Kisah Nenek Sjajriah Jamaah Tunanetra di Bawah Bimbingan Petugas Haji

Kisah Nenek Sjajriah Jamaah Tunanetra di Bawah Bimbingan Petugas Haji

Berita Utama | okezone | Minggu, 2 Juni 2024 - 03:30
share

MAKKAH - Sajriah masih mengenakan mukena ketika Kiai Khalilurrahman bersama tim dari Daerah Kerja (Daker) Makkah berkunjung ke kamarnya di Hotel Al-Hasan (113) wilayah Syisyah, Selasa 28 Mei 2024. Siang itu ia baru saja menyelesaikan istirahat selepas rutinitas paginya.

Jemaah haji disabilitas (tuna netra) ini menyambut ramah kedatangan rombongan Khalililurrahman, Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah. Hari itu, Sjajriah ditemani Hafida Jufri, perawat pendampingnya.

Sambil menunggu puncak haji, Khalilurrahman menyarankan Sajriah beribadah di hotel saja. Selain kondisinya yang sudah lanjut usia juga cuaca yang sangat terik.

"Buat jemaah yang sepuh-sepuh mendapatkan kemuliaan keringanan, rukhsah. Jadi kalau tidak kuat, setelah wukuf bisa langsung ke hotel kembali. Ada namanya safari wukuf," kata Kiai Khalil.

Jemaah haji berusia 65 tahun ini menyadari betul kondisinya yang memang tidak memungkinkan menjalani ibadah haji dengan normal, misalnya ikut beramai-ramai ke Masjidil Haram.

Sebelum undur diri, Kiai Khalil sempat meminta agar Sajriah mengirim Alfatihah, mendoakan seluruh jemaah haji Indonesia dan petugas haji dan seluruh jemaah diberi keselamatan dan kesehatan.

Jemaah asal Pare Pare, Sulawesi Selatan itu lantas menengadah tangan berdoa lalu membaca Alfatihah. Kiai Khalil membimbingnya diikuti semua yang ada di kamar itu.

Hafida Jufri, perawat sekaligus penerjemah mengatakan, semangat berhaji Sjajriah luar biasa. Saat di Madinah, ia melanjutkan, Sajriah sering melaksanakan salat di Masjid Nabawi karena letak hotel dekat. Namun di Makkah berbeda. Ia tidak diperkenankan salat ke Masjidil Haram karena jarak antara hotel tempat tinggalnya cukup jauh.

Sjajriah, kata Hafida, sangat sehat dan tidak memiliki penyakit bawaan. Tak ada obat yang dibawa kecuali vitamin C dan minyak kayu putih.

Topik Menarik