Sejarah Lapangan Banteng dari Zaman Penjajahan Belanda: Dulunya Terdapat Tugu Kemenangan Belanda atas Prancis
JAKARTA, iNews.id - Tak banyak orang tahu mengenai sejarah lapangan Banteng. Padahal, lapangan tersebut menyimpan banyak kisah dari zaman penjajahan Belanda hingga Indonesia merdeka.
Kini, lapangan yang terletak di Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta itu menjadi salah satu destinasi warga Jakarta dan turis. Di sana, terdapat Monumen Pembebasan Irian Barat yang berdiri tegak serta taman dan pertunjukan air menari yang selalu menyedot perhatian pengunjung.
Adapun sejarah panjang lapangan Banteng dari masa kolonialisme sampai Indonesia merdeka adalah sebagai berikut.
Sejarah Lapangan Banteng
Dilansir dari situs Jakarta Tourism, Rabu (5/4/2023), lapangan Banteng sudah berfungsi sejak masa pendudukan Belanda. Namun, lapangan ini dulunya bernama Waterlooplein atau Lapangan Waterloo.
Disebut Waterlooplein karena terdapat tugu berbentuk singa di lapangan tersebut yang menjadi peringatan kemenangan Belanda atas Prancis di Waterloo, Belgia pada 1815. Sementara itu, tugu yang dimaksud didirikan oleh pemimpin selanjutnya di Hindia Belanda pada tahun 1828.
Tak hanya difungsikan sebagai tempat berdirinya patung singa, lapangan itu juga kerap digunakan oleh bangsawan Belanda untuk pamer kereta kuda. Pada masa itu, Waterlooplein sangat ramai dikunjungi oleh banyak orang.
Berpuluh-puluh tahun kemudian atau pada 1876, terdapat patung lain berbentuk seorang pendiri kota Batavia yang dibangun oleh pemerintah Belanda. Patung itu sengaja didirikan dalam rangka memperingati 257 tahun Jayakarta yang berhasil ditaklukkan oleh pendiri Batavia.
Lalu pada tahun 1942, dimana Belanda menyerah pada Jepang, seluruh patung yang ada di lapangan Banteng dihancurkan. Hal itu lantaran Jepang tak ingin ada sisa-sisa kejayaan apapun yang dilakukan oleh Belanda di Indonesia.
Sejak saat itu, tak ada patung apapun di lapangan Waterloo. Namun pada 17 Agustus 1963, dibangunlah Monumen Pembebasan Irian Barat oleh Presiden Soekarno untuk mengenang para pejuang Tri Komando Rakyat (Trikora) yang berhasil membebaskan Irian Barat dari Belanda.
Monumen tersebut berbentuk patung di yang berdiri tegak dengan kedua tangan direntangkan dan kedua kaki yang seolah lepas dari borgol. Mimik patung yang terbuat dari perunggu itu bak berteriak menyerukan kebebasan.
Hingga kini, patung tersebut masih bisa dijumpai di lapangan Banteng.
Lantas, mengapa nama lapangan Waterloo berubah menjadi lapangan Banteng?
Sebelum didirikan patung trikora seberat 8 ton, lapangan itu memiliki banyak nama. Akan tetapi, nama yang paling umum adalah \'Lapangan Singa\' karena dulunya terdapat patung singa di tempat tersebut.
Namun setelah Indonesia merdeka, Presiden Soekarno tak mau lagi menggunakan nama \'Singa\' karena terlalu identik dengan Belanda. Akhirnya, nama Banteng lah yang dipilih karena dianggap lebih mewakili Indonesia.