Usia Harapan Hidup Masyarakat Jawa Tengah Rata-rata Sekitar 74,69 Tahun
SEMARANG, iNewsSemarang.id – Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana menyebut bahwa usia harapan hidup masyarakat Jawa Tengah saat ini rata-rata sekitar 74,69 tahun. Artinya kesehatan dan kebugaran masyarakat mulai meningkat.
Namun, kata dia, masih tetap diperlukan kontribusi pemenuhan permintaan dokter. Sebab masih banyak tantangan bidang kesehatan yang harus diselesaikan.
Nana mencontohkan, pada triwulan III tahun 2024, terdapat 320 kasus kematian Ibu, kematian bayi (0-1 tahun) 3.274 kasus, dan kematian balita mencapai 3.672 kasus.
Sedangkan prevalensi stunting pada tahun 2023 berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 20,7. Selain itu, masih ada tantangan untuk menangani penyakit-penyakit lain seperti TBC, diabetes, jantung, gangguan saluran pernapasan, dan lainnya.
"Kita masih berupaya menurunkam angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), angka kematian balita (AKBa), dan stunting. Tantangan ke depan juga makin kompleks," kata Nana di Semarang, Sabtu (23/11/204).
Dia menyatakan, proyeksi kebutuhan dokter umum di wilayahnya masih cukup tinggi. Nana berharap, semakin banyak fakultas kedokteran berkualitas di wilayahnya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
"Proyeksi kebutuhan dokter umum di Jateng berdasarkan permintaan per 1.000 penduduk tahun 2024 sebesar 20.084 orang,” sebutnya.
Namun, lanjut dia, jumlah dokter umum di Jateng saat ini masih sebanyak 10.615 orang, sehingga masih terdapat kekurangan 9.469 orang dokter umum.
Oleh karenanya, langkah yang dilakukan Unwahas dengan meningkatkan fasilitas pendidikan dokter sangat penting. Ke depan, ia berharap lebih banyak kontribusi Unwahas dalam menelurkan dokter-dokter berkualitas dan menutup kekurangan kebutuhan dokter.
"Laboratorium dengan computer base test (CBT) itu akan menumbuhkan budaya belajar dan penelitian bagi civitas akademik. Outputnya Unwahas dapat mendukung meningkatkan kesehatan masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sehat," tutur Nana.
Acara ground breaking tersebut digelar dengan tasyakuran akreditasi Unwahas sebagai universitas unggul yang diperoleh oleh BAN-PT.
Pembangunan laboratorium tersebut menelan anggaran senilai Rp114 miliar. Gedung tersebut dirancang enam lantai dan dilengkapi sekitar 150-200 komputer (CBT). Gedung tersebut juga diproyeksikan tahan gempa sampai 9 SR.
"Ke depan kami akan bersungguh-sungguh, berkontribusi bagi kemajuan negara sebagaimana cita-cita pendiri dan para kiai yang mendukung sejak dulu," ujar Ketua Yayasan Wahid Hasyim Nur Ahmad.
Wakil Presiden ke-13 RI, KH Ma'ruf Amin yang ikut hadir di acara tersebut mengatakan, pembangunan laboratorium itu sebagai upaya menciptakan sumber daya manusia unggul, yang dapat berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan negara.
"Ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi adalah kunci. Semua dibaca, diteliti, direnungkan, dan dikembangkan sehingga mampu menyediakan SDM unggul," jelasnya.