Prestasi Rijanto saat Jadi Bupati Blitar Dipertanyakan, Aktivis: Cek Rekam Jejaknya
BLITAR, iNewsBlitar – Prestasi calon bupati Rijanto saat menjabat Bupati Blitar dipertanyakan. Apa lebih baik dari penggantinya, atau justru lebih buruk.
Hal itu diungkapkan Koordinator Komite Rakyat Pemberantas Korupsi (KRPK) Moh Trijanto saat berbicara soal rekam jejak pemimpin dalam Pilkada 2024, khususnya di Kabupaten Blitar.
“Apa prestasi Rijanto saat menjabat Bupati Blitar?,” tanya Moh Trijanto Selasa (12/11/2024).
Rijanto diketahui menjabat Bupati Blitar pada periode 2016-2021 setelah berhasil mengalahkan kotak kosong atau bumbung kosong. Sebelumnya ia merupakan wakil bupati Blitar.
Pada kontestasi pilkada 2020 Rijanto gagal mempertahankan kekuasaan. Ia dikalahkan Rini Syarifah atau Mak Rini yang berpasangan dengan Rahmad Santoso atau Makde Rahmat.
Slogan Maju Bersama Sejahtera Bersama yang diusung Mak Rini berhasil mengalahkan Rijanto yang selama jadi Bupati Blitar tidak memiliki gebrakan apa-apa.
Pada Pilkada 2024, Rijanto maju kembali berpasangan dengan pengusaha peternakan Beky Herdihansah atau Haji Beky. Paslon Rijanto-Beky melawan paslon Mak Rini-Abdul Ghoni.
Menurut Trijanto, rekam jejak kepemimpinan adalah investasi politik yang penting untuk diketahui, dibeberkan dan dikomparasikan. Memori masyarakat Kabupaten Blitar perlu dibangkitkan kembali.
Masyarakat perlu mengingat kembali, apakah Blitar selama dipimpin Bupati Rijanto lebih baik, atau justru lebih buruk dibanding masa kepemimpinan Bupati Mak Rini.
Banyak hal perlu diingat kembali, mulai program pembangunan infrastruktur fisik, pemberdayaan masyarakat hingga reformasi birokrasi.
Termasuk ada tidaknya kasus dugaan korupsi selama periode 2016-2021. Sehingga masyarakat Kabupaten Blitar tidak hanya melihat janji politik yang dibungkus visi misi kampanye.
Masyarakat tidak asal tergiur iming-iming anekdot “Luweh Enak Jamanku” yang sebenarnya masyarakat tidak pernah ikut merasakannya. Sebab kedua cabup yang berkontestasi di Pilkada 2024 sama-sama berstatus petahana.
Trijanto menegaskan, rekam jejak kepemimpinan yang ada tinggal dikomparasikan. Kalau realitasnya cabup Rijanto tidak lebih baik dari penggantinya, tentu masyarakat Kabupaten Blitar tidak perlu berjalan mundur jauh ke belakang.
“Masing-masing calon pernah mempunyai periode jabatan, harus kita buka kembali rekam jejaknya. Pesta demokrasi tentunya harus menghasilkan figur yang demokratis,” pungkasnya.