Bahaya Heatstroke bagi Pelari, Dapat Sebabkan Kerusakan Organ hingga Kematian

Bahaya Heatstroke bagi Pelari, Dapat Sebabkan Kerusakan Organ hingga Kematian

Berita Utama | okezone | Selasa, 17 September 2024 - 00:45
share

HEATSTROKE atau sengatan panas terjadi ketika suhu tubuh seseorang melebihi 40 derajat Celsius. Dengan adanya perubahan iklim, risiko ini semakin meningkat bagi pelari jarak jauh yang berolahraga di bawah suhu yang sangat panas.

Carolyn Baker, seorang pelari yang mengenakan kaos neon merah muda dan kacamata hitam, tersenyum saat dia berlari di Falmouth Road Race tepi pantai Cape Cod, Amerika Serikat. Namun, mendekati garis akhir, dia tiba-tiba jatuh akibat kepanasan. Para relawan medis segera merendamnya dalam bak es dan mengukur suhu tubuhnya yang mencapai 41,6 derajat Celsius.

Kejadian ini menegaskan bahwa heatstroke adalah kondisi serius yang bisa menyebabkan kerusakan organ hingga kematian. Jika tidak diobati dengan cepat dan tepat, efeknya bisa sangat fatal. Meskipun kondisi ini bisa diatasi dengan cepat melalui pendinginan, banyak perlombaan tidak memiliki sumber daya atau keahlian yang memadai untuk memberikan perawatan yang tepat.

Bagaimana Heatstroke Terjadi?

Melansir dari Scmp, Selasa (17/09/2024) heatstroke akibat aktivitas fisik terjadi ketika tubuh tidak mampu mendinginkan diri dengan baik selama berolahraga, menyebabkan suhu tubuh naik di atas 40 derajat celsius. Ini dapat mengganggu sistem saraf pusat dan menyebabkan gejala seperti pingsan atau kehilangan kesadaran. Organ tubuh seperti otot, ginjal, dan otak bisa rusak jika suhu tubuh tidak diturunkan dengan cepat.

 

Lomba falmouth dapat beresiko terkena heatstroke. Dengan jarak tujuh mil atau setara dengan 11 kilometer, lomba ini cukup panjang untuk memberikan waktu bagi tubuh memanas, sehingga banyak pelari mendorong diri mereka secara keras. Lebih dari 11.000 peserta dan beberapa dari mereka tidak berlatih untuk beradaptasi dengan cuaca panas, atau datang dalam keadaan dehidrasi.

Direktur medis John Jardine di Falmouth telah mendokumentasikan hampir 500 kasus heatstroke selama lebih dari dua dekade. Douglas Casa dari Korey Stringer Institute mencatat bahwa banyak perlombaan, tidak memiliki fasilitas atau peralatan yang memadai untuk menangani kasus heatstroke secara efektif. Metode pendinginan yang cepat yaitu dengan merendam korban dalam bak es.

Berdasarkan lebih dari tiga ribu kasus yang telah di lacak, tidak ada yang meninggal jika suhu mereka turun di bawah 40 derajat Celsius dalam waktu 30 menit setelah heatstroke. Pentingnya Kesadaran dan Persiapan bagi Pelari, penyelenggara lomba, dan tim medis semuanya memiliki tanggung jawab dalam mengelola risiko heatstroke. Pelari harus memastikan mereka terhidrasi dengan baik, mengenali gejala-gejala awal heatstroke, dan tahu kapan harus berhenti.

Sementara itu, penyelenggara lomba perlu menyediakan fasilitas medis yang memadai dan memastikan semua petugas medis dilatih untuk menangani kasus heatstroke dengan cepat dan efektif.

Topik Menarik