Mengenal Pawai Ogoh-Ogoh, Perayaan Menjelang Hari Raya Nyepi yang Sarat akan Makna
Menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1945 pada 22 Maret 2023, masyarakat Hindu menjalankan sejumlah prosesi dan ritual. Salah satu prosesi menjelang Nyepi adalah Pawai Ogoh-ogoh.
Ogoh-ogoh berwujud boneka raksasa yang diarak keliling desa pada saat menjelang malam sebelum Hari Raya Nyepi dengan diiringi alunan gamelan Bali. Patung atau boneka Ogoh-ogoh ini menjadi simbolisasi unsur negatif, sifat buruk, dan kejahatan yang ada di sekeliling kehidupan manusia. Menjadi salah satu pesta rakyat dan budaya turun-temurun, Ogoh-ogoh seringkali digelar di berbagai wilayah di Indonesia, terutama Bali.
Pawai Ogoh-ogoh memiliki makna dan nilai filosofis yang kuat. Setelah diarak keliling desa, Ogoh-ogoh nantinya akan dibakar atau di-pralina. Prosesi pembakaran Ogoh-ogoh dimaknai sebagai upaya pemusnahan kejahatan yang disimbolkan dengan buta kala di muka bumi.
Dalam ajaran Hindu Dharma, Bhuta Kala merepresentasikan kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Dalam perwujudan patung yang dimaksud, Bhuta Kala digambarkan sebagai sosok yang besar dan menakutkan, biasanya dalam wujud Raksasa.