Tingkatkan Produksi PC Lokal, Ambisi Asus Buktikan Eksistensi di Pasar Indonesia
BANDUNG, iNewsBandungRaya.id - Dengan semangat mendukung ekosistem industri teknologi dalam negeri, ASUS Indonesia terus mengupayakan peningkatan produksi PC secara lokal.
Diawali dengan produksi laptop pada kuartal keempat 2022, di kuartal keempat 2024, PC All-in-One pun sudah diselesaikan produksinya di dalam negeri, tepatnya di Batam, Kepulauan Riau.
Lewat kampanye #ASUSsemakinIndonesia, produksi PC secara mandiri di Indonesia tak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan atas pengadaan produk komputasi dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 40 persen.
Lebih dari itu, ASUS ingin membuktikan bahwa eksistensinya di pasar Indonesia bisa memberi manfaat yang jauh lebih luas dan senantiasa mendukung yang terbaik untuk negeri.
“Produksi perangkat berteknologi tinggi seperti laptop, PC All-in-One dan juga PC desktop tentunya membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berkompeten,” ucap Director of Commercial Products ASUS Indonesia, Yulianto Hasan, Kamis (16/1/2025).
“Keterampilan yang dibutuhkan lebih dari sekadar mampu merakit perangkat PC, namun juga kesanggupan untuk memastikan seluruh komponen terkecil dapat dibangun dengan sempurna dan memenuhi standar internasional,” tambahnya.
Yulianto mengatakan, di sana ada banyak transfer teknologi dan peningkatan skill yang ASUS berikan pada anak bangsa.
“Di saat yang sama, untuk memenuhi TKDN, kami juga bekerja sama dengan mitra produsen lokal. Mulai dari produsen kemasan, manual, label, sampai ke kabel, charger, headset, tas laptop dan lain-lain," ungkapnya.
"Ini bukti nyata dari upaya kami, ASUS for Indonesia. Dengan kolaborasi, kita dapat menciptakan lapangan kerja mandiri untuk generasi emas Indonesia di kemudian hari,” sambungnya.
Seperti diketahui, saat pertamakali memproduksi laptop di tahun 2022 dengan seri ExpertBook P1 (P1412), ASUS berhasil mencapai Tingkat Kandungan Dalam Negeri di angka 20 persen.
Angka tersebut berhasil ditingkatkan menjadi lebih dari 40 persen pada seri laptop ASUS ExpertBook B1 (BG1408) yang lebih canggih. Kini, PC terbaru yang berhasil diproduksi di dalam negeri dengan TKDN di atas 40 persen adalah All-in-One EG3402WVAK.
“Sesuai dengan roadmap yang sudah kami susun dan kita umumkan ke publik, ASUS Indonesia akan terus memperluas lini produksi PC dalam negeri di tahun 2025. Dan hari ini, dengan bangga kami mengumumkan bahwa PC All-in-One terbaru kita sudah selesai diproduksi secara tepat waktu,” tuturnya.
Tak hanya berhenti di sini, ASUS Indonesia akan terus menambah jajaran produk PC lainnya yang akan diproduksi di dalam negeri.
“Setelah All-in-One, PC desktop konvensional yakni ExpertCenter DG500ME juga sudah dimulai produksinya di kuartal keempat 2024 dan akan tuntas produksinya di kuartal pertama 2025,” ujarnya.
Terpisah, Country Commercial Product Marketing ASUS, Aldy Ramadiansyah berharap, dengan sudah memiliki line-up yang lengkap, pihaknya bisa berkolaborasi lebih baik dengan pemerintah.
"Karena proyek-proyek pemerintah itu mengharuskan kita memiliki sertifikasi TKDN. Itulah harapan kita supaya bisa lebih mendukung atau berkontribusi lebih untuk Indonesia, terkait dengan kolaborasi dengan UMKM dan industri-industri yang memang bisa kita kerja samakan," kata Aldy di Kota Bandung.
Aldy menyadari bahwa dengan adanya TKDN, banyak SDM atau lapangan kerja yang terbuka lebih banyak meskipun untuk mencapai hal itu awalnya sangat memberatkan.
"Kita harus berkolaborasi dengan UMKM, berkolaborasi dengan manufaktur lokal, dan segala macam yang akhirnya menciptakan lapangan kerja baru yang lebih baik di Indonesia," ucapnya.
Aldy memastikan, pihaknya memiliki standar khusus yang telah ditetapkan untuk menjaga kualitas. Dari sisi pabrik yang dipilih untuk local manufacturing, itu yang sudah memenuhi standar-standar tersebut.
"Makanya, kita memilih Sarnusa untuk menjadi partner kita dalam produksi lokal. Dari sisi alat, testing, quality, dan segala macam, mereka yang paling mendekati dengan pabrik kita yang ada di pusat sana," jelasnya.
Untuk langkah di 2025, kata Aldy, pihaknya belum memiliki target yang pasti terkait dengan kolaborasi dengan UMKM.
"Jadi, di 2025 ini, kita sedang mengumpulkan data-data UMKM, karena kita akan ada refresh untuk kolaborasi UMKM lagi di 2026 atau mungkin 2027. Sertifikat BNB itu beresnya 3 tahun sekali, jadi harus diperpanjang," tandasnya.