Program Makan Bergizi Gratis di Tangsel Terhambat, Benyamin: Saya Masih Bingung!

Program Makan Bergizi Gratis di Tangsel Terhambat, Benyamin: Saya Masih Bingung!

Berita Utama | tangsel.inews.id | Jum'at, 3 Januari 2025 - 08:30
share

CIPUTAT, iNewsTangsel.id - Program Makan Bergizi Gratis yang direncanakan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) terpaksa ditunda. Awalnya, program ini dijadwalkan dimulai pada Kamis, 2 Januari 2025. Namun, hingga saat ini Pemkot Tangsel masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari Pemerintah Pusat terkait pelaksanaan program yang bertujuan mengurangi angka stunting ini.

Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, mengungkapkan kebingungannya terkait pelaksanaan program tersebut. "Saya masih bingung untuk melaksanakan program Makan Bergizi Gratis di Tangsel, karena belum menerima aturan juklak dan juknis. Caranya belum ada. Supaya tidak salah," ujar Benyamin. 

Dia menekankan pentingnya adanya pedoman yang jelas agar pelaksanaan program ini sesuai dengan peraturan yang berlaku dan tidak melanggar hukum.

Sebagai langkah awal, Pemkot Tangsel telah melakukan uji coba program ini di beberapa sekolah, termasuk PAUD di Serua, Kecamatan Ciputat, serta SMP Negeri di Kecamatan Serpong. Uji coba ini bertujuan untuk melihat sejauh mana program dapat berjalan dengan baik di lapangan, meskipun pelaksanaan penuh masih terhambat.

Benyamin sepakat bahwa program Makan Bergizi Gratis akan sangat bermanfaat, terutama dalam menurunkan angka stunting di Tangsel. Dengan memberikan asupan gizi yang terjamin setiap hari kepada anak-anak, harapannya adalah meningkatkan kualitas kesehatan generasi muda. 

"Prinsipnya sepakat bahwa ini harus dilaksanakan untuk 250 ribu murid yang akan menerima manfaat dari program Makan Bergizi Gratis," tambahnya.

Namun, untuk memastikan pelaksanaan program sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Pemkot Tangsel tidak bisa terburu-buru. 

"Tapi kan kita tetap harus melakukan sesuai aturan yang berlaku," ujarnya.

Program ini merupakan bagian dari kebijakan nasional untuk mengurangi angka stunting, yang ditargetkan akan dimulai pada 6 Januari 2025. Pemkot Tangsel telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 139 miliar untuk mendukung pelaksanaan program ini, yang diambil dari penghematan biaya gaji dan rapat-rapat. Namun, Benyamin menyatakan bahwa meskipun dana sudah disiapkan, realisasi program pada tanggal 6 Januari tetap belum memungkinkan, baik karena belum adanya ketentuan dari pemerintah pusat, maupun kendala dalam sistem pengeluaran anggaran daerah.

Selain itu, Benyamin juga menyoroti potensi persoalan dalam distribusi anggaran, terutama jika dana program diberikan kepada siswa dari keluarga kelas menengah ke atas. "Anggaran 10 ribu juga mungkin akan menjadi persoalan jika nanti diberikan kepada sebagian siswa yang memang terbilang kelas menengah ke atas," ungkapnya.

Pemkot Tangsel berharap masyarakat dapat memaklumi kesulitan yang dihadapi dalam merealisasikan program ini. Mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa pelaksanaannya nanti sesuai dengan aturan yang berlaku dan benar-benar memberikan manfaat bagi para penerima. "Prinsipnya mohon doanya saja agar itu bisa berjalan karena sangat bagus programnya," harap Benyamin.

​​​​

Topik Menarik