Kisah Novi Listiana, Penyanyi Dangdut yang Kini Sukses jadi Petani di Lereng Merbabu
BOYOLALI, iNews.id Kisah hidup Novi Listiana, penyanyi dangdut asal Kabupaten Boyolali berubah 180 derajat akibat pandemi Covid-19. Perempuan berparah cantik ini kini banting stir sebagai petani di lereng Gunung Merbabu.
Tak hanya alih profesi jadi petani, penampilan Novi kini juga anggun karena berhijab. Sosoknya tampak bersahaja seperti perempuan desa pada umumnya. Dia bahkan tak segan untuk menggendong keranjang yang biasa dipakai untuk bertani.
Dikutip dari channel YouTube Novi Petani Happy, ditampilkan sosoknya ketika masih menjadi biduan di atas panggung. Setelah itu, ditampilkan kesehariannya kini menjadi petani.
Lagi menali kentang, biar tidak mentiyung (melengkung), kata Novi Listiana dalam channel YouTube tersebut sebagaimana dikutip Sabtu (11/2/2023).
Novi mengaku menjadi petani itu enak dan bisa merasakan kerja kerasnya. Dia menjadi petani awalnya ketika pandemi Covid-19 membuat job menyanyi menjadi sepi.
Dia lalu coba-coba untuk bertani dan tidak merasa takut untuk kotor terkena tanah. Kondisi yang berbeda ketika jadi penyanyi yang selalu bersih, berdandan.
Kalau bertani pakai make up, berdandan kan juga nggak apa-apa tho, apa pakai rok penyanyi biar gayeng, ucapnya bercanda.
Namun kalau direalisasikan, dirinya tentu merasa malu. Dia merasa mendapatkan penghasilan dari bertani lebih enak dibanding penyanyi.
Saat menjadi penyanyi, dirinya bekerja dari pagi hingga malam karena job yang terus mengalir. Sedangkan jika menjadi petani, penghasilannya antara Rp25.000 hingga Rp100.000.
Meskipun penghasilannya lebih sedikit dibanding penyanyi, namun pendapatan dari bertani selalu ada, terutama saat panen tiga bulan.
Meskipun kini sudah diperkenankan adanya konser musik atau aktivitas hiburan telah dibuka, namun Novi mengaku enggan untuk kembali bernyanyi. Dia lebih memilih untuk mendalami bertani.
Sementara dikutip dari channel YouTube CapCapung, perempuan yang tinggal di Dusun Selowangan, Desa/Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali ini tampak sangat terampil menjadi petani. Mulai dari membersihkan rumput liar hingga menyemprot tanaman.
Awalnya saya malu jadi petani karena pandangan anak-anak muda zaman sekarang, profesi jadi petani itu kurang keren, kerjanya kotor-kotoran, panas-panasan dan penghasilannya sedikit, ujarnya.
Namun setelah menggeluti dunia tani, dirinya semakin sadar dan bangga menjadi petani karena pekerjaan yang mulia. Selain itu, bertani itu merupakan peluang bisnis yang menjanjikan.
Dikatakannya, melepas profesi menjadi penyanyi karena dirinya sudah lelah dengan gunjingan orang. Sebab ketika menjadi penyanyi dangdut, dirinya mendapat stigma negatif dengan berpakaian seksi, dandanan menor, dan keluar malam.
Dirinya bahkan sering dipandang sebelah mata oleh orang. Saat terjun ke dunia tani, dirinya sempat mendapat pertanyaan dari teman sesama penyanyi karena pekerjaan menjadi petani itu menggendong yang berat, dan kotor. Dari pekerjaan bertani, dirinya mendapatkan hikmah bahwa pekerjaan ini tidak ngongso.
Awal mula bertani berawal ketika kenal dengan pria yang kini menjadi suaminya, satu grup dalam orkes dangdut. Setelah menikah, dirinya lalu pindah ke Kecamatan Selo yang bereda di lereng Gunung Merapi dan Merbabu.
Ketika itu, dirinya belum bisa bertani. Dia lalu diajari suami cara bertani, menanam sayuran, hingga menyemprot tanaman. Dirinya selalu berlatih terus dan belajar dengan petani lainnya di lokasi tersebut.
Berkat ketelatenannya bertani, dia kini sudah mahir bercocok tanam. Selain itu, stigma negatif yang melekat pada dirinya menghilang dan masyarakat merespons positif.
Dirinya bahagia dan senang menikmati perkembangan tanamannya. Ia merasa bersemangat ketika melihat tanaman tumbuh hijau.
Saya merawat tanaman dengan dua metode, organik dan kimia. Ke depannya ingin 100 persen ke organik. Sebab kalau kimia berefek buruk bagi lingkungan, ucapnya.
Saat panen, ia tidak bingung karena sudah ada pedagang sehingga tidak perlu jauh-jauh dibawa ke pasar. Tanaman yang dikembangkan antara lain loncang, kentang, brokoli.
Sukanya menjadi petani ketika melihat tanaman menjadi subur dan hijau, dan panen raya senang. Selain itu, pekerjaannya santai karena bisa mengatur jamnya sendiri. Sedangkan dukanya ketika tanaman ada yang kosong.
Namun dirinya tetap bersyukur karena hal itu merupakan pemberian dari Tuhan. Ia hanya sekedar menjalani, sambil berdoa dan berusaha agar mendapat kesempatan yang lebih baik lagi.
Selain bertani, dirinya aktif menjadi konten kreator di media sosial. Dalam postingan di YouTube, Instagram, TikTok, keseharian yang diposting adalah bekerja menjadi petani.