Rusia Merasa Diremehkan AS soal Senjata Nuklir, Bisa Perang Dunia III
Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev merasa Amerika Serikat (AS) dan sekutunya telah meremehkan Moskow perihal kenekatannya untuk menggunakan senjata nuklir demi mempertahankan keberadaannya.
Medevdev, yang menjabat sebagai presiden Rusia dari tahun 2008 hingga 2012, memperingatkan Amerika untuk menanggapi peringatan nuklir Moskow dengan serius guna menghindari Perang Dunia III.
Dalam wawancaranya dengan RT pada hari Sabtu, pejabat senior Kremlin ini mengatakan bahwa pejabat tinggi AS tidak menginginkan Perang Dunia III tetapi untuk beberapa alasan mereka percaya bahwa Rusia tidak akan pernah menggunakan senjata nuklir.
"Mereka keliru, katanya, yang dilansir Reuters , Minggu (3/11/2024).
Menurutnya, para pemimpin Barat saat ini tidak berpikiran maju seperti para pendahulu mereka dan gagal memperhitungkan kesediaan Rusia untuk mempertahankan keberadaannya dengan menggunakan segala cara yang dimilikinya.
"Mereka telah melakukan kesalahan perhitungan, karena mereka bukan orang yang paling cerdas. Untuk beberapa alasan mereka berpikir bahwa Rusia tidak akan pernah melewati batas tertentu. Mereka salah. Jika menyangkut eksistensi negara kita, seperti yang telah berulang kali dikatakan oleh presiden negara kita, kita tidak akan punya pilihan lain, kata Medvedev.Dia menekankan bahwa siapa pun yang menjabat sebagai presiden negara bersenjata nuklir mengemban kewajiban untuk membela negara mereka sampai akhir, dan bersugesti bahwa para pemimpin Barat saat ini seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz tidak memiliki ketajaman dan kehalusan pikiran seperti para pendahulu mereka.
Kelas politik mengalami kemerosotan, teknokrat masuk dan mereka tidak dapat memahami bagaimana politik berfungsi. Ini adalah bencana, kata Medvedev.
Pada bulan September, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan amandemen doktrin nuklir negaranya. Perubahan tersebut akan memungkinkan Moskow untuk memperlakukan serangan oleh negara non-nuklirtermasuk Ukrainayang didukung oleh negara nuklir sebagai ancaman bersama ketika memutuskan apakah akan membalas dengan senjata nuklir.
Putin juga telah memperingatkan bahwa izin Barat bagi Ukraina untuk melakukan serangan jarak jauh di wilayah Rusia akan sama saja dengan NATO yang mengobarkan perang terhadap Rusia.
Awal minggu ini, militer Rusia mengadakan latihan pasukan pencegah strategisnya, yang melibatkan uji coba peluncuran rudal jelajah dan rudal balistik antarbenua.
Menurut Putin, latihan tersebut diperlukan untuk menjaga kekuatan nuklir Rusia pada tingkat yang memadai guna memastikan negara tersebut dapat melindungi wilayah dan warganya.
Pada saat yang sama, Putin menekankan bahwa Moskow tidak berniat terlibat dalam perlombaan senjata baru dan bahwa Rusia mempertahankan posisinya bahwa penggunaan senjata nuklir adalah upaya terakhir untuk memastikan keamanan nasional.