Sejarah Pasar Johar hingga Jadi Landmark Kota Semarang
SEMARANG - Pasar Johar , salah satu bangunan cagar budaya dan denyut nadi perekonomian masyarakat di Kota Semarang, Jawa Tengah, diresmikan. Peresmian Pasar Johar ditandai dengan penandatanganan prasasti yang dilakukan Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi.
Saya gembira hari ini bisa melihat langsung pasar yang sudah selesai direvitalisasi sehingga lebih bersih, lebih rapi, modern dan tertata. Saya harap pasar yang sudah bagus dan rapi ini akan menjadi pasar yang ramai sehingga dapat mengembalikan kejayaan Pasar Johar yang lalu dan menjadi landmark Kota Semarang, kata Presiden Jokowi, kemarin Rabu (5/1/2022).
Presiden Jokowi mengatakan pasar yang ramai menandakan adanya pergerakan ekonomi masyarakat karena adanya transaksi dan jual beli di pasar.
Ini berimbas pada sektor produksinya. Ada petani yang produksi bawang merah dan bawang putih dibawa ke pasar, ada yang produksi tahu tempe akan diarahkan pada konsumen lewat pasar, tambah Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi berharap pasar ini dapat dimanfaatkan oleh para pedagang berjualan dan masyarakat untuk belanja barang kebutuhan. Di samping itu Presiden Jokowi juga berpesan untuk menjaga kerapihan dan keamanan pasar.
Sebelumnya, kondisi pasar yang dibangun pada 1930-an oleh arsitek Belanda Herman Thomas Karsten telah mengalami kerusakan. Pasar ini juga sempat mengalami kebakaran pada 2015 silam.
Kementerian PUPR merevitalisasi Pasar Johar Utara dan Tengah yang telah selesai sejak Desember 2019. Pasar Johar Utara terdiri dari 51 kios dan 368 los kering. Sementara Pasar Johar Tengah terdiri dari 102 kios, 503 los kering dan 109 los basah.
Pasar ini dapat menampung total 1.133 pedagang. Rehabilitasi pasar ini dilaksanakan oleh kontraktor PT Nindya Karya dan manajemen konstruksi PT Sarana Budhi-PT Widha Konsultan (KSO) dengan anggaran Rp146 miliar.