Profil Klub Liga 1 Barito Putera, Tim Kalimantan dengan Tantangan Baru Pelatih Berpengalaman
JAKARTA, iNewsBekasi.id - Profil klub Liga 1 Barito Putera ini bisa menjadi hal yang menarik. Sempat menjadi tim di papan atas BRI Liga 1, namun kondisinya berubah.
Tantangan besar terjadi di tahun ini 2024/2025, pelatih Rahmad Darmawan yang punya segudang pengalaman dituntut membawa perubahan bagi tim. Sebagai langkah awal, pemain berbakat dan pengalaman pun didatangkan ke dalam skuad.
Lantas bagaimana profil klub liga 1 Barito Putera? Simak penjelasan yang dihimpun iNews Bekasi dari berbagai sumber tepercaya.
Profil Klub Liga 1ââââââ Barito Putera
Bernama lengkap Persatuan Sepak Bola Barito Putera (PS Barito Putera), klub sepak bola profesional yang bermarkas di Kota Banjarmasin, telah menjadi ikon olahraga di Kalimantan Selatan.
Didirikan pada tahun 1988, klub ini awalnya menggunakan Stadion 17 Mei di Banjarmasin sebagai markas, namun kini juga memanfaatkan Stadion Demang Lehman di Kabupaten Banjar.
Barito Putera lahir dari inisiatif H Abdussamad Sulaiman HB untuk mengembangkan sepak bola Kalimantan Selatan. Berawal dari Persinus Banjarmasin dan tim persiapan PON 1988, Barito langsung tampil di Kompetisi Galatama meski menghadapi tantangan berat.
Kala itu, pemain-pemain nasional seperti Agus Salim dan Priyo Haryadi turut memperkuat tim. Namun, debut di Galatama 1988 belum membuahkan hasil memuaskan, dengan Barito hanya menempati posisi ke-18, kalah bersaing dengan tim-tim besar seperti Pelita Jaya dan Arema Malang.
Prestasi dan Kontroversi
Di musim perdana Liga Indonesia (Ligina) 1994/1995, Barito Putera membuat kejutan dengan mencapai semifinal. Sayangnya, mereka kalah 0-1 dari Persib Bandung dalam pertandingan yang disebut banyak pihak penuh kontroversi.
Meski begitu, tim disambut bak pahlawan saat kembali ke Banjarmasin, dengan konvoi besar sepanjang 30 km dari Bandara Syamsuddin Noor ke pusat kota.
Masalah keuangan mulai menghantui Barito pada awal 2000-an, membuat mereka terdegradasi ke Divisi I pada 2003 dan Divisi II setahun kemudian.
Di tengah rumor kebangkrutan, manajer Hasnuriyadi memastikan tim tetap bertahan. Pada 2008, Barito akhirnya bangkit dengan menjuarai Divisi II dan kembali promosi ke Divisi I.
Musim 2010-2011 menjadi momentum kebangkitan. Meski hanya bermaterikan pemain muda, Barito berhasil bersaing di Divisi Utama, hingga akhirnya keluar sebagai juara pada musim 2011-2012 setelah mengalahkan Persita Tangerang 2-1 di Stadion Manahan, Solo.
Sambutan meriah kembali diberikan oleh masyarakat Banjarmasin dengan arak-arakan trofi juara.
Di Liga Super Indonesia 2013, Barito Putera yang dilatih Salahudin tampil impresif sebagai tim promosi terbaik, finis di peringkat keenam klasemen akhir. Hingga kini, Barito Putera terus berjuang mempertahankan eksistensinya di pentas sepak bola nasional.
Profil Singkat Barito Putera
Nama lengkap: Persatuan Sepak Bola Barito Putera
Julukan: Laskar Antasari, Tim Seribu Sungai, Bekantan Hamuk, Ksatria Tanah Banjar
Berdiri: 21 April 1988; 36 tahun lalu
Stadion: Stadion 17 Mei namun karena masih dalam tahap Renovasi, akhirnya ke Stadion Sultan Agung dengan kapasitas 12.000 penonton.
Pemilik: PT Putera Barito Berbakti
CEO: Indonesia Hasnuryadi Sulaiman
Pelatih: Rahmad Darmawan (Indonesia)
Kelompok suporter: Barito Mania (Bartman), Sop Buntut 1988, Barito Putera Fans Club
Jumlah pemain: 36 dengan nilai pasaran Rp60,58 miliar dengan usia rata-rata 26,7 tahun pada 2024.
Pemain Termahal: Murilo (winger) dari Brasil, Morelatto (tengah) dari Brasil, dan Youssef Ezzejjari (depan) dari Maroko. Ketiga memiliki nilai sama yaitu Rp5,21 miliar.
Pemain Termurah: Reza Zuhro (tengah) dari Indonesia dengan nilai pasar dibawah Rp173,82 juta.
Itulah penjelasan profil klub Liga 1 Barito Putera. Tim ini bukan hanya sekadar klub, tetapi simbol kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan yang terus mendukung penuh perjalanan mereka.