Suasana Natal di Gaza, Umat Kristiani: Ada Aroma Kematian, Kami Tak Tahu Siapa yang Akan Selamat

Suasana Natal di Gaza, Umat Kristiani: Ada Aroma Kematian, Kami Tak Tahu Siapa yang Akan Selamat

Berita Utama | inews | Rabu, 25 Desember 2024 - 08:10
share

GAZA, iNews.id - Ratusan umat Kristiani Kota Gaza, Jalur Gaza Utara, Selasa (24/12/2024) malam, merayakan Natal di gereja yang masih berdiri. Ini merupakan Natal kedua yang mereka lewati dalam kondisi perang.

Perayaan dilakukan dalam suasana sangat sederhana dan diliputi rasa ketakutan karena pasukan Israel sedang melakukan operasi militer di Gaza Utara.

Mereka berkumpul untuk ibadat seraya berdoa agar perang yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina itu segera berakhir.

Tak ada gemerlap lampu, dekorasi pesta, serta pohon Natal menjulang tinggi yang biasa menghiasi Kota Gaza selama puluhan tahun sebelum perang. Alun-Alun Prajurit Tak Dikenal yang dulunya dipenuhi semangat Natal kini hanya tinggal puing-puing akibat serangan udara Israel yang tak henti-hentinya.

“Natal kali ini membawa aroma kematian dan kehancuran,” kata George Al Sayegh, warga Kristen Gaza yang kini tinggal di Gereja Ortodoks Yunani abad ke-12 St Porphyrius, kepada Al Jazeera, dikutip Rabu (25/12/2024). 

“Tidak ada kegembiraan, tidak ada semangat pesta. Kami bahkan tidak tahu siapa yang akan selamat sampai hari raya berikutnya," tuturnya, menambahkan.

Perayaan malam Natal juga digelar di Khan Younis, Gaza Selatan. 

Mayess Hamid, seorang warga, membuat berbagai macam makanan di dapur daruratnya berlantai pasir dan atap nilon.

Perempuan 31 tahun itu merupakan pembuat kue dan biskuit selama 10 tahun sebelum tokonya hancur akibat serangan Israel. Seperti banyak warga Gaza, dia kehilangan pekerjaannya ketika toko roti tempat dia bekerja dibom.

“Saya ingin memulai tahun dengan optimisme dan membuat kue Natal untuk dibagikan kepada anak-anak di kamp sekitar saya,” katanya.

“Perang mengubah hidup kami. Saya kehilangan penghasilan dan rumah saya hancur,” kata Hamid, yang telah mengungsi sembilan kali sejak keluarganya meninggalkan Zeitoun, sebelah timur Kota Gaza, dan kini menetap di Al Mawasi, Khan Younis.

Membuat kue, kata dia, merupakan tantangan karena Gaza saat in kekurangan bahan pokok sangat parah. Beberapa wilayah di Gaza dilanda kelaparan.

Topik Menarik