Arti Mabit di Muzdalifah, Sejarah dan Cara Melaksanakannya
JAKARTA, iNews.id - Mabit di Muzdalifah merupakan salah satu kegiatan dalam pelaksanaan ibadah haji. Namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan mabit?
Arti Mabit
Menurut bahasa, mabit berarti bermalam. Secara istilah, arti mabit di Muzdalifah adalah jemaah bermalam di Muzdalifah untuk memenuhi ketentuan manasik haji.
Mabit di Muzdalifah ini dilakukan setelah jemaah melakukan wukuf di Arafah. Pada tanggal 9 Zulhijjah, setelah matahari terbenam, jemaah mulai meninggalkan Arafah untuk menuju Muzdalifah.
Muzdalifah atau disebut juga al-masyar al haram adalah sebuah tempat yang berada di dekat Mina. Hal ini tercermin dari penamaan Muzdalifah yang berasal dari kata izdilf yang berarti al-iqtirb (mendekat) atau al-ijtim (berkumpul). Jarak Muzdalifah hanya sekitar 2 kilometer ke Mina.
Lantas, apa hikmah mabit di Muzdalifah?
Pada saat mabit di Muzdalifah ini, jemaah dapat berkontemplasi, bertafakur, dan melakukan tadabur guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Beberapa amalan yang dianjurkan adalah membaca talbiyah, zikir, istighfar, membaca Alquran, dan berdoa.
Di sinilah dulu Nabi Muhammad SAW pernah pula bermalam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan terus berzikir kepada-Nya. Mengutip buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia 1444 H/2023 M, jemaah yang beraktivitas di Muzdalifah ini seperti pasukan tentara yang menyiapkan tenaga dan senjata untuk berperang melawan musuh manusia, yaitu setan yang terkutuk.
Apa yang Dilakukan di Muzdalifah?
Selain itu, jemaah juga disunnahkan untuk mengambil sedikitnya tujuh butir kerikil di Muzdalifah. Batu kerikil tersebut nantinya akan digunakan oleh jemaah untuk melontar Jamrah Aqabah di Mina pada keesokan harinya.
Mabit di Muzdalifah boleh dilakukan meski hanya sebentar atau sesaat. Asalkan, keberadaan jemaah di Muzdalifah melewati tengah malam. Oleh karena itu, lamanya jemaah melakukan mabit di Muzdalifah minimal sampai lewat tengah malam.
Setelahnya, jemaah diperbolehkan untuk bergerak menuju Mina. Menurut sebagian besar ulama, mabit di Muzdalifah hukumnya wajib. Sedangkan ulama lainnya menyatakan hukum mabit di Muzdalifah adalah sunnah.
Apabila jemaah haji tidak dapat melakukan mabit di Muzdalifah karena uzur syari, seperti sakit, mengurus orang sakit, tersesat jalan, dan lain sebagainya, mereka tidak diwajibkan untuk membayar dam. Begitu pula jemaah yang sedang mabit di Muzdalifah kemudian harus dirujuk dan dirawat di rumah sakit karena kondisinya, ia juga tidak terkena dam.
Demikian arti mabit dan cara melaksanakannya. Semoga bisa menambah pengetahuan kita ya!