Pilot Susi Air Akan Dibebaskan OPM setelah 1,5 Tahun Disandera, Ini Respons TNI

Pilot Susi Air Akan Dibebaskan OPM setelah 1,5 Tahun Disandera, Ini Respons TNI

Berita Utama | inews | Rabu, 18 September 2024 - 08:58
share

JAKARTA, iNews.id - Pilot Susi Air Philip Mark Mehrten sudah lebih dari 1,5 tahun disandera gerombolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) di belantaran hutan Papua. Kabar terkini menyebutkan pilot asal Selandia Baru yang disandera sejak 7 Februari 2023 tersebut akan dibebaskan dengan alasan kemanusiaan.

Kapendam XVII Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan merespons kabar pembebasan tersebut. Apabila benar akan dibebaskan, dia mengaku bersyukur karena keselamatan pilot sebagai prioritas dan terhindar dari adanya korban jiwa, baik pilot maupun masyarakat.

Namun dia menilai pernyataan OPM tidak sinkron atau sesuai dengan kenyataan soal alasan kemanusiaan. Sebab sejak awal OPM yang menahan atau menyandera pilot tersebut.

Sementara aparat keamanan sejak awal selalu mengedepankan dialog dan misi kemanusiaan dalam upaya pembebasan pilot.

"Pada dasarnya misi kemanusiaan dari aparat keamanan untuk melindungi dan menyelamatkan pilot dan masyarakat sehingga gerombolan OPM tidak perlu melebar ke mana-mana jika benar-benar akan membebaskan pilot Susi Air," ujar Kapendam, Rabu (18/9/2024).

Diketahui, pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens disandera OPM pimpinan Egianus Kogoya di belantara hutan Papua. Penyanderaan ini dimulai saat Kapten Philip Mark Mehrtens mempiloti pesawat Susi Air nomor penerbangan SI 9368 yang mendarat di Landasan Terbang Paro, Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2/2023). Pesawat komersial ini membawa enam orang terdiri atas lima penumpang dan seorang pilot.

OPM menyerang dan membakar pesawat tersebut. Aparat yang datang ke lokasi tak menemukan keberadaan pilot hingga dilakukan pencarian melibatkan masyarakat setempat.

Belakangan diketahui dalam video yang beredar pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens disandera OPM. Pilot tersebut disebut menjadi jaminan negosiasi politik.

Topik Menarik