Sejarah Kelam Lubang Buaya, Tempat Pembuangan Jasad 7 Jendral saat Pembantaian G30S/PKI

Sejarah Kelam Lubang Buaya, Tempat Pembuangan Jasad 7 Jendral saat Pembantaian G30S/PKI

Berita Utama | BuddyKu | Jum'at, 30 September 2022 - 05:40
share

Lubang buaya menjadi saksi bisu kekejaman Gerakan 30 September (G30S/PKI) tahun 1965. Di sana lah jasad 7 jendral dibuang usai mengalami penyiksaan hebat.

Namun sebelum menjadi tempat kelam penuh sejarah, lubang buaya yang berlokasi di Cipayung, Jakarta Timur mulanya hanya sebuah tanah atau kebun kosong.

Laman Asosiasi Museum Indonesia mencatat, tempat itu memang kerap digunakan sebagai pusat pelatihan oleh anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Lalu saat malam pembantaian G30S, Pasukan Cakrabirawa dan anggota PKI menjadikan tempat itu sebagai pembuangan terakhir para korban G30S.

Mereka memasukkan jasad Letjen Ahmad Yani, Mayjen R. Suprapto, Mayjen MT Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen D.I .Pandjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Tendean ke dalam sebuah sumur tua.

Sumur tua itu berdiameter 75 sentimeter (cm) dengan kedalaman sekitar 12 meter (m) dan kini disebut sebagai Sumur Lubang Buaya atau Lubang Buaya.

Asal-Usul Nama Lubang Buaya

Lubang buaya tempat pembuangan jasad 7 jendral (Wikipedia)
Lubang buaya tempat pembuangan jasad 7 jendral (Wikipedia)

Nama Sumur Lubang Buaya atau Lubang Buaya diambil dari lokasinya yang berada di wilayah Kelurahan Lubang Buaya.

Namun, ada juga dua versi sejarah soal nama Lubang Buaya. Pertama, berkaitan dengan banyaknya buaya di Sungai Sunter. Kedua, berkaitan dengan legenda Siluman Buaya Putih.

Sebab dahulu Sungai Sunter dikenal berbahaya karena banyak buaya yang berkeliaran di sana. Gerombolan buaya tersebut sering membuat lubang untuk bersembunyi.

Adapun kini, Lubang Buaya menjadi salah satu bagian paling bersejarah dari Monumen Pancasila Sakti. Monumen itu dibuat sebagai suatu penghormatan pada para Pahlawan Revolusi yang gugur dalam insiden G30S/PKI

Selain sumur tua yang merupakan tempat pembuangan jasad ketujuh pahlawan tersebut, ada juga miniatur 3D, hingga barang peninggalan para jenderal. Termasuk di antaranya mobil peninggalan yang juga digunakan untuk membawa para jenderal ke Lubang Buaya.

Artikel Menarik Lainnya

Topik Menarik