PILM Kabupaten Mesuji Literasi Digital Buka Peluang Ekspansi Produk UMKM

PILM Kabupaten Mesuji Literasi Digital Buka Peluang Ekspansi Produk UMKM

Ekonomi | BuddyKu | Rabu, 30 November 2022 - 14:52
share

Salah satu tujuan besar program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah menjadikan masyarakat lebih berdaya guna dan kreatif. Tidak menggantungkan pada kondisi tertentu. Di masa pemulihan setelah Covid-19, kehadiran usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berdaya menjadi salah satu motor penggerak ekonomi.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando menerangkan, kreativitas merupakan kemampuan mengembangkan ide-ide dan menemukan cara-cara baru untuk memandang masalah menjadi peluang. Sedangkan inovasi lebih kepada kemampuan menerapkan solusi-solusi kreatif terhadap masalah dan peluang menumbuhkan usaha.

Perubahan paradigma layanan perpustakaan selain untuk memperkuat akses pengetahuan, juga mendorong lahirnya kreativitas dan inovasi untuk membuka lapangan kerja baru, mengurangi angka pengangguran, menambah income per kapita yang berimbas pada pemasukan (devisa), urai Syarif Bando, ketika meresmikan Gedung Layanan Perpustakaan Umum Kabupaten Mesuji dan Peningkatan Indek Literasi Masyarakat (PILM) Mesuji, Rabu, (30/11).

Peresmian gedung fasilitas layanan perpustakaan umum yang tersebar di berbagai daerah melalui pemanfaatan Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan kebijakan Pemerintah untuk menciptakan sumber daya manusia unggul. Syarif Bando menekankan, kreativitas lahir dari manusia yang cerdas. Ketika cerdas, masyarakat akan kuat dan mampu berkompetisi pada ekonomi global.

Pelaku UMKM di Indonesia saat ini tercatat berjumlah 65 juta orang. Angka tersebut mampu berkotribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sebanyak 40 persen. Maka, penting bagi perpustakaan untuk terus mendorong para pelaku UMKM meningkatkan kreativitas lewat program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Keberadaan perpustakaan bukan lagi sebagai menara gading. Justru pemberdayakan masyarakat yang diciptakan lewat tranformasi layanan perpustakaan lewat ruang-ruang kreativitas, berlatih keterampilan, sharing knowledge , co - working space menjadi solusi masyarakat yang termarjinalkan, tambah Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Adin Bondar, pada sesi talkshow PILM.

Di tempat yang sama, pegiat literasi inklusi sosial sekaligus pelaku UMKM Kabupaten Mesuji, Andik Sudibyo, mengaku bahwa awal mulanya tidak mengerti tentang konsep literasi. Namun, perubahan terjadi di 2018 ketika ia mulai bersinggungan dengan perpustakaan dan diberikan pengajaran dan pembekalan melalui program berbasis inklusi sosial.

Dari situ, saya mulai banyak membaca, sharing pengalaman, bertukar pikir agar UMKM yang saya geluti tetap laku dan bertahan. Pelaku UMKM dituntut harus pintar berinovasi, membidik pasar baru, rajin berpromosi, serta pandai membaca peluang yang ada ungkapnya.

Literasi, diakui Andik, punya faktor penting sebagai ciri dari masyarakat yang berpengetahuan dan berkarakter. Literasi yang kuat akan mampu mendorong manusia pada kegiatan yang produktif yang memberi manfaat ekonomi, sosial, dan kesejahteraan. Literasi berbasis inklusi sosial bukan tentang kemampuan perorangan, tapi tentang kita semua, ujar Andik.

Senada dengan Andik, pegiat literasi lainnya, Mela Safitri, menyatakan bahwa pelaku UMKM bisa memanfaatkan ruang digital sebagai upaya mengenalkan produk yang dihasilkan lebih luas. Dengan adanya digitalisasi, cakupan pemasaran poduk bisa lebih meluas, bahkan bisa ekspansi hingga ke luar negeri, ucapnya.

Gedung Fasilitas Layanan Perpustakaan Umum Kabupaten Mesuji dibangun menggunakan DAK Tahun 2021. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Mesuji Gunarso mengaku, pihaknya kembali mengajukan DAK nonfisik 2022 untuk kebutuhan perabot, TIK, dan koleksi buku senilai total Rp 930 juta.

Topik Menarik