Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura: Letak, Daftar Penguasa, dan Peninggalan
JAKARTA Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martapura yang juga dikenal sebagai Kesultanan Kutai adalah kerajaan yang dimulai sebagai kerajaan Hindu pada tahun 1300 di Kutai Lama.
Pada tahun 1635, Kesultanan Kutai Kartanegara berhasil memenangkan perang melawan Kerajaan Kutai Martapura. Akibatnya, ada perluasan wilayah dan perubahan nama menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara ing Martapura.
Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara Ing MartapuraKerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia berdasarkan sejarah kuno. Ini terbukti dari penemuan 7 prasasti berbahasa Sansekerta menggunakan huruf Pallawa di atas yupa (tugu batu) yang berasal dari abad ke-5 Masehi.
Kerajaan Kutai Martadipura dipimpin oleh Sang Raja Mulawarman, putra dari Raja Aswawarman.
Pada awal abad ke-13, muncul Kerajaan Kutai Kartanegara yang berlokasi di Tepian Batu atau Kutai Lama dengan raja pertamanya Aji Batara Agung Dewa Sakti (1300-1325).
Dengan adanya dua kerajaan di kawasan Sungai Mahakam ini tentunya menimbulkan ketegangan di antara keduanya.
Pada abad ke-16 terjadi peperangan yang cukup sengit di antara kedua kerajaan Kutai ini. Hasil dari peperangan tersebut, Kerajaan Kutai Kartanegara berhasil menguasai Kerajaan Kutai Martadipura yang terletak di wilayah Muara Kaman.
Kemudian kerajaannya ini berubah nama menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martapura sebagai peleburan antara dua kerajaan tersebut. Di saat yang sama, Kerajaan Kutai Kartanegara terpaksa tunduk sebagai kerajaan bawahan Kesultanan Banjar.
Pada abad ke-17, agama Islam mulai diterima baik oleh Kerajaan Kutai Kartanegara yang dipimpin oleh Aji Raja Mahkota Mulia Alam. Lebih dari seratus tahun kemudian, gelar Raja digantikan dengan sebutan Sultan.
Sultan Aji Muhammad Idris (1735-1778) adalah Sultan pertama dari Kutai Kartanegara dan mengubah sebutan dari Kerajaan menjadi Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martapura.
Kemudian, pada tahun 1732, ibukota Kerajaan Kutai Kartanegara pindah dari Kutai Lama ke Pemarangan (sekarang daerah desa Jembayan, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara).
Sultan Aji Muhammad Idris, menantu Sultan Wajo Lamaddukelleng, pergi ke tanah Wajo, Sulawesi Selatan untuk berperang melawan VOC bersama rakyat Bugis. Sementara itu, pemerintahan Kesultanan Kutai Kartanegara dipegang oleh Dewan Perwalian.
Pada tahun 1739, Sultan A.M. Idris meninggal di medan perang. Terjadi perebutan takhta oleh Aji Kado.
Putra mahkota Kerajaan Aji Imbut kala itu masih kecil, dilarikan ke Wajo. Aji Kado kemudian resmi memerintah sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.
Saat menginjak dewasa, Aji Imbut yang merupakan putra mahkota sah Kesultanan Kutai Kartanegara pun kembali ke tanah Kutai dari Wajo.
Karena sudah dewasa, oleh kalangan Bugis dan kerabat istana yang masih setia dengan Sultan Idris, makan menobatkan Aji Imbut sebagai Sultan Kutai Kartanegara dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin.
Penobatan Aji Imbut sebagai sultan menjadi titik permulaan atas perlawanan terhadap Aji Kado.
Pada tahun 1782, Sultan Aji Imbut dengan gelar Sultan Aji Muhammad Muslihuddin memindahkan ibu kota Kesultanan Kutai Kartanegara dari tempat sebelumnya ke Tepian Pandan.
Serta mengubah namanya menjadi Tangga Arung, yang berarti Rumah Raja, untuk menghapus kenangan pahit masa pemerintahan Aji Kado dan Pemarangan yang dianggap telah kehilangan tuahnya.
Seiring waktu, Tangga Arung lebih dikenal dengan sebutan Tenggarong dan tetap menjadi ibu kota hingga saat ini. Pada tahun 1838, setelah kematian Sultan Aji Muhammad Muslihuddin, Kesultanan Kutai Kartanegara dipimpin oleh Sultan Aji Muhammad Salehuddin.
Daftar Sultan Kutai Kartanegara1. Aji Batara Agung Dewa Sakti2. Aji Batara Agung Paduka Nira3. Aji Maharaja Sultan4. Aji Raja Mandarsyah5. Aji Pangeran Tumenggung Bayabaya6. Aji Raja Mahkota Mulia Alam7. Aji Dilanggar8. Aji Pangeran Sinum Panji Mendapa ing Martapura9. Aji Pangeran Dipati Agung ing Martapura10. Aji Pangeran Dipati Maja Kusuma ing Martapura11. Aji Ragi Gelar Ratu Agung12. Aji Pangeran Dipati Tua13. Aji Pangeran Anum Panji Mendapa ing Martapura14. Aji Muhammad Idris15. Aji Muhammad Aliyeddin16. Aji Muhammad Muslihuddin17. Aji Muhammad Salehuddin 18. Aji Muhammad Sulaiman19. Aji Muhammad Alimudin20. Aji Muhammad Parikesit21. Haji Aji Muhammad Salehuddin II
Peninggalan Kesultanan Kutai Kartanegara- Kalung Ciwa- Pedang Sultan Kutai- Mahkota Emas Sultan Kutai- Pemakaman Para Sultan Kesultanan Kutai
(okt)




