Teknologi D’Ozone Bantu Petani Wonosobo Simpan Cabai dan Tomat 2 Bulan
WONOSOBO, iNewsJoglosemar.id - Teknologi D’Ozone kini membantu petani Wonosobo memperpanjang masa simpan sayuran berumur pendek seperti cabai dan tomat hingga dua bulan. Melalui teknologi ini, sayuran yang biasanya hanya bertahan sekitar satu minggu, kini bisa tetap segar lebih lama, sekaligus lebih aman dikonsumsi.
Peluncuran Ozonisasi Produk Sayuran untuk Petani Wonosobo berlangsung pada Kamis, 12 Desember 2024, di Dusun Reco, Desa Reco, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh, antara lain Rektor Universitas Diponegoro (UNDIP), Wakil Rektor Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Hukum dan Organisasi, Direktur Utama PT. Dipo Technology, Ketua Center for Plasma Research (CPR), serta perwakilan dari pemerintah daerah dan organisasi setempat.
D’Ozone bekerja dengan teknologi plasma untuk menghasilkan ozon dari udara sekitar dan mengaplikasikannya dalam proses sterilisasi produk hortikultura, seperti sayuran dan buah-buahan. Teknologi ini menghambat pembusukan akibat bakteri dan jamur serta mengurangi penggunaan pestisida hingga 90. Dengan cara ini, sayuran yang biasanya hanya bertahan satu minggu, kini bisa tetap segar hingga dua bulan dan lebih aman dikonsumsi.
Rektor UNDIP, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., menjelaskan bahwa penerapan teknologi D’Ozone ini adalah bagian dari kontribusi nyata UNDIP kepada masyarakat. “UNDIP tidak hanya sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga menjadi bagian penting dalam memberikan manfaat kepada masyarakat sesuai dengan tagline 'UNDIP Bermartabat, UNDIP Bermanfaat’,” ungkapnya.
Prof. Suharnomo berharap teknologi ini dapat terus berkembang di Wonosobo dan diimplementasikan lebih luas dengan dukungan pemerintah daerah. Ia juga mendukung adanya kegiatan KKN Tematik di wilayah tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat.
Mohamad Riyatno, Asisten Administrasi Umum Sekretaris Daerah Wonosobo, menyambut positif teknologi D’Ozone yang dikembangkan oleh UNDIP. Ia mengungkapkan bahwa teknologi ini akan sangat bermanfaat bagi petani, terutama dalam menjaga kualitas hasil panen. Ke depannya, teknologi ini diharapkan bisa diperluas ke desa-desa lain di Wonosobo.
Azwar, S.E., M.M., Direktur Utama PT. Dipo Technology, menjelaskan bahwa petani di Wonosobo sering menghadapi masalah harga panen yang turun drastis. Dengan adanya teknologi D’Ozone, petani dapat menunda penjualan hasil panen mereka, memperpanjang masa simpan, dan meningkatkan daya saing produk mereka di pasar.
“Sayuran yang diolah dengan ozonisasi lebih segar, sehat, higienis, dan bebas dari pestisida. Ini juga mendukung program makan bergizi gratis untuk siswa,” jelas Azwar.
Penemu Teknologi Plasma Ozon dan Ketua Center for Plasma Research (CPR) UNDIP, Prof. Dr. Muhammad Nur, DEA, menjelaskan bahwa produk D’Ozone berfungsi sebagai generator ozon dengan kapasitas 150 gram per jam. Ozon ini, yang dilarutkan dalam air dengan teknologi Nano Microbubble, mampu membunuh bakteri dan menghilangkan pestisida.
“Larutan ozon ini efektif mengatasi pembusukan dan memperpanjang umur simpan produk pertanian,” ujarnya.
Prof. Nur menambahkan bahwa produk sayuran yang telah diproses menggunakan D’Ozone terdaftar dengan merk Agrozone dan sudah bisa dipasarkan tidak hanya di pasar lokal, tetapi juga ke pasar modern dan supermarket, bahkan berpotensi diekspor.
Petani Among Tani, Dwi Haryanto, mengungkapkan rasa syukurnya atas adanya solusi dari teknologi D’Ozone. Dengan teknologi ini, mereka bisa menyimpan hasil pertanian saat harga turun dan menunggu waktu yang tepat untuk menjualnya.