Mengapa Nyepi Tidak Boleh Menyalakan Lampu? Simak Penjelasannya
MENGUAK alasan mengapa saat perayaan Nyepi tidak boleh menyalakan lampu. Hari Raya Nyepi memang identik dengan suasana yang hening dan tenang. Itulah kenapa Bali yang mayoritas penduduk Hindu sangat sepi saat Hari Raya Nyepi .
Semua aktivitas di Bali berhenti total saat Nyepi dan umat Hindu larut dalam ritual ibadah yang hening untuk menemukan jati diri demi mendapatkan keseimbangan diri dan alam semesta sebagaimana tujuan Nyepi.
Bandara Ngurah Rai berhenti beroperasi selama 24 jam. Pasar, pertokoan, kafe, restoran, dan semua tempat wisata tutup. Layanan ATM juga dinonaktifkan.
Tidak boleh ada lalu lalang kendaraan di jalan dan tidak boleh keluar rumah tanpa kebutuhan mendesak. Jalanan sangat sepi.
Suasana makin lengang karena listrik juga harus padam selama perayaan Nyepi.
Ketut Wiriyanto, seorang warga Hindu mengatakan bahwa listrik wajib dipadamkan saat Nyepi sebagai simbol dalam melawan nafsu duniawi.
Dengan listrik padam maka suasana akan sunyi dan hening, orang-orang akan lebih mudah mendapatkan keseimbangan diri dengan alam.
John Sugiharto, warga Bali mengatakan bahwa listrik sengaja dipadamkan saat Nyepi agar tercipta suasana hening sehingga orang mudah menginstrospeksi diri.
"Ini merupakan hari untuk meditasi, puasa, berada di rumah, dan intropeksi diri selama setahun kebelakang," kata Sugiharto seperti dikutip dari The Guardian.
Dalam ritual Nyepi ada sejumlah pantangan atau larangan yang harus diikuti oleh umat Hindu, salah satunya adalah Amati Geni yakni tidak menyalakan benda elektronik ataupun api selama 24 jam.
Selama 24 jam, tidak ada aktivitas yang berkaitan dengan listrik atau api, bahkan internet sebagai bentuk simbolis melawan hawa nafsu duniawi.