Sejarah Pembentukan PPKI: Gerbang Kemerdekaan Indonesia di Depan Mata

Sejarah Pembentukan PPKI: Gerbang Kemerdekaan Indonesia di Depan Mata

Travel | BuddyKu | Senin, 7 Agustus 2023 - 05:09
share

JAKARTA - Sejumlah upaya yang dilakukan oleh para tokoh macam Soekarno, Mohammad Hatta, KRT Radjiman Wedyodiningrat dkk untuk membawa negeri ini ke pintu kemerdekaan, memang tak lepas dari bayang-bayang Jepang.

Meski demikian, bukan berarti Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai titik nol berjalannya republik ini diberikan begitu saja oleh negeri sakura itu.

Janji Jepang untuk memerdekakan Indonesia cuma direalisasikan sedikit demi sedikit. Pertama lewat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Diisi 62 anggota yang diketuai KRT Radjiman serta wakil ketua asal Jepang, Ichibangase Yosio.

Tugas mereka membahas rancangan Undang-Undang Dasar dan pada 7 Agustus, BPUPKI dibubarkan, menyusul dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Badan yang berkomposisi 21 orang ini sempat kembali ditentang para golongan bawah tanah macam Tan Malaka, hingga Sutan Sjahrir. Alasannya jelas: mereka tak mau kemerdekaan Indonesia seolah-olah diberikan oleh Jepang. Apalagi mulai tercium kemunduran kekuatan Jepang di sejumlah front Perang Pasifik.

Seperti yang terjadi pada sehari sebelum PPKI dibentuk, tepatnya 6 Agustus 1945, bom atom Little Boy yang dijatuhkan Pesawat Pembom Amerika Serikat Enola Gay B-29 Superfortress, meluluhlantakkan sebuah kota industri, Hiroshima.

Bom nuklir berkekuatan 12-15 ribu ton TNT itu sedianya melenceng dari target, Jembatan Aioi dan malah jatuh dan meledak tepat di atas sebuah klinik bedah Shima di pusat kota. Sebuah serangan nuklir pertama dari Amerika dengan memakan korban jiwa 90-166 ribu manusia.

Sehari setelahnya, militer Jepang kian dipersulit dengan dideklarasikannya situasi perang oleh Uni Soviet. Tentara pendudukan di Manchuria segera dilibas mesin-mesin perang Soviet. Tak lama kemudian, giliran Kota Nagasaki yang dihantam bom atom Fat Man.

Sejumlah rangkaian peristiwa pada Perang Pasifik itu turut meruntuhkan moral serdadu Jepang yang terus terpukul mundur hingga wilayahnya sendiri. Tak pelak, kabar-kabar semacam itu ikut didengar para pemuda di Indonesia, hingga aroma kemerdekaan kian terasa.

Di sisi lain, memang PPKI masih di bawah naungan Jepang. Tapi PPKI yang semua anggotanya berasal dari berbagai pelosok nusantara, dipilih sendiri oleh sang ketua, Soekarno. Bersama Hatta, Bung Karno memilih sosok pilihan yang dianggapnya nasionalis tanpa satu pun anggota dari Jepang.

Seperti dikutip dari buku Bung Hatta dan Ekonomi Islam, disebutkan sebagai pelantikan PPKI, Panglima Angkatan Perang Jepang di Asia Tenggara, Marsekal Terauchi Hisaichi, mengundang Soekarno, Hatta dan Radjiman ke Da Lat, Vietnam Selatan pada 8-12 Agustus 1945.

Pesona Sederet Artis Cantik Kenakan Kebaya Encim di Runway Istana Berkebaya, Ada Happy Salma hingga Ariel Tatum

Agendanya tentu saja untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia. Tapi lantaran terjadi sejumlah peristiwa di atas, pemerintah Jepang mengisyaratkan penundaan pemberian kemerdekaan.

TGB Zainul Majdi: Doa Guru Itu Semahal-mahalnya Ilmu Barokah

Marsekal Terauchi sempat menyampaikan bahwa Jepang berencana memberikan kemerdekaan pada 24 Agustus 1945. Tapi karena terjadi situasi yang tak terduga, gerbang kemerdekaan bisa diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, bukan dengan pemberian Jepang yang sudah lebih dulu, dua hari (15 Agustus) setelah Jepang menyerah pada sekutu.

Pun begitu, tugas PPKI tak berhenti sampai di situ. 18-19 Agustus 1945, mereka masih harus mengubah sebelum mengesahkan UUD 1945, memilih Presiden dan Wakil Presiden pertama.

Kemudian membentuk 12 kementerian, pemerintah daerah, mendirikan Komite Nasional Indonesia, melahirkan Partai Nasional Indonesia dan tentunya, membentuk Badan Keamanan Rakyat.

Tugas PPKI baru rampung pada 22 Agustus 1945, kendati baru dibubarkan sepekan setelahnya, pasca-para anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dilantik.