Pemda TTU Dorong Hilirisasi Garam Beryodium di Daerah Pantura

Pemda TTU Dorong Hilirisasi Garam Beryodium di Daerah Pantura

Terkini | ttu.inews.id | Kamis, 26 September 2024 - 17:10
share


KEFAMENANU, iNews TTU.id – Potensi lahan yang bisa dijadikan sebagai tambak garam di wilayah pantai utara, Wini, Kecamatan Insana Utara dan Biboki utara Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT masih sangat memungkinkan.

Potensi itu diharapkan menjadi sorotan Pemerintah Daerah guna melakukan penataan tambak garam di wilayah Pantura, mulai dari Wini hingga Ponu, dengan konsep yang lebih profesional.

Selama ini, tambak garam di kawasan tersebut masih dikelola secara tradisional sehingga kualitas garam yang dihasilkan kurang optimal.

Simon Soge, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Timor Tengah Utara, saat ditemui iNewsTTU, kamis, 26/9/2024 menjelaskan jika memungkinkan maka dapat menjadi model kebijakan Pemda ke depan, dengan fokus pada produksi garam premium.

 


 
"Jika Pemda membangun tambak dari Wini hingga Ponu dengan konsep kerja sama masyarakat atau sistem bagi hasil 60 persen untuk masyarakat dan 40 persen untuk Pemda, maka kita bisa menghasilkan garam beryodium premium yang siap bersaing di pasar," ujar Simon.

Konsep Hilirisasi Garam Premium Lebih lanjut, Simon menegaskan pentingnya hilirisasi garam premium.

Ia menambahkan, jika tambak garam di Pantura dikelola dalam skala besar, tidak hanya garam biasa yang akan diproduksi, melainkan garam beryodium yang bisa menjadi produk unggulan kawasan transmigrasi.

Dengan demikian, TTU akan memiliki produk garam yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki nilai tambah di pasar lokal maupun nasional.

Potensi Pertanian dan Peternakan di TTU Di sisi lain, Simon juga menyoroti tantangan pertanian di daerah Oekolo, salah satu wilayah pertanian lahan basah di TTU, yang terkendala oleh rendahnya curah hujan dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut, Pemda TTU telah menelusuri keberadaan sumur yang sebelumnya dibangun oleh PT. Timliko dan kemudian ditinggalkan.

 

Rencananya, sumur ini akan direhabilitasi untuk menjadi sumber air baku yang dapat mendukung kembali sektor pertanian dan peternakan di wilayah tersebut.

"Kami juga sudah memiliki peta potensi lahan, baik untuk pertanian maupun peternakan, sehingga kami dapat memaksimalkan pengelolaan lahan sesuai dengan potensinya," tambah Simon.


Bupati TTU dan Tim Kementrian panen garam berkualitas premium Pakai Teknologi Geomembran.Foto: iNewsTTU/Sefnat Besie

 

Dengan langkah-langkah ini, Pemda TTU berharap dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi garam serta memperkuat sektor pertanian dan peternakan, yang menjadi tulang punggung ekonomi daerah.

 

Topik Menarik