Universitas Terbaik di Cirebon, Ada Kampus ITB dan Poltekes Kemenkes Tasikmalaya
BANDUNG, iNews.id - Keberadaan perguruan tinggi dinilai sebagai salah satu tolok ukur peradaban masyarakat. Ada atau tidaknya perguruan tinggi di satu daerah, jadi penentu tingkat intelektualitas masyarakatnya.
Perguruan tinggi yang menjunjung tinggi ilmu dan wawasan, baik langsung maupun tidak berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Para peserta didik atau mahasiswa perguruan tinggi dipersiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesionalitas di atas rata-rata.
Keberadaan mahasiswa dan alumni perguruan tinggi diharapkan dapat membawa pengaruh positif bagi masyarakat, lebih wise atau bijak dalam menyikapi persoalan yang terjadi. Karena itu, perguruan tinggi di satu wilayah atau daerah menjadi sangat penting.
Di Jawa Barat, jumlah perguruan tinggi baik negeri alias milik pemerintah maupun swasta paling banyak berada di Kota Bandung.
Puluhan perguruan tinggi bertebaran di kota itu. Mahasiswanya berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan tak sedikit mahasiswa dari negara lain.
Namun kini, perguruan tinggi juga banyak berdiri di berbagai daerah di Jawa Barat. Seperti Kota/Kabupaten Cirebon. Kawasan pertumbuhan ekonomi baru di utara Jawa Barat ini pun memiliki perguruan tinggi terbaik dan disegani.
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut perguruan tinggi di Kota/Kabupaten Cirebon yang terbaik:
1. Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ)
Universitas Swadaya Gunung Jati disingkat Unswagati berlokasi di Jalan Pemuda Raya Nomor 32, Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Pada 2019, Unswagati berganti singkatan menjadi UGJ.
UGJ merupakan perguruan tinggi swasta yang diilhami oleh nama salah seorang tokoh penyebar agama Islam di Pulau Jawa, yaitu, Sunan Gunung Jati. Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) didirikan pada 16 Januari 1961.
Pendirian perguruan tinggi ini bertujuan membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan.
Sebelum UGJ berdiri, sebagian besar lulusan sekolah menengah atas atau sederajat di Cirebon pergi ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta untuk dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Akibatnya, tidak banyak lulusan SMA di Cirebon kala itu yang terpaksa tidak meneruskan Pendidikan ke universitas karena terkendala biaya. Hanya orang-orang tertentu yang mampu menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi di kota-kota besar itu.
Atas dasar itulah akhirnya Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati berdiri dengan Akta Notaris Mr Djoko Mardedjo Nomor 29 tanggal 16 Januari 1961.
UGJ sebagai lembaga pendidikan tinggi pada awal- awal tahun pendiriannya belum mempunyai ruang kuliah tetap.
Baru pada 1967, UGJ memiliki kampus tetap, yaitu, bekas SMA Garuda (kini SMA Negeri 2 Cirebon), sebuah sekolah di bawah naungan BAPERKI yang diambil alih oleh pemerintah karena terlibat G30 S PKI.
Saat baru berdiri, UGJ hanya mempunyai dua fakultas, yaitu Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi, dengan jumlah mahasiswa sekitar 300 orang. Kemudian pada 1979, IKIP PGRI Ciwaringin Cirebon bergabung dalam lingkungan UGJ menjadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Dalam perkembangannya, pada 1983 didirikan tiga fakultas baru, yaitu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Pertanian, dan Fakultas Teknik. Pada 2001 UGJ membuka dua program pascasarjana (S2), yaitu Magister Ilmu Administrasi, dan Magister Ilmu Pertanian.
Kemudian pada 2004, UGJ mendapat izin menyelenggarakan Program Studi Ilmu Komunikasi jenjang sarjana (S1) dan 2005, UGJ menyelenggarakan program pascasarjana (S2) Program Studi Ilmu Hukum dengan konsentrasi Hukum Bisnis dan Otonomi Daerah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Pada 2008 UGJ resmi mendirikan Fakultas Kedokteran.
2. IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon berlokasi di Jalan Perjuangan, Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Sejarah IAIN Syekh Nurjati Cirebon tidak dapat dipisahkan dari perjuangan umat Islam di Cirebon.
Situasi sosial politik Indonesia pada awal 1960-an yang diwarnai oleh berkembangnya paham komunis, mendorong umat Islam untuk menjadikan lembaga pendidikan sebagai salah satu medan perjuangan.
Kehadiran perguruan tinggi Islam menjadi tuntutan objektif karena banyak lulusan sekolah-sekolah Islam, seperti madrasah dan pesantren setingkat sekolah menengah atas yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi Islam.
Dilandasi semangat untuk mencetak sarjana muslim pejuang, maka pada awal 1960-an, para aktivis muslim yang tergabung dalam Forum Islamic Study Club (ISC) Cirebon mendirikan Lembaga Pendidikan Islam Tingkat Tinggi yang kemudian diberi nama Universitas Islam Syarif Hidayatullah (Unisha) di bawah binaan Yayasan Pendidikan Tinggi Islam Syarif Hidayatullah.
Pada 12 Agustus 1965, salah satu dari tiga Fakultas di lingkungan Unisha, yaitu fakultas Agama, dinegerikan dan diresmikan menjadi Fakultas Tarbiyah IAIN Al-Jamiah Syarif Hidayatullah Jakarta Cabang Cirebon.
Sedangkan dua fakultas lainnya yakni Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi menjadi cabang dari Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Atas dasar itulah maka 12 Agustus 1965 dijadikan sebagai hari jadi IAIN Cirebon.
Dalam perkembangan berikutnya, IAIN Cirebon sempat membuka Fakultas Ushuluddin yang diresmikan pada 1967. Namun, karena kebijakan pemerintah menghendaki rasionalisasi, maka pada 1974 fakultas tersebut ditutup kembali.
Kemudian sejalan dengan kebijakan itu pula, pada 15 Maret 1976, Fakultas Tarbiyah IAIN Cirebon dialihkan pembinaannya ke IAIN Sunan Gunung Djati Bandung (kini UIN Sunan Gunung Djat/UIN SGD Bandung).
Sampai akhirnya beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon pada 1997 sesuai Keputusan Presiden Nomor: 11/1997 tanggal 21 Maret 1997.
Pada 2009 melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tanggal 10 November 2009 Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Cirebon berubah status menjadi IAIN Syekh Nurjati Cirebon sampai sekarang. Saat ini, IAIN Syekh Nurjati Cirebon dipimpin oleh Rektor Dr H Sumanta MAg.
3. Universitas 17 Agustus (Untag) Cirebon
Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Cirebon berlokasi di Jalan Perjuangan Nomor 17, Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Untag Cirebon didirikan pada 2 September 1962, sebagai Cabang Untag Jakarta.
Pendirian Untag Cirebon tidak terlepas dari perjuangan tokoh-tokoh yang semula mendirikan Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Cirebon pada 1961 yang dipimpin oleh D Usman Imam sebagai Direktur APP Cirebon yang merupakan cabang APP Bandung.
Namun akhirnya APP Cirebon tidak dapat melanjutkan eksistensinya. Mahasiswa yang jumlahnya 104 orang mengirim wakil ke Jakarta untuk bertemu dengan Prof Dr Prajudi Atmosudirdjo yang saat itu menjadi Rektor Magnificus.
Atas saran Prof Dr Prajudi Atmosudirdjo diizinkan untuk membentuk Untag Cabang Cirebon yang dilengkapi dengan susunan pimpinan yayasan dan universitas.
Atas usaha Tikok Moch Ichlas, mantan Bupati Indramayu, berdirilah Yayasan Sunan Kalijaga sebagai Pengelola Untag Cirebon dan sebagai Sekretarisnya Bapak Waluyo yang saat itu menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Praja Cirebon.
Direktur Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan adalah Drs R Machfudz, yang saat itu menjabat Wedana Palimanan. Pada 1965 telah diadakan ujian negara dan menghasilkan 13 sarjana lengkap jurusan Administrasi Niaga.
Pada perkembangan selanjutnya, pada 1 Januari 1965, berdiri Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Cabang Cirebon dengan Rektor Dr H Abdul Manaf dan Pembantu Rektornya adalah Sunardi SH, Kusrini SH, dan Drs Sudharman.
Saat ini, Universitas 17 Agustus 1945 Cirebon telah memiliki sarana dan prasarana kampus yang representatif ditunjang oleh tenaga dosen yang memadai sesuai Standar Nasional Perguruan Tinggi.
Kampus pertama di Jalan Perjuangan, Kesambi, Kota Cirebon, Kampus dua Jalan Kandang Perahu Nomor 8 Kota Cirebon, dan kampus tiga Jalan Kandang Perahu Nomor 45 Kota Cirebon.
Untag Cirebon memiliki beberapa Fakultas dan Program Pascasarjana sebagai berikut:
Program Pascasarjana
a. Administrasi Negara, Magister (S2)
b. Hukum, Magister (S2)
c. Manajemen (dalam proses) Magister (S2)
d. Teknik (dalam proses) Magister (S2)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dengan program studi :
a. Ilmu Administrasi Negara/Publik Sarjana (S1)
b. Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Sarjana (S1)
Fakultas Hukum, dengan program studi:
- Ilmu Hukum Sarjana (S1)
Fakultas Teknik, dengan program studi:
a. Teknik Mesin Sarjana (S1), Konsentrasi: Teknik Konversi Energi, Teknik Industri
b. Teknik Elektro Sarjana (S1), Konsentrasi: Sistem Tenaga Listrik, Sistem Komputer dan Elektronika
c. Teknik Infrastruktur (dalam proses) Sarjana (S1)
d. Teknik/Rekayasa Manufaktur (dalam proses) Sarjana (S1)
e. Teknik/Rekayasa Komputer (dalam proses) Sarjana (S1)
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, dengan program studi:
a. Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Sarjana (S1)
b. Ilmu Kelautan (dalam proses) Sarjana (S1)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dengan program studi:
a. Pendidikan Jasmani Sarjana (S1)
b. Pendidikan Vokasional Teknik/Rekayasa Elektro (dalam proses) Sarjana (S1)
c. Pendidikan Vokasional Teknik/Rekayasa Mesin (dalam proses) Sarjana (S1)
Fakultas Ekonomi, dengan program studi:
a. Manajemen Sarjana (S1), Konsentrasi: Manajemen SDM, Manajemen Keuangan, Manajemen Pemasaran
b. Akuntansi Diploma (D3)
c. Perhotelan Diploma (D3)
4. Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC)
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon (STTC) berlokasi di Jalan Evakuasi Nomor 11, Karyamulya, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Pendirian kampus ini tidak terlepas dari usaha mengatasi kebutuhan tenaga teknik, khusunya dalam menunjang penyelenggaraan pembangunan.
Pada 1965, Pemerintah Kotapraja Cirebon mendirikan Akademi Teknik yang diberi nama Akademi Teknik Kotapraja Cirebon yang disingkat ATKOP Cirebon dengan dua jurusan, yaitu, Arsitektur dan Teknik Sipil.
Sejalan dengan perubahan sistem pemerintahan Kotapraja Cirebon menjadi Kotamadya Cirebon, Akademi Teknik Kotapraja Cirebon (ATKOP) berubah menjadi Akademi Teknik Kotamadya Cirebon disingkat ATKODYA Cirebon.
Setahun kemudian, Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat mendirikan akademi Teknik Pekerjaan Umum disingkat ATPU Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dengan satu Jurusan Teknik Sipil. Dengan demikian ATKOYA didirikan lebih awal dari ATPU Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.
Untuk meningkatkan status Akademi, dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat, tanggal 18 September 1967 Nomor B.II-73/I-I/Pend/SK/67 Akademi Teknik Kotamadya Cirebon diintegrasikan kepada ATPU Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat dan berubah menjadi ATPU Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Cabang Cirebon.
Sejalan dengan perkembangan perubahan kurikulum mulai tahun akademik 1984/1985 ATPU Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Cirebon menghapus Program Sarjana Muda menjadi Program Diploma III (DIII) dengan dua jurusan, yaitu, jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil.
Berdasarkan ketentuan pada Perguruan Tinggi Swasta tidak diberikan adanya cabang atau kelas jauh dan adanya upaya peningkatan dalam penyelenggaraan pendidikan, ATPU Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Cirebon diubah dan ditingkatkan menjadi sekolah tinggi dengan nama Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon disingkat STTC.
Ada pun ATPU Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Bandung bersama akademi-akademi Pemda Provinsi Jawa Barat lainnya bergabung dalam satu Universitas dengan nama Universitas Winaya Mukti.
Saat ini Jurusan Arsitektur dan Teknik Sipil STTC telah mendapatkan status akreditas dari Badan Akreditasi Nasional. Sehingga ujian dapat dilaksanakan sendiri tanpa harus mengikuti ujian negara, dan setara dengan perguruan tinggi negeri.
Status terakreditasi tersebut dikukuhkan dengan Surat Keputusan BAn No. 003/BAN-PT/Ak-V/SI/IV/2002 untuk Jurusan Arsitektur dan No. 006/BAN-PT/Ak-V/Si/IV/2002 untuk Jurusan Teknik Sipil. Teknik Sipil dan Arsitektur STTC terakreditasi B.
5. Politeknik Pariwisata Prima Internasional
Politeknik Pariwisata Prima Internasional berlokasi di Jalan Perjuangan Nomor 18, Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Politeknik Pariwisata Prima Internasional adalah Kampus Pariwisata yang didirikan oleh Yayasan Prima Ardian Tana.
Perguruan tinggi secara resmi berdiri pada 30 Oktober 2018 sesuai Surat Keputusan (SK) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dengan Nomor 945/KPT/I/2018 dan kode Perguruan Tinggi 045044.
Politeknik Pariwisata Prima Internasional merupakan politeknik pariwisata swasta pertama di Jawa Barat. Saat ini, Politeknik Pariwisata Prima Internasional memiliki tiga program studi unggulan, yaitu, Sarjana Terapan (D4) Pengelolaan Perhotelan, Sarjana Terapan (D4) Pengelolaan Konvensi & Acara (MICE), dan Diploma Tiga (D3) Perhotelan.
Pembelajaran di Politeknik Pariwisata Prima Internasional didasarkan kepada kurikulum Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesi (KKNI) dan memenuhi standard ASEAN MRA (Mutual Recognition Arrangement) on Tourism Professionals.
Poltekpar Prima Internasional Cirebon memiliki fasilitas penunjang perkuliahan, seperti, laboratorium praktik, laboratorium restoran, laboratorium kitchen, dan perpustakaan yang representasif.
Selain itu, mahasiswa Poltekpar Internasional Cirebon berkesempatan melakukan praktik kerja industry (prakerin), bekerja di luar negeri, dan mampu bersaing di tingkat nasional, maupun global.
6. Politeknik Kesehatan Tasikmalaya Kampus Cirebon
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Tasikmalaya Kampus Cirebon berlokasi di Jalan Pemuda Raya Nomor 38, Sunyaragi, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Perguruan tinggi bidang kesehatan ini merupakan milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Sesuai dengan Pedoman Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan KemenKes, dasar pemikiran pendirian Poltekkes KemenKes Tasikmalaya adalah, kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan SDM untuk mewujudkan bangsa maju dan mandiri.
Kampus utama Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya berada di Tasikmalaya. Sedangkan kampus Cirebon merupakan cabang dari Poltekes Kemenkes Tasikmalaya.
Saat ini, Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya Cabang Cirebon menyelenggarakan pendidikan Jurusan atau Program Studi (Prodi) D3 Keperawatan, D3 dan D4 Kebidanan, D3 Keperawatan Gigi, D3 Gizi, D3 Perekam dan Informasi Kesehatan (RMIK), dan Farmasi.
7. Institut Teknologi Bandung Kampus Cirebon
ITB Kampus Cirebon berlokasi di dua kecamatan, yaitu, Watubelah dan Arjawinangun, Kabupaten Cirebon. Institut Teknologi Bandung (ITB) berkomitmen dalam pengembangan multikampus salah satunya kampus ITB di Cirebon.
Hal ini sebagai bentuk peningkatan peran ITB dalam meningkatkan kapasitas dan kemampuan ITB dalam menjalankan misi ITB, meningkatkan skala dan mutu dalam menciptakan, berbagi, dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), seni, ilmu sosial dan humaniora.
Selain itu, mewujudkan tanggung jawab nasional ITB untuk menunjang pengembangan wilayah, pemberdayaan masyarakat, dan sekaligus sebagai suatu wujud dari aplikasi teknologi ITB yang dibangun bersama masyarakat dan industri.
Kampus Arjawinangun dan Watubelah merupakan wujud atas upaya ITB dalam meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi di Jawa Barat, serta mendukung penelitian di bidang teknologi kelautan.
ITB Kampus Cirebon dibuka sejak Tahun Akademik 2016/2017 dengan empat program studi, yaitu Sarjana Teknik Industri, Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota, Sarjana Kriya, dan Sarjana Teknik Geofisika. Untuk sementara, perkuliahan dilaksanakan di Kampus ITB Jatinangor.
Kini, ITB Kampus Cirebon telah menggelar perkuliahan di Kampus Arjawinangun dan Kampus Watubelah. Untuk Kampus Arjawinangun diproyeksikan akan menampung sekitar 10.000 mahasiswa.
Pembangunan Kampus Arjawinangun sejauh ini mengikuti rencana induk (masterplan) yang sudah disusun untuk berkapasitas sekitar 10 ribu mahasiswa, kata Ketua Program ITB Kampus Cirebon Dr Ir Iwan Kustiwan dalam siaran pers Humas ITB.
Adapun gedung yang sudah dibangun di Kampus Arjawinangun adalah Gedung Multifungsi A (digunakan untuk Program Studi Teknik Industri dan Perencanaan Wilayah dan Kota), Gedung Multifungsi B (digunakan untuk Program Studi Kriya dan TPB), dan sarana olahraga.
Iwan Kustiwan mengatakan terdapat tujuh program studi yang dibuka di ITB Kampus Cirebon di antaranya Kriya, Teknik Industri, Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Geofisika, Teknik Pertambangan, Teknik Perminyakan, dan Oseanografi. Tetapi, aktivitas program studi tersebut masih berlangsung di Kampus Jatinangor untuk saat ini.
Pelaksanaan perkuliahan perdana di ITB Cirebon rencananya akan berlangsung pada 17 Januari 2022. Untuk tahap awal proses perpindahan dan pelaksanaan kegiatan akademik Semester II-2021/2022 baru akan dilaksanakan untuk mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Teknik Industri, dan Kriya.
Kampus ITB Cirebon telah berdiri sejak 2016 dan kampus tersebut merupakan kerja sama antara Kemenristekdikti, Pemprov Jawa Barat, Pemkab Cirebon, dan ITB sebagai pengembangan ITB Multikampus (Kampus Ganesha, Jatinangor, dan Cirebon) sekaligus pengembangan PSDKU (Program Studi di Luar Kampus Utama).
Untuk semester 2 tahun akademik 2021/2022, mahasiswa yang akan belajar di Kampus Arjawinangun berasal dari Program Studi Teknik Industri, Perencanaan Wilayah dan Kota, dan Kriya angkatan 2019 dan 2020.
Program Studi Teknik Geofisika dan Oseanografi akan mengikuti kegiatan akademik pada semester1 tahun akademik 2022/2023.
Sedangkan Program Studi Teknik Pertambangan dan Perminyak akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. Perpindahan kegiatan akademik untuk 7 program studi tersebut dilakukan secara bertahap.