Korban Tewas Topan Yagi di Vietnam Jadi 179 Orang, Ribuan Warga Hanoi Mengungsi

Korban Tewas Topan Yagi di Vietnam Jadi 179 Orang, Ribuan Warga Hanoi Mengungsi

Berita Utama | inews | Kamis, 12 September 2024 - 04:00
share

HANOI, iNews.id Jumlah korban tewas akibat Topan Yagi di Vietnam terus bertambah. Data terakhir menyebutkan, sedikitnya sudah 179 orang meninggal dalam bencana itu, Rabu (11/9/2024) malam WIB.

Sementara itu, ribuan orang telah dievakuasi dari daerah dataran rendah di ibu kota Vietnam, Hanoi. Sungai Merah yang membelah kota itu telah meluap ke level tertinggi dalam dua dekade, membanjiri jalan-jalan.

BBC melansir, pada Rabu kemarin, banjir akibat luapan sungai mencapai ketinggian satu meter di beberapa bagian kota. Hal itu memaksa sejumlah warga menggunakan perahu untuk bergerak dari satu ke lain tempat.

Listrik telah diputus di beberapa distrik karena masalah keselamatan. Sementara 10 dari 30 distrik administratif Hanoi berada dalam status siaga banjir, menurut laporan media pemerintah setempat.

Topan Yagi menghantam wilayah utara Vietnam. Pemerintah mengatakan, banjir dan tanah longsor yang dipicu topan itu menjadi penyebab utama kematian.

Ini banjir terburuk yang pernah saya lihat, kata warga Hanoi, Tran Le Quyen, kepada kantor berita Reuters.

Kemarin pagi airnya kering. Sekarang seluruh jalan terendam banjir. Kami tidak bisa tidur semalam, ujarnya.

Topan Yagi pada awalnya dikategorikan sebagai topan super, atau setara dengan badai kategori 5. Namun, levelnya kemudian diturunkan menjadi depresi tropis, meski terus mendatangkan malapetaka di Vietnam sejak menerjang daratan negara Asia Tenggara itu Sabtu (7/9/2024) lalu.

Menurut Reuters, topan tersebut dinobatkan sebagai topan terkuat di Asia tahun ini. Rumah saya sekarang menyatu dengan sungai, kata Nguyen Van Hung, yang tinggal di tepi Sungai Merah.

Seluruh Desa Lang Nu di Provinsi Lao Cai, Vietnam Utara, tersapu banjir bandang pada Selasa (10/9/2024). Sedikitnya 30 orang dipastikan tewas. Ratusan tentara pun dikerahkan ke desa tersebut untuk mencari korban yang masih hilang.

Salah satu penyintas di desa itu, Hoang Thi Bay, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia nyaris saja hanyut oleh arus luapan sungai. Dia selamat dari maut setelah berpegangan pada sebuah tiang bangunan rumahnya.

Saya melihat ke luar jendela dan melihat tanah bergerak datang ke arah saya, katanya.

Saya berlari ke dapur, dan berpegangan erat pada tiang beton. Rumah panggung kayu kami hancur, tuturnya.

Topik Menarik