Terpapar Bau Pabrik Pengeringan Tembakau, Pelajar SD di Bojonegoro Sempat Gunakan Masker

Terpapar Bau Pabrik Pengeringan Tembakau, Pelajar SD di Bojonegoro Sempat Gunakan Masker

Terkini | bojonegoro.inews.id | Jum'at, 20 Desember 2024 - 12:10
share

BOJONEGORO.iNews.id - Para pelajar dan guru di sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Sukowati, di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, sempat mengeluhkan bau yang mengganggu aktifitasnya belajar mengajar.

Bau tersebut diduga berasal dari aktifitas pabrik pengeringan tembakau milik PT Saka Tec Indonesia, yang berada tak jauh dari lokasi, dan hanya dibatasi oleh jalan desa dengan lingkungan sekolah tersebut.

Kepala SDN Sukowati Tituk Linawati saat dikonfirmasi mengatakan, jika bau tersebut beberapa kali berlangsung. Bahkan pihaknya sempat memindahkan ruang kelas, dan meminta para anak didiknya untuk memakai masker, saat berada di dalam ruang kelas.

"Tapi sekarang sudah tidak lagi berbau, setelah saya ke pabrik (Saka Tec) kemarin-kemarin, ada mediasi di sana," ungkapnya saat ditemui di kantornya, Kamis (19/12/2024).

Sebelumnya, sejumlah pelajar mengalami pusing dan sesak napas ketika menghirup bau tembakau. Padahal, saat itu para siswa sedang menjalani Asesmen Sumatif Akhir Semester (ASAS) di sekolah.

Menurut pihak sekolah, ketika memulai operasional, disebutnya pihak perusahaan sepakat untuk tidak beroperasi pada jam belajar mengajar. 

Namun setelah tiga minggu berjalan, bau itu muncul pada jam sekolah, sejak tanggal 10, 11, sampai 12 Desember 2024, secara berurutan mulai pukul 11.00, 10.15, dan pukul 08.00 WIB pagi.

Ujungnya, para murid berusia 6 hingga 12 tahun itu lalu mengenakan masker untuk mengurangi dampak bau.

"Setelah itu kita lakukan pengaduan (lisan) ke Pak Kades Sukowati sama guru TK, karena murid TK yang lebih dekat terdampak," tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukowati, Kecamatan Kapas Amik Rohadi saat dikonfirmasi, membenarkan adanya keluhan dari para warga dan lingkup SDN Sukowati serta TK Dharma Wanita. 

Keluhan ini ia tindaklanjuti dengan mengumpulkannya bersama pemilik PT Sata Tech Indonesia guna mediasi.

Mediasi itu, kata kades periode pertama ini, dihadiri oleh pihak SDN Sukowati, TK Dharma Wanita, serta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Bojonegoro.

Pertemuan itu, menurit kades menghasilkan sejumlah kesepakatan, antara pengadu dengan pihak perusahaan sebagai teradu.

"Saat pertemuan, pihak DLH juga sudah menanyai segala hal ke perusahaan, termasuk dokumen AMDAL,"ungkap Amik.

Setidaknya ada tiga pon disepakati agar bau proses pengeringan tidak berdampak pada satuan pendidikan terdekat yang hanya berjarak sekira 25 meter dari lokasi dan warga sekitar.

Pertama yakni PT Sata Tech Indonesia memasang kipas angin di ruang terbuka dalam lingkup sekolah.

Hal ke dua yakni memasang AC dalam ruang sekolah, dan jika dampak bau masih ada, pihak perusahaan diminta menambah ketinggian dinding pagar tembok milik perusahaan.

"Ada poin tambahan, yang ke empat, jika semua hal tadi sudah dilakukan tapi masih berdampak, beliau (pemilik perusahaan) bersedia memindahkan ke lokasi yang jauh dari satuan pendidikan," terangnya.

Pernyataan kedes tersebut dibenarkan oleh Finance PT Sata Tech Indonesia, Pristi Anjartami. Menurut perempuan asal Kecamatan Balen ini, segala kesepakatan telah dicatat dan menjadi perhatian pihak perusahaan untuk dipatuhi dan dilaksanakan.

"Mohon maaf, kami baru di sini, baru sebulan operasional, perusahaan kami bergerak di bidang pengeringan tembakau untuk menyuplai pabrik rokok," terangnya.

Topik Menarik