Gemas! Liburan ke Kota Batu Bisa Lihat Panda Merah Langka dari Pegunungan Himalaya

Gemas! Liburan ke Kota Batu Bisa Lihat Panda Merah Langka dari Pegunungan Himalaya

Travel | inews | Jum'at, 16 Agustus 2024 - 16:15
share

KOTA BATU, iNews.id - Keindahan alam yang ada di Kota Batu, Jawa Timur sangat menarik untuk dijelajahi. Kali ini, di momen liburan Hari Kemerdekaan, Anda harus singgah ke salah satu destinasi di Kota Batu untuk melihat panda merah langka.

Ya, panda merah menjadi koleksi terbaru dari objek wisata di Kota Batu. Panda merah dengan nama latin Ailurus Fulgens Fulgens ini didatangkan dari kebun binatang Jepang, sejak dua minggu lalu ke Batu Secret Zoo.

Koleksi panda merah ini menjadi kado HUT ke-79 Republik Indonesia yang dikirimkan dari Taman Zoological Garden Tokyo, yang menjadi bagian dari Japanese Association Zoos and Aquariums (JAZA) atau asosiasi kebun binatang dan aquarium Jepang.

Panda merah jenis kelamin jantan ini menjadi koleksi satwa kesekian ratus dari Batu Secret Zoo, dan merupakan panda merah kedua di Indonesia, setelah sebelumnya dimiliki Taman Safari Indonesia. Satwa ini juga tergolong satwa terancam punah di alam liar, karena perburuan liar dan rusaknya habitat aslinya.

Satwa yang masih satu rumpun dengan musang ini ditempatkan di dua kandang, indoor dan outdoor. Di kandang dalam ruangan, panda merah ini dilengkapi dengan pendingin udara atau AC, untuk adaptasi suhu seperti di habitat aslinya.

Penampakannya lucu dengan bulu tebal berwarna merah. Satwa ini banyak menghabiskan waktu bergelantungan di dahan pohon. Di Batu Secret Zoo, panda merah ditempatkan di kandang berukuran luas 300 meter persegi, terbagi dari kandang indoor seluas 60 meter persegi, dan 240 meter persegi kandang outdoor.

Dokter hewan Jatim Park 2 Prista Dewi Restanti mengatakan, panda merah biasanya ditemukan di alam liar di daerah perbukitan di Lembah Pegunungan Himalaya, mulai dari Nepal hingga Tiongkok. Statusnya di alam liar memang terancam punah, karena jumlahnya yang menyusut hingga hanya menyisakan kurang dari 10.000 di alam liar.

"Dia termasuk yang terancam punah, karena perburuan liar, dikoleksi, hingga rusaknya habitat aslinya," kata Prista Dewi Restanti, saat ditemui di Batu Secret Zoo, Kota Batu, Kamis (15/8/2024).

Satwa ini didatangkan hasil kerja sama Batu Secret Zoo Jawa Timur (Jatim) Park 2 dengan Japanese Association Zoos and Aquariums (JAZA) atau asosiasi kebun binatang dan aquarium Jepang. Di awal ini ada satu ekor panda merah berjenis kelamin jantan, yang berusia dua tahun, yang didatangkan baru dua pekan lalu

"Di sini 2 minggu, di kandang tertutup dalam suhu 24 derajat maksimal 24 jam. Setelah satu minggu kita lepas ke kandang, tapi masih ada pendingin udaranya, dan ada kandang outdoor," tuturnya.

Sebagai adaptasi udara di Kota Batu, pengelola memang sengaja menempatkan panda merah di dua kandang, yang berukuran besar. Dua kandang itu merupakan bekas dari satwa lain yang dipindahkan. Tapi sebelum panda merah itu benar-benar didatangkan dari Jepang ke Kota Batu, pihak JAZA memberikan asesmen dan pelatihan untuk pembuatan kandang.

"Begitu juga staf kami juga ke sana (ke Jepang) untuk mempelajari satwa ini, dan ternyata suhu di sana lebih panas dari Kota Batu. Di sana suhu di luar itu 32 derajat dan bisa keluar ke alamnya," katanya.

Panda merah yang dinamakan Kaito ini memiliki sistem pencernaan hewan karnivora, meski makanan utamanya berupa daun-daunan bambu, aneka sayuran, hingga buah-buahan. Meski memiliki sistem pencernaan karnivora, panda merah memiliki kebiasaan seperti hewan herbivora. Makanan utamanya adalah bambu, dan termasuk aneka buah, akar-akaran, rumput, beri, buah, hingga sayuran.

"Jenis karnivora, tapi dia adalah vegetarian jadi 90 persen makanannya itu adalah daun bambu, di kebun binatang kami memberikan daun bambu, kemudian memberikan juga pelet, pelet primata yang khusus pemakan daun-daunan, kemudian ada buah apel, dan sayur wortel sedikit," katanya.

Menariknya kata Prista, saat pertama kali masuk ke Batu Secret Zoo panda merah ini disiapkan tiga jenis tanaman bambu, yang dimiliki oleh pengelola, mulai dari jenis daunan kecil, sedang, dan besar. Tapi ternyata dia memilih makanan daun bambu yang berukuran kecil.

"Kita berikan semua jenis bambu, ada tiga jenis bambu yang kita berikan, terus mana yang paling cocok. Ternyata suka yang daunnya yang lebih kecil, seperti yang di alam liar suka satu jenis bambu yang daunnya kecil," katanya.

Topik Menarik