Keseruan Pengunjung Nikmati Shaun The Sheep A Frosty Backyard di AEON Mall BSD City

Keseruan Pengunjung Nikmati Shaun The Sheep A Frosty Backyard di AEON Mall BSD City

Travel | inews | Sabtu, 7 Desember 2024 - 07:20
share

JAKARTA, iNews.id - Deteksi kelainan otak dengan teknologi DSA atau Digital Subtraction Angiography memiliki beberapa keunggulan, salah satunya hasil pemeriksaan yang lebih rinci.

DSA adalah teknik pencitraan medis yang digunakan untuk menilai struktur dan kelainan pada pembuluh darah secara rinci.

Jadi, bagaimana cara deteksi kelainan otak dengan teknologi DSA? Penjelasannya ada di bawah ini.

Deteksi Kelainan Otak dengan Teknologi DSA

Dokter Subspesialis Radiologi Intervensi Bethsaida Hospital Gading Serpong dr Febian Sandra, Sp.Rad, Subsp.RI(K) mengatakan, deteksi kelainan otak dengan teknologi DSA ini artinya pemeriksaan menggunakan sinar-X dengan cara menghilangkan struktur lain pada latar belakang (terutama tulang), sehingga yang terlihat hanya struktur pembuluh darah.

Dokter Febian melanjutkan, DSA sering digunakan untuk mendiagnosis dan mengevaluasi kelainan pembuluh darah, terutama di otak. DSA memberikan keunggulan dalam melihat pembuluh darah otak secara rinci, memungkinkan dokter untuk segera menilai dan merancang penanganan terbaik.

"Dengan teknologi ini, pasien bisa terdiagnosis dengan lebih cepat dan tepat," jelas Dokter Subspesialis Radiologi Intervensi Bethsaida Hospital Gading Serpong dr Febian Sandra, Sp.Rad, Subsp.RI(K), dalam keterangan resminya, Jumat (6/12/2024).

DSA juga dapat digunakan sebagai panduan dalam melakukan tatalaksana kelainan pada pembuluh darah, seperti thrombectomy pada kasus stroke, coiling pada kasus aneurisma, dan embolisasi pada kasus malformasi pembuluh darah maupun tumor.

Keunggulan lain, ujar dr Febian, seperti minimal invasif, akurasi tinggi, pemulihan cepat, resolusi tinggi, dan real time imaging.

Nah, kelainan otak apa saja yang dapat dideteksi dengan metode DSA? Berikut ulasan selengkapnya.

Kelainan Otak yang Bisa Dideteksi dengan DSA

1. Deteksi aneurisma serebral

Aneurisma adalah pelebaran atau penonjolan abnormal pada dinding pembuluh darah. DSA sangat efektif untuk mendeteksi ukuran, lokasi, dan bentuk aneurisma, sehingga membantu dalam perencanaan intervensi, seperti coiling atau operasi.

2. Malformasi arteriovenosa (MAV)

MAV adalah kelainan pada hubungan antara arteri dan vena yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah. DSA memungkinkan visualisasi jalur pembuluh darah yang abnormal dan aliran darah yang tidak wajar, membantu dokter menentukan strategi pengobatan yang tepat.

3. Stenosis dan oklusi pembuluh darah

DSA dapat mendeteksi penyempitan (stenosis) atau sumbatan (oklusi) pada pembuluh darah otak yang bisa menyebabkan penyakit stroke iskemik (sumbatan). Gambar yang dihasilkan membantu dalam menentukan tingkat keparahan dan lokasi penyempitan, serta sebagai panduan dalam melakukan penatalaksanaan yang tepat seperti thrombectomy, hingga pemasangan stent pembuluh darah.

4. Tumor vaskularisasi

Tumor otak dengan suplai darah abnormal dapat divisualisasikan menggunakan DSA. Teknik ini dapat menunjukkan pola vaskularisasi tumor yang menyumbat suplai pembuluh darah yang memperdarahi tumor, sehingga dapat membantu ahli bedah dan ahli onkologi melakukan penanganan dengan risiko yang lebih minimal.

5. Perdarahan intrakranial

DSA juga digunakan untuk mendeteksi sumber perdarahan pada kondisi seperti ruptur aneurisma atau MAV.
 
Sementara itu, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong dr Pitono mengatakan, sebagai pusat sistem saraf, otak memainkan peran penting dalam mengatur emosi, pengambilan keputusan, koordinasi gerakan, dan komunikasi antar organ.

Oleh karena itu menjaga kesehatan otak sangatlah penting untuk mendukung kualitas hidup, mencegah penyakit seperti stroke, Alzheimer, atau gangguan saraf lainnya, serta memastikan tubuh dapat berfungsi dengan optimal setiap hari.

"Dengan dukungan fasilitas yang lengkap dan teknologi terkini seperti DSA, kami memastikan pasien mendapatkan perawatan yang akurat dan berkualitas," ujar dr Pitono.

Penyebab Kelainan Otak

Dokter Febian menjelaskan, kelainan pada otak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, apa saja?

  • Faktor genetik
  • Cedera atau trauma kepala
  • Penyakit metabolik seperti diabetes dan tekanan darah tinggi
  • Infeksi
  • Gaya hidup tidak sehat yang meliputi kurang olahraga dan pola makan yang buruk.

"Pasien dengan kelainan otak seringkali mengeluhkan gejala seperti sakit kepala berat yang berlangsung terus-menerus, gangguan penglihatan, mual dan muntah, kehilangan keseimbangan, kelemahan atau mati rasa pada salah satu sisi tubuh, serta kejang-kejang," ungkap dr Febian.

Demikian pembahasan mengenai deteksi kelainan otak dengan teknologi DSA. Semoga informasi ini bermanfaat.

Topik Menarik