Hari Kesehatan Nasional 2024, PB IDI Kecam Kekerasan Dokter di Papua
JAKARTA, iNews.id - Hari Kesehatan Nasional diperingati pada tanggal 12 November setiap tahunnya. Di tahun ini, Hari Kesehatan Nasional 2024 mendapat sorotan, karena adanya laporan tindak kekerasan terhadap dokter di wilayah Papua.
Atas kejadian tersebut, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengecam tindakan kekerasan yang dialami Dokter Yordan Sumomba yang bertugas di RSUD Lukas Enembe, Kobakma, Kabupaten Mamberamo Tengah, Papua Pegunungan.
Ketua Umum PB IDI dr Moh Adib Khumaidi memastikan pihaknya telah berkoordinasi dengan IDI Cabang Jayawijaya terkait penganiayaan yang dialami dr Yordan. Dokter Adib juga meminta aparat kepolisian melakukan penindakan keras dan melakukan proses hukum terhadap pelaku.
"Kami ingin seluruh sejawat dokter dan tenaga kesehatan yang berada di Mamberamo Tengah, serta di seluruh wilayah Papua, mendapatkan jaminan keamanan, keselamatan, kenyamanan dalam melakukan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di wilayah tersebut," ungkap dr Adib dalam keterangan resminya, Selasa (12/11/2024).
Kronologi Penganiayaan Dokter Yordan
Berdasarkan laporan kronologis dari IDI cabang Jayawijaya, pada Selasa, (5/11/2024), sekitar pukul 13.35 WIT, terduga pelaku masuk ke ruangan apotek RSUD Lukas Enembe dan berteriak-teriak. Terduga pelaku masuk ke ruangan mengambil kursi dan sempat melempar korban, dan tidak mengenainya.
Setelahnya pelaku mengambil kayu balok dan memukul ke arah muka dan punggung korban. Diketahui seorang pasien yang tengah berobat langsung melerai aksi tersebut, namun parahnya, si pasien itu juga dipukul oleh terduga pelaku.
Tak hanya pemukulan, terduga pelaku juga melakukan pengrusakan terhadap fasilitas RSUD yakni mengambil batu lalu melempar ke arah kaca jendela RSUD Lukas Enembe. Setelah itu, terduga pelaku langsung keluar dari RSUD Lukas Enembe.
Akibat dari kejadian tersebut korban mengalami luka patah tulang di bagian pipi kanan, hidung, dan sejumlah bagian wajah, serta luka memar parah di punggung. Dikarenakan luka yang cukup parah, korban saat ini dievakuasi dan dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar.
PB IDI berharap kejadian penganiayaan yang dialami dr Yordan ini menjadi kasus terakhir dan diharapkan tidak terulang lagi.
"Semoga kejadian ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah pusat dan daerah, apalagi pelaku kejadian ini adalah aparat pemerintah," ungkap dr Adib.
Sementara itu, Ketua IDI Cabang Jayawijaya, dr Lorina, mengatakan dr Yordan termasuk salah satu dokter kontrak yang ingin mengabdikan dirinya secara penuh untuk wilayah Papua. Dokter Lorina berharap kasus kekerasan terhadap para dokter di wilayah Papua menjadi perhatian khusus pemerintah, sehingga lebih banyak dokter yang mau mengabdikan diri di Papua.
"Jumlah dokter umum dan spesialis yang mau bertugas di wilayah Papua dan Papua Pegunungan semakin sedikit dari tahun ke tahun karena konflik dan tidak adanya jaminan keamanan dan keselamatan. Apalagi insentif yang diterima tidak sebanding dengan tingginya biaya hidup di Papua terutama di wilayah Pegunungan," katanya.