Asal Usul Bundaran Tugu Malang yang Jarang Diketahui, Bangunan Ikonik Warisan Kolonial Belanda

Asal Usul Bundaran Tugu Malang yang Jarang Diketahui, Bangunan Ikonik Warisan Kolonial Belanda

Travel | BuddyKu | Senin, 7 Agustus 2023 - 18:15
share

BUNDARAN Tugu Malang adalah salah satu ikon di Malang yang populer. Letak bangunannya yang berada di depan Balai Kota Malang dan dekat dengan Stasiun Malang Kota Baru, menjadikan hampir setiap masyarakat yang tiba di Malang menggunakan moda transportasi kereta api.

Namun siapa sangka, Bundaran Tugu Malang awalnya memang tak dibangun tanpa ada tugu. Bangunan ini hanyalah sebuah lapangan luas berbentuk bundar.

Alhasil bangunan ikonik ini juga dikenal dengan Alun-alun Bundar untuk membedakan dengan Alun-alun Merdeka yang awalnya dimiliki oleh Kabupaten Malang.

Pakar Sejarah Dr. Reza Hudiyanto menuturkan, peristiwa Malang bumi hangus usai momen proklamasi kemerdekaan di tahun 1945 membuat bangunan - bangunan yang didirikan oleh Belanda ludes dibakar arek-arek Malang.

Bundaran Tugu Malang. (Foto: Avirista)

Bundaran Tugu Malang. (Foto: Avirista)

Bundaran Tugu Malang pun dibangun kembali bersamaan dengan balai kota, yang ditandai dengan peletakan baru pertamanya oleh Gubernur Jawa Timur kala itu Doel Arnowo pada 17 Agustus 1946. Pembangunannya disaksikan langsung oleh Wali Kota Malang saat itu M. Sardjono dan diresmikan oleh Ir. Soekarno.

"Bukan bentuknya kolam, tapi itu hanya lapangan, masih kecil itu. Dibangun lagi tahun 1946 setelah kemerdekaan dibangun. Sebelumnya republik kita nggak ada waktu dengan gitu, sibuk ngatasi inflasi kayak gitu, pengungsi, mempertahankan garis demarkasi," kata Reza Hudiyanto.

Filosofi tugu sendiri dibangun karena dari beberapa kota di pedalaman yang bebas dari kekuasaan Belanda, Reza menjelaskan Malang-lah yang menjadi kota paling modern, dari aspek infrastruktur dan paling bagus. Faktor politik pun juga menyertai pembangunan monumen ini.

"Kalau di Solo ada tugu, Jogja ada tugu, kota - kota yang tersisa kan tinggal kota-kota pedalaman. Inisiatif untuk mempertegas negara ini sudah ada. Makanya di pilih Kota Malang," ujarnya.

Bentuk bangunan ini terdiri dari bambu runcing, relief dengan sisi berbentuk lima yang isinya lima gambar pulau besar, proklamasi, dan di bawahnya (penopang dasar) berupa padma. Sedangkan ciri khas dari patung yang ditemukan di berbagai macam candi adalah padma.

Dengan struktur bentuknya seperti bunga teratai sebagai dasar tugu. Bagian setelahnya, yaitu pancasila dan Indonesia bermakna kesucian karena letaknya tepat di atas padma.

Dan, bambu runcing sendiri berarti simbol perlawanan yang menggambarkan keadaan serba kekurangan rakyat Indonesia saat menghadapi lawan.

Kini lambat laun, Bundaran Tugu merupakan simbol dari Malang, bahkan ada idiom belum ke Kota Malang jika belum sempat melintas atau bahkan berfoto di Bundaran Tugu. Bahkan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus mempercantik bangunan dan menambah infrastruktur penunjangnya.

Sementara itu, anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang sekaligus sejarawan Malang Rakai Hino Galeswangi mengungkapkan, bagaimana peristiwa Malang bumi hangus ini dilakukan untuk mencegah Belanda dan sekutunya kembali masuk dan menguasai Malang.

"Malang dibumihanguskan oleh tentara pejuang demi menghindari Kota Malang dikuasai Belanda. Selanjutnya gedung - gedung, seperti Balai Kota Malang, Gedung Sekolah HBS (AMS) yang sekarang menjadi sekolah SMA, kediaman panglima militer Belanda, Hotel Splendid, dan beberapa bangunan villa di sekitar pusat kota dibakar," papar Rakai Hino Galeswangi.

Infografis

Barulah usai rangkaian mempertahankan kemerdekaan dan berhasil mengusir Belanda di agresi militer I dan II, pemerintah Indonesia kembali perlahan-lahan membangun sejumlah bangunan itu, termasuk di antaranya Balai Kota Malang dan bundaran.

"Ketika balai kota didirikan lagi, dengan peresmian dari Bung Karno, bundaran di depannya itu dikasih tugu itu, jadi tugu itu bukan ikon Kota Malang, tapi tugu simbol kemerdekaan Indonesia, ditaruh di depannya Balai Kota Malang, tutur Rakai Hino kembali.

Topik Menarik