5 Komandan Kopassus Tersohor, Ada Kulit Putih Mantan Sopir Ratu Belanda

5 Komandan Kopassus Tersohor, Ada Kulit Putih Mantan Sopir Ratu Belanda

Gaya Hidup | tuban.inews.id | Jum'at, 27 September 2024 - 07:50
share

JAKARTA, iNewsTuban.id - Sejumlah Jenderal Kopassus yang tersohor dibahas dalam artikel ini. Salah satunya terkenal karena menjadi komandan pertama Komando Pasukan Khusus, sedangkan lainnya dikenal memiliki segudang prestasi.

 

Prajurit TNI Angkatan Darat (AD) yang hendak bergabung ke pasukan elite itu harus melalui serangkaian seleksi yang sangat ketat. Tak ayal, kemampuan para prajurit Kopassus di atas rata-rata prajurit lainnya.

 

Tentunya, kemampuan tempur para komandan Korps Baret Merah harus lebih mumpuni dibanding para anak buahnya. Sebab, mereka harus mampu mengorganisasi jajaran saat bertempur melawan musuh di medan operasi.

 

Berikut daftar komandan Kopassus yang tersohor.

 

1. Prabowo Subianto
Prabowo Subianto salah satu tokoh yang melegenda di Kopassus. Dia menjabat sebagai komandan jenderal (danjen) Kopassus pada 1995-1998 dengan pangkat mayor jenderal (mayjen).

 

Berbagai operasi militer pernah dilalui Prabowo sebelum mengemban jabatan danjen Kopassus. Salah satunya Operasi Seroja.

 

Dalam buku biografi Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, Prabowo yang saat itu masih berpangkat letnan dua (letda) menceritakan kisah kala kehilangan komandannya di Unit C Pasukan Nanggala 10, Letnan Satu (Lettu) Sudaryanto. Bahkan, Sudaryanto mengembuskan napas terakhir di pelukan Prabowo usai tertembak musuh.

 

Bukan hanya itu, Prabowo juga berhasil menangkap Letkol Xanana Gusmao. Bahkan, karena keberhasilannya, ia dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus pada 1983.

 

Pada 1998, Prabowo melepaskan jabatan danjen Kopassus setelah diangkat menjadi panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad). Jabatan terakhirnya yakni komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI.

 

Saat ini, Prabowo berstatus sebagai presiden terpilih usai ditetapkan memenangkan Pilpres 2024. Dia pun menerima gelar jenderal kehormatan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 28 Februari 2024 lalu.

 

2. Yogie S Memet
Komandan Kopassus yang tersohor lainnya yakni Yogie S Memet. Dia memimpin Kopassus yang saat itu masih bernama Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) dengan pangkat brigadir jenderal (brigjen) pada 1975-1978.

 

Dikutip dari buku biografi Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, pria bernama lengkap Raden Mohammad Yogie Suardi Memet itu dikenal sebagai pemimpin yang sangat religius. Dia berhasil menghilangkan kebiasaan kurang baik para prajurit Kopassus.

 

Salah satu kebiasaan buruk saat itu yakni budaya pasukan yang jago berperang juga harus jago minum.

 

”Beliau memang religius, rajin ke masjid. Beliau jugalah yang mulai menghentikan kehidupan nakal di kalangan pasukan tempur Korps Baret Merah,” tutur Prabowo.

 

Semasa memimpin Kopassus, Yogie pernah menduduki dua jabatan lainnya. Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI saat itu, Jenderal TNI M Jusuf, mengangkat Yogie sebagai Pangdam Siliwangi.

 

Jabatan itu membuat pangkat Yogie naik menjadi mayjen alias jenderal bintang dua. Namun, di saat bersamaan Yogie tetap dipercaya menjadi danjen Kopassus.

 

Lalu pada 1982, Yogie diangkat lagi menjadi Pangkowilhan II yang membawahi teritorial Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Pangkatnya pun naik menjadi letnan jenderal (letjen).

 

3. Idjon Janbi
Kopassus yang saat ini diakui oleh militer dunia ternyata pertama kali dikomandoi tentara berdarah Eropa alias orang kulit putih. Dia adalah Mochammad Idjon Djanbi.

 

Dikutip dari buku Sang Komandan karya Petrik Matanasi, Idjon lahir dengan nama Rokus Bernardus Visser di Kanada sekitar 1915. Dia putra seorang petani tulip yang sukses.

 

Semasa muda, Visser membantu ayahnya berjualan bola lampu di London, Inggris. Dia lalu bergabung ke militer Belanda yang mengungsi ke Britania saat perang dunia kedua pecah. Dia kemudian ditugaskan menjadi sopir Ratu Belanda saat itu, Wilhelmina.

 

Dianggap berprestasi, Visser diberi kesempatan bergabung ke sekolah perwira sebelum dikirim ke ASia. Dia lalu bergabung dengan pasukan yang semula bertujuan memukul Jepang di Indonesia. Namun, Visser dan pasukannya baru dikirim ke Indonesia pada 1946 setelah Jepang menyerah kepada sekutu.

 

Visser lalu memutuskan tinggal di Indonesia sebagai warga sipil setelah Indonesia merdeka. Dia memeluk Islam dengan mengganti nama menjadi Idjon Djanbi dan menikahi kekasihnya yang berdarah Sunda.

 

Keterlibatan Idjon saat awal pembentukan Kopassus saat dirinya aktif di TNI dengan pangkat Mayor. Dia lalu menarik perhatian Kolonel AE Kawilarang dan diajak membantu merintis pasukan komando. 

 

Pasukan baret merah ini semula bernama Kesatuan Komando (Kesko) Teritorial III (Kesko III) di bawah divisi Siliwangi. Idjon pun ditunjuk sebagai komandannya.

 

Dia masih dipercaya sebagai komandan setelah Kesko ditarik di bawah kedudukan komando KSAD. Perubahan struktur dilakukan pada Januari 1953 dan berganti nama menjadi Kesatuan Komando Angkatan Darat (KKAD).

 

4. Sarwo Edhie Wibowo
Komandan Kopassus tersohor lainnya yakni Sarwo Edhie Wibowo. Dia merupakan mertua dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

 

Dia memimpin Kopassus saat namanya masih Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada 1964-1966. Saat itu dia berpangkat kolonel.

 

Saat peristiwa pengkhianatan G30S/PKI, Sarwo Edhie dan pasukannya berhasil mengangkat jenazah para jenderal dan perwira TNI AD di Lubang Buaya. Dia juga ikut membasmi PKI di daerah Jawa Tengah.

 

“Lubang tersebut adalah sumur tua yang berjarak tiga meter dari sebuah rumah yang dihuni seorang guru aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI),” demikian dikutip dari buku Tionghoa Dalam Sejarah Kemiliteran, Sejak Nusantara sampai Indonesia (2014).

 

5. Sintong Panjaitan
Sintong Hamonangan Panjaitan adalah komandan Kopassus yang tersohor lainnya. Dia pernah menjabat sebagai Penasihat Militer Presiden BJ Habibie, Sesdalopbang (Sekretaris Pengendalian Operasional Pembangunan), Pangdam IX Udayana, Danjen Kopassus.

 

Selama berkarier di militer, Sintong telah menerima 20 perintah operasi atau penugasan di dalam dan luar negeri.

 

Pada awal karier, Sintong pernah memimpin Grup-1 Para Komando yang terjun dalam operasi kontra-terorisme pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla. Operasi ini dijalankan saat berpangkat letnan kolonel.

 

Walaupun terdapat dua korban jiwa, operasi itu dinilai sukses sehingga dia beserta timnya dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat. Keterlibatannya dalam operasi militer di daerah Timor Timur membuat Sintong diangkat menjadi Panglima Komando Daerah Militer IX/Udayana yang mencakup Provinsi Timor Timur.

Topik Menarik