Profil dan Biodata Lengkap Hasto Kristiyanto: Dari Sekjen PDIP Berprestasi, Terjerat Dua Kasus
CILACAP.iNewscilacap.id - Nama Hasto Kristiyanto kembali menjadi pusat perhatian publik setelah ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sosok yang dikenal sebagai Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan ini memiliki perjalanan karier yang panjang dan cemerlang, namun kini terancam oleh dua kasus besar yang mencoreng citranya sebagai politisi berprestasi.
Hasto bukanlah nama baru dalam politik Indonesia. Kariernya yang dimulai dari bawah hingga mencapai posisi strategis di PDIP membuktikan kemampuannya dalam strategi politik dan manajemen organisasi. Namun, perjalanan hidupnya kini dihadapkan pada ujian berat.
Lahir di Yogyakarta, Dipupuk Budaya Jawa dan Pemikiran Sukarnois
Hasto Kristiyanto lahir di Yogyakarta pada 7 Juli 1966 dari pasangan Antonius Krido Pardjono dan Yohana Sutami.
Lingkungan keluarga yang penuh nilai-nilai budaya Jawa, terutama cerita wayang, menjadi bagian penting dari masa kecil Hasto. Kisah Mahabharata dan perang antara kebenaran dan kebatilan memengaruhi pandangan hidupnya sejak dini.
Rohidin Tersangka Korupsi, Kemendagri Tunjuk Wagub Rosjonsyah Jadi Plt Gubernur Bengkulu
Pendidikan formalnya dimulai dari sekolah dasar di Yogyakarta, hingga melanjutkan ke Kolese De Britto, sebuah sekolah terkenal yang membentuk karakter kepemimpinan banyak tokoh besar Indonesia.
Di sana, Hasto mulai tertarik pada dunia politik, membaca buku-buku karya Sukarno, dan aktif dalam organisasi sekolah.
Jejak Pendidikan dan Aktivisme Mahasiswa
Pada tahun 1985, Hasto melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada (UGM), memilih jurusan Teknik Kimia. Masa kuliahnya diwarnai dengan aktivitas organisasi mahasiswa yang intens. Hasto bahkan terpilih sebagai Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik, menunjukkan kemampuan kepemimpinannya sejak muda.
Era represi Orde Baru tidak menyurutkan idealisme Hasto. Ia mendalami isu-isu rakyat, membaca karya-karya Sukarno, dan mulai mengembangkan pandangan politik yang bercirikan Sukarnois. Idealisme ini menjadi fondasi perjalanan politiknya, yang diarahkan untuk memperjuangkan kedaulatan rakyat dan membangun Indonesia sebagai mercusuar dunia.
Karier Profesional: Dari Teknik ke Politik
Viral! Ulama Pengasuh Pondok Pesantren di Malang Tak Mempan Dibacok Celurit Begal, Begini Kisahnya
Setelah lulus pada tahun 1991, Hasto memulai kariernya di PT Rekayasa Industri, salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkemuka. Ia terlibat dalam berbagai proyek strategis, termasuk pembangunan pabrik minyak kelapa sawit di Kalimantan Timur dan proyek ambisius seperti Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Namun, dunia politik terus memanggil. Pada tahun 1999, Hasto memutuskan bergabung dengan PDI Perjuangan. Ia memulai karier politiknya dari bawah, dengan tugas sederhana sebagai "tukang ketik." Dedikasi dan kemampuannya dalam strategi serta organisasi membawanya menanjak hingga akhirnya dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal PDIP pada tahun 2014.
Sekjen PDIP: Penggerak Kemenangan Partai
Sebagai Sekjen PDIP, Hasto memainkan peran kunci dalam membawa partai ini meraih kemenangan besar di berbagai pemilu. Pada Pemilu 2019, di bawah kepemimpinannya, PDIP sukses menjadi partai pemenang dan mendominasi Pilkada di berbagai daerah.
Hasto dikenal karena pendekatannya yang modern dalam manajemen partai. Ia memperkenalkan sistem organisasi yang efisien dan membawa PDIP menjadi partai pertama di Indonesia yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2015. Langkah ini menunjukkan komitmennya untuk menjadikan PDIP sebagai partai modern yang profesional dan terorganisir.
Dua Kasus Korupsi yang Menjerat Hasto
Namun, di balik prestasinya yang gemilang, Hasto kini harus menghadapi dugaan keterlibatan dalam dua kasus besar yang sedang diselidiki oleh KPK.
Kasus Harun Masiku
Hasto diduga memiliki peran dalam kasus suap yang melibatkan Harun Masiku, mantan caleg PDIP yang menjadi buronan sejak 2019. Kasus ini terkait dengan upaya untuk memanipulasi hasil pemilu melalui suap kepada mantan Komisioner KPU, Wahyu Setiawan.
Penyalahgunaan Anggaran Proyek Strategis
Kasus kedua melibatkan dugaan penyalahgunaan anggaran dalam proyek strategis pemerintah. KPK mengungkap adanya aliran dana yang tidak wajar yang diduga melibatkan Hasto dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan di PDIP.
Ketua KPK, Setyo Budiyanto, menegaskan bahwa penetapan tersangka dilakukan berdasarkan bukti yang kuat. "Setiap langkah hukum yang diambil KPK adalah hasil penyidikan mendalam dan didasarkan pada prinsip transparansi serta akuntabilitas," ujar Setyo dalam konferensi pers.
Dari Puncak Karier Menuju Sorotan Hukum
Penetapan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka menjadi pukulan telak, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi PDI Perjuangan. Sosok yang sebelumnya dikenal sebagai motor kemenangan partai kini menghadapi ancaman hukum yang dapat mengubah arah perjalanan politiknya.
Publik terus mengikuti perkembangan kasus ini dengan harapan bahwa hukum akan ditegakkan tanpa pandang bulu. Hasto, yang sebelumnya dipandang sebagai politisi berprestasi, kini dihadapkan pada tantangan terbesar dalam kariernya.
Kesimpulan
Hasto Kristiyanto adalah contoh politisi dengan perjalanan karier yang menginspirasi, namun kini harus mempertanggungjawabkan tindakannya di hadapan hukum. Dari seorang idealis muda yang terpengaruh pemikiran Sukarno hingga menjadi Sekjen PDIP yang sukses, perjalanan Hasto menunjukkan bahwa integritas adalah hal yang mutlak bagi pemimpin politik.
Akankah ia mampu membuktikan dirinya tidak bersalah, ataukah kasus ini menjadi akhir dari kiprahnya? Publik menantikan kelanjutan cerita yang penuh drama ini. ***