang berkualitas," jelasnya.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Selatan Muhammad Dahlan Djamaluddin menjelaskan bahwa pengoperasian sistem interkoneksi itu juga sejalan dengan komitmen PLN dalam mengurangi emisi karbon.
Menurut dia, sistem interkoneksi itu bentuk komitmen PLN yang kian mantap untuk menonaktifkan seluruh pembangkit listrik berbahan bakar minyak di Bangka agar dapat sesegera mungkin memenuhi target netralitas karbon.
"Mohon dukungan untuk PLN dalam membangun infrastruktur ketenagalistrikan agar listrik semakin andal dan saudara-saudara kita yang belum menikmati listrik dapat segera merasakan manfaatnya," ucap Dahlan.