Kisah Grup Musik Koes Plus, Pernah Dipenjara Orde Lama hingga Jadi Band Legendaris Indonesia
JAKARTA, iNews.id - Pencinta musik Tanah Air tentu mengenal grup band Koes Plus. Ini merupakan salah satu grup band legendaris Tanah Air yang telah membuktikan eksistensinya sejak tahun 1960-an.
Koes Plus lekat dengan lagu-lagu mereka yang banyak menjadi hits. Di antaranya saja, \'Kolam Susu\' dan \'Diana\' yang tidak lekang oleh waktu.
Bicara soal sejarah Koes Plus, grup tersebut dibentuk oleh kakak beradik keluarga Koeswoyo yaitu Tonny Koes dan Yon Koeswoyo pada 27 Agustus 1968. Koes Plus dibentuk untuk melanjutkan kiprah dari Koes Bersaudara yang lebih dulu eksis di jagat musik Tanah Air sejak tahun 1960-an.
Kala itu, Koes Bersaudara beranggotakan Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo, John Koeswoyo, Nomo Koeswoyo dan Tonny Koeswoyo. Setelah album perdana mereka rilis di tahun 1963, John memilih mengundurkan diri, dan Koes Bersaudara pun tinggal menyisakan empat personel.
Lika-liku di industri musik sudah dirasakan oleh Koes Bersaudara. Tonny, Yon, Yok dan Nomo bahkan sempat merasakan dinginnya penjara di tahun 1965, dan menghasilkan sejumlah musik-musik berani.
Viral! Calon Wali Kota Prabumulih Sumsel Pamer 4 Istri saat Kampanye, Sebut Dirinya Tak Munafik!
Musik-musik yang lahir dari jeruji besi zaman orde lama antara lain Di Dalam BUI, Jadikan Aku Dombamu, To The So Called The Guilties, dan Balada Kamar 15.
Setelah itu, Koes Bersaudara sempat vakum karena kesibukan sejumlah anggotanya di luar dari dunia musik. Kekosongan tersebut membuat Koes Plus muncul dan menjadi sebuah grup musik populer serta produktif.
Langkah Koes Plus pun kian mantap saat Yok dan Nomo memutuskan keluar dari Koes Bersaudara. Pada awal berdiri, Koes Plus beranggotakan, Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo dan dua orang di luar keluarga Koeswoyo yaitu Murry dan Totok AR.
Kemudian, tidak lama kemudian, Yok Koeswoyo masuk dalam grup, dan akhirnya menjadi formasi yang terbilang andalan dan paling awet, yaitu Tonny Koeswoyo pada kibor dan gitar melodi, Yon pada gitar pengiring, Yok pada gitar bas, dan Murry pada drum.
Dalam perjalanannya di industri musik Indonesia, Koes Plus merupakan salah satu band yang paling berjaya di era 1970-an. Grup tersebut bahkan menjadi pelopor musik pop dan rock \'n roll di Indonesia.
Sejumlah hits yang merajai dunia musik Tanah Air saat itu yakni Mari-Mari, Diana dan Kolam Susu. Selain sangat populer, produktivitas Koes Plus pun pernah mengeluarkan 22 album di tahun 1974. Kemudian di tahun 1975 mereka mengeluarkan enam album, dan tahun 1976 meluncurkan sepuluh album.
Produktivitas yang luar biasa itu, membuat Koes Plus dikabarkan telah memiliki 750 lagu dalam 72 album yang sudah diluncurkan. Tapi sayangnya, di akhir era 80-an, salah satu punggawa Koes Plus, Tonny Koeswoyo meninggal dunia.
Tonny Koeswoyo meninggal dunia pada 27 Maret 1987 pada usianya yang ke-51 tahun. Semenjak kepergian Tonny, formasi dalam setiap album serta show berubah-ubah.
Setelah Tonny, pada 1 Februari 2014 lalu, Murry Koes Plus meninggal dunia di usia 64 tahun. Setelah itu, Yon Koeswoyo pun menyusul Murry dan Tonny. Yon meninggal dunia di usia 77 tahun pada 5 Januari 2018 lalu.
Hingga akhirnya hanya Yok Koeswoyo, satu-satunya anggota Koes Plus yang masih hidup, ditemani oleh dua kakaknya yakni John Koeswoyo dan Nomo Koeswoyo yang sempat tergabung dalam Koes Bersaudara.
Namun, pada Jumat 2 Desember 2022 lalu, bassist pertama Koes Bersaudara, John Koeswoyo atau Koesdjono (Djon) meninggal dunia. Djon menghembuskan napas terakhirnya pada usia 90 tahun di RS AL Surabaya.