Proyek Blok Masela Akan Didominasi Anak Maluku, Kementerian ESDM Berdayakan SDM Lokal
AMBON, iNewsAmbon.id - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa proyek Blok Masela akan melibatkan lebih banyak tenaga kerja lokal dari Maluku.
Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Blok Masela merupakan salah satu sumber daya unggulan di wilayah timur Indonesia yang berperan penting dalam ketahanan energi nasional.
"Masa depan Indonesia, khususnya dalam konteks ketahanan energi, ada di wilayah timur, dan salah satu sumber daya utama yang dimiliki adalah Blok Masela," ujar Bahlil Lahadalia saat berada di Ambon, Senin (7/10/2024).
Bahlil juga menegaskan komitmennya kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto bahwa jika diberi kepercayaan kembali sebagai Menteri ESDM, ia akan memastikan anak-anak Maluku mendapat kuota lebih besar dalam pengerjaan proyek Blok Masela.
"Saya sampaikan kepada Presiden, biarkan anak-anak Maluku yang memikirkan masa depan mereka sendiri dalam pengelolaan sumber daya energi yang dimiliki wilayah ini," lanjut Bahlil.
Untuk mendukung hal tersebut, ia menekankan pentingnya perguruan tinggi di Maluku dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) lokal yang kompeten untuk mengelola proyek ini.
Langkah ini, menurut Bahlil, akan membantu mencegah kecemburuan sosial saat pekerja dari luar daerah dilibatkan, sekaligus memastikan tenaga ahli dari timur Indonesia siap bersaing.
"Kita harus melahirkan orang-orang pintar dari timur, dan ini menjadi tugas perguruan tinggi untuk mempersiapkan SDM yang siap terlibat dalam proyek ini," tegasnya.
Proyek Blok Masela saat ini berada dalam konsorsium yang melibatkan Pertamina, Inpex, dan Petronas, dengan rencana konstruksi dimulai pada 2026. SKK Migas (Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi) juga tengah mempercepat pengembangan proyek ini di Tanimbar, Maluku.
Blok Masela merupakan Proyek Strategis Nasional dengan kapasitas produksi yang ditargetkan mencapai 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA) Liquefied Natural Gas (LNG), 150 juta standar kaki kubik gas pipa per hari, dan 35.000 barel kondensat per hari, dengan target operasional pada kuartal IV 2029.
Proyek ini diharapkan tidak hanya memperkuat ketahanan energi Indonesia, tetapi juga memberikan dampak signifikan bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat lokal di Maluku.