Putin: 50.000 Tentara Ukraina Tewas Setiap Bulan, 5 Kali Lebih Banyak Dibandingkan Rusia

Putin: 50.000 Tentara Ukraina Tewas Setiap Bulan, 5 Kali Lebih Banyak Dibandingkan Rusia

Berita Utama | sindonews | Kamis, 6 Juni 2024 - 08:38
share

Presiden Vladimir Putin mengatakan Ukraina kehilangan setidaknya 50.000 tentara militer setiap bulannya, lima kali lebih banyak dibandingkan kerugian yang dialami militer Rusia.

Itu disampaikan Putin kepada para jurnalis di sela-sela Forum Ekonomi Internasional St Petersburg (SPIEF).

Menurut perkiraan kami, tentara Ukraina kehilangan sekitar 50.000 orang setiap bulannya, kata Putin saat menjawab sebuah pertanyaan, seraya menambahkan bahwa rasio korban yang bersifat sanitasi dan tidak dapat dipulihkan adalah sekitar 50-50".

Meskipun tidak merinci jumlah korban tentara di pihak Rusia, Putin mengatakan jumlah kerugian Moskow yang tidak dapat diperbaiki setidaknya lima kali lebih sedikit dibandingkan yang dialami pasukan Kyiv.

Menurutnya, saat ini terdapat 1.348 prajurit Rusia yang ditahan di Ukraina sebagai tawanan perang, sementara 6.465 prajurit Ukraina ditahan di Rusia.

Ukraina mampu memobilisasi sekitar 30.000 tentara setiap bulan. "Dan jumlah sukarelawannya tidak banyak, jelas Putin, seperti dikutip Russia Today , Kamis (6/6/2024).

Itu tidak menyelesaikan masalah, kata pemimpin Rusia tersebut. Semua orang yang dapat mereka mobilisasi akan pergi untuk menggantikan mereka yang kalah di medan perang.

Masih menurut Putin, sudah menjadi rahasia umum di Ukraina bahwa dorongan untuk menurunkan usia wajib militer datang dari Amerika Serikat.

Pada bulan April, Kyiv mengubah peraturan untuk mengizinkan wajib militer bagi warga berusia 25 tahun, turun dari ambang batas sebelumnya yaitu 27 tahun.

Putin mengatakan Washington ingin merevisinya lagi menjadi 23 tahun. "Lalu menjadi 18, atau mungkin langsung menjadi 18 [tahun]," paparnya.

Dia menambahkan bahwa AS telah meyakinkan Ukraina untuk mewajibkan anak-anak berusia 17 tahun mendaftar untuk mobilisasi.

Kekurangan pasukan garis depan yang akut telah mendorong Kyiv untuk mempertimbangkan menerima desertir yang memilih untuk kembali ke medan perang, menurut instruksi dari Biro Investigasi Negara (SBI) kepada Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Kolonel Jenderal Oleksandr Syrskyi, yang diterbitkan pada hari Rabu.

Topik Menarik