Sejarah Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Belanda, dari Perang hingga ke Meja Perundingan

Sejarah Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Belanda, dari Perang hingga ke Meja Perundingan

Travel | BuddyKu | Kamis, 17 Agustus 2023 - 11:40
share

JAKARTA, iNews.id - Indonesia adalah negara besar dengan sejarah sangat panjang. Setelah ratusan tahun berjuang meraih kemerdekaan dari Belanda dan Jepang, Indonesia akhirnya berhasil memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.

Sebagai negara yang paling lama menjajah Indonesia, Belanda tidak langsung mengakui merdekanya Indonesia.

Melansir Jurnal Pendidikan Sejarah bertajuk Perjanjian Linggarjati :Diplomasi dan Perjuangan Bangsa Indonesia Tahun 1946-1947 karya Agus Susilo dan Ratna Wulansari, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusaha untuk kembali merebut kekuasaannya di Tanah Air.

Bersama dengan NICA, Belanda ingin menegakkan kembali kedudukannya dan mengembalikan Indonesia sebagai tanah jajahan. Merasa tidak terima, masyarakat Indonesia melakukan perlawanan hingga pecah perang. Data menyebut, perang pasca kemerdekaan ini merenggut hingga 300.000 nyawa orang Indonesia.

Secara garis besar, Belanda tidak mengakui bahwa Indonesia sudah merdeka pada 17 Agustus 1945. Namun, Belanda mengakui Indonesia saat perjanjian penyerahan kedaulatan 17 Desember 1949 di Amsterdam.

Melansir The Conversation, Belanda tak mengakui tahun 1945 karena hal itu berarti Belanda telah melakukan penyerangan kepada negara berdaulat usai Perang Dunia II, dengan tujuan menjajah. Pembantaian yang dilakukan oleh Belanda pun bisa dialamatkan sebagai kejahatan perang.

Setelah puluhan tahun, Belanda baru mengakui bahwa Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 pada tahun 2005. Hal itu dinyatakan secara simbolis oleh Menlu (Menteri Luar Negeri) Belanda Bernard Bot, saat menghadiri upacara kemerdekaan di Istana Merdeka, Jakarta.

Setelahnya, pemerintah Belanda beberapa kali melontarkan permintaan maaf yang berkaitan dengan pembunuhan massal yang dilakukan, seperti yang terjadi pada tahun 2011 dan 2013.

Perwakilan pemerintah Belanda menyatakan permohonan maaf terkait apa yang terjadi di Rawagede dan Sulawesi Selatan dalam perang kemerdekaan tahun 1945-1949. Sayangnya, permintaan maaf itu dialamatkan kepada keluarga korban, dan bukan secara umum terhadap kekerasan di Indonesia.

Pada tahun 2020, Raja Belanda Willem Alexander juga meminta maaf atas apa yang pernah dilakukan negaranya saat menjajah Indonesia dan secara resmi mengakui tanggal merdekanya Indonesia. Permintaan maaf itu diberikan saat dirinya berkunjung ke Indonesia pada Maret 2020.

Pemerintah Belanda kembali mengakui kemerdekaan Indonesia pada Juni 2023, melalui PM (Perdana Menteri) Mark Rutte. Secara resmi, Mark Rutte menyatakan dan mengakui bahwa Indonesia benar merdeka pada 17 Agustus 1945.

Ia menekankan bahwa proklamasi Indonesia adalah sebuah fakta sejarah. Selain itu, Rutte menggarisbawahi bahwa kabinet Belanda ingin bekerja sama dengan pemerintah Indonesia sebanyak dan semaksimal mungkin.