7 Faedah Menjalankan Ibadah Puasa, Muslim Harus Tahu!
AKURAT.CO - Puasa merupakan ibadah yang dilakukan dengan menahan diri dari hawa nafsu, baik nafsu perut maupun nafsu kemalauan dan nafsu-nafsu lainnya. Puasa merupakan ibadah yang menjadi kewajiban pagi setiap orang Islam yang memenuhi syarat yang di dalamnya banyak mengandung faidah.
Ibadah puasa Ramadan ini termasuk ke dalam salah satu rukun Islam, yaitu rukun Islam keempat. Kewajiban puasa Ramadan banyak termaktub di dalam Al-Quran dan hadis, salah satunya:
Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS Al-Baqarah 2: 183)
Sebagai salah satu ibadah wajib, puasa memiliki banyak faidah yang dapat dirasakan oleh orang-orang yang menjalankan ibadah tersebut. Faidah-faidah tersebut banyak dijelaskan oleh para ulama di dalam berbagai macam kitab-kitab kuning yang membahas mengenai Ramadan. Dengan adanya faidah-faidah yang dapat diperoleh oleh orang yang berpuasa, dapat menjadi motivasi untuk selalu bersemangat menjalankan ibadah puasa.
Ini Faedah Puasa Ramadan
Dilansir dari laman resmi NU Online , faidah puasa Ramadan ini disebutkan dalam kitab Maqshid al-Shaum karya Imam Izzuddin bin Abdissalam al-Sulami. Faidah yang terdapat dalam kitab tersebut mengenai pembangunan diri, baik dari sisi agama maupun individu. Berikut ini beberapa faidah puasa Ramadan yang dapat diraih oleh orang mukmin yang berpuasa:
1. Raful Darajat (Meninggikan Derajat)
Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu. (HR Imam Muslim)
Kata dibukanya pintu surga, menurut Imam Izzuddin hal tersebut adalah simbol agar memperbanyak ketaatan, khususnya hal-hal yang wajib. Sederhananya, dibukanya pintu surga merupakan bentuk motivasi agar manusia giat memperbanyak ibadah. Karena, meskipun pintu surga dibuka lebar, untuk dapat memasukinya tetap saja harus memperbanyak ketaatan.
Mengenai ditutupnya pintu neraka, Imam Izzudin menyebutnya sebagai simbol untuk menyedikitkan maksiat. Imam Izzudin menjelaskannya dengan kata sedikit ini dapat dipahami bahwa beliau mengenal wakta manusia yang jauh dari kesempurnaan untuk menghindari dosa dan manusia sudah pasti akan membawa dosa ketika menghadap Allah, hanya saja kadarnya yang berbeda dari setiap manusia.
Dibelengguna setan, menurut beliau, hal tersebut melambangkan sebagai terputusnya kewaswasan (bisikan setan) terhadapat orang yang berpuasa. Bisa diartikan bahwa apa yang dikerjakan manusia semuanya murni bergantung pada dirinya sendiri, mau baik ataupun buruk. Sehingga akan sangat sia-sia dan rugi jika dengan banyaknya peluang di bulan Ramadan yang diberikan Allah tidak dimanfaatkan sebaik mungkin.
2. Takfir Al-Khathiat (Penghapusan Dosa)
Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Kata iman dalam hadis di atas artinya adalah percaya dengan kewajiban puasa dan menjalankannya. Sedangkan mengharapkan pahala artinya adalah merendahkan diri memohon pahala dari Tuhannya. Artinya dengan meminta imbalan, manusia menyerahkan diri, menyatakan keimanan dan kelemahannya kepada Allah.
3. Kasr Al-Syahawat (Memalingkan/Mengalahkan Syahwat)
Nabi Muhammad Saw bersabda ,
Wahai para pemuda, barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukan pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah, sesungguhnya puasa itu adalah penekan syahwatnya. (HR Imam Ahmad dan Imam Bukhari)
Berdasarkan hadis di atas, Imam Izzuddin menjelaskan bahwa lapar dan haus yang disebabkan yang dilakukan dengan sengaja karena sedang beribadah puasa dapat mengalahkan syahwat untuk bermaksiat. niat ibadah inilah yang memberikan nilai dari lapar dan haus, sebagai bentuk Latihan untuk mengendalikan hawa nafsu.
4. Taksir Al-Shadaqat (Memperbanyak Sedekah)
Imam Izzuddin berkata:
Karena sesungguhnya orang berpuasa ketika dia merasakan lapar, dia mengingat rasa lapar itu. Hal itulah yang memberikan dorongan kepadanya untuk memberi makan pada orang yang lapar.
Menurut Imam Izzuddin, salah satu faidah dari puasa adalah dapat membuat manusia memperbanyak sedekah. Maksudnya dengan berpuasa tentu saja manusia akan merasakan bagaimana penderitaan yang dialami saudaranya yang hidup berkekurangan.
Dari penderitaan yang dialami tersebut, nantinya akan menghasilkan dua hal, yaitu keegoisan dan kedermawanan. Egois ini muncul karena manusia ingin mendapatkan semuanya sehingga terhindar dari penderitaan. Dan untuk mengilangkan egois ini adalah dengan puasa.
Selain itu, Imam Izzuddin juga menyeritakan sebuah kisah dari Nabi Sulaiman atau Nabi Yusuf yang takut kenyang, karena ketika kenyang ditakutkan akan melupakan orang-orang yang kelaparan. Dan pada kenyataannya, memang ketika sesorang kenyang, lebih cenderung akan melakukan kelalaian yang besar.
5. Taufir At-Tha'at (Menyempurnakan Ketaatan)
Imam Izzudin berkata:
Karena puasa mengingatkan kelaparan dan hausnya ahli neraka. Hal itulah yang mendorong orang berpuasa memperbanyak ketaatan kepada Allah agar terselamatkan dari api neraka.
Rano Karno bakal Tambah Ruang Terbuka Hijau: Penanaman Pohon Lebih Penting dari Sumur Resapan
Dari kutipan di atas, Imam Izzuddin berpendapat bahwa dengan puasa dapat mengingatkan pada lapar dan hausnya ahli neraka. Dan perkataan Imam Izzuddin di atas belum tentu dipikirkan oleh orang yang berpuasa. Dari perkataan tersebut dapat memberikan orang yang membacanya tahu sudut pandang lain dari haus dan lapar karena berpuasa, yaitu memahami bagaimana haus dan laparnya ahli neraka. Sehingga dapat mendorong untuk meningkatkan ketaatan.
6. Syukr Alim Al-Khafiyyat (Bersyukur Mengetahui Kenikmatan Tersembunyi)
Imam Izzuddin berkata:
Ketika berpuasa, manusa menjadi tahu nikmat Allah kepadanya berupa kenyang dan terpenuhinya rasa haus. Karena itu mereka bersyukur. Sebab, kenikmatan tidak diketahui kadar/nilainya tanpa melalui hilangnya rasa nikmat itu (terlebih dahulu).
Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa menurut Imam Izzudin dengan puasa dapat mengingatkan manusia yang sering lalai atas kenikmatan yang Allah berikan di sekitarnya. ketika berpuasa, manusia akan merasakan bagaimana kadar nikmatnya kenyang dan hilangnya rasa haus, sehingga akan lebih bersyukur atas kenikmatan yang Allah berikan.
7. Al-Inzijr an Khawthir al-Mash wa al-Mukhlaft (Mencegah Keinginan Bermaksiat dan Berlawanan)
Ketika seseorang dalam kondisi kenyang, mereka akan lebih memiliki kecenderungan dan lebih leluasa untuk bermaksiat. Namun, ketika manusia sedang lapar dan haus, mereka akan lebih fokus untuk mencari makan dan minum, sebagaimana yang dikatakan Imam Izzuddin. Artinya dengan fokus mencari makan dan minum ini, dapat mengurangi keinginan manusia untuk bermaksiat, dengan catatan bahwa lapar dan haus ini dikarenakan puasa buka karena kondisi tertentu.
Wallahu Alam []